BLOG NAME || Artikel: BAB II SEMPROL
Share Gan:
Di Posting Oleh , Pada 11.54 dan 0 komentar
Share Gan:
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR,
DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Landasan Teori
- Deskripsi Hasil Belajar IPA
a.
Pengertian belajar
Menurut
Morgan, (2009 : 3) menyatakan bahwa:
”belajar adalah
perubahan prilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman”. jadi
belajar merupakan proses dalam menginput dari suatu pengalaman.
Menuru
Suryabrata (2004:235) menyatakan bahawa:
“1) Bahwa belajar itu membawa perubahan ( dalam
arti behavioral changes, actual maupun potensial; 2) Bahwa perubahan itu pada
pokoknya adalah didapatkanya kecakapan baru; 3) Bahwa perubahan terjadi karena
usaha( dengan sengaja)”.
Jadi
belajar merupakan refleksi dari suatu pengalaman untuk arah yang lebih baik.
Menurut
Gagne (2012:2) menyatakan bahwa:
“belajar
adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui
aktivitas,perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses
pertumbuhan seseorang secara alamiah.
Jadi proses pertumbuhan seseorang akan
membentuk kematangan dalam sebuah tindakan.
Sedangkan menurut Reber yang dikutip
oleh Sobur (2009:235) menyatakan bahwa:
“proses belajar itu sendiri adalah cara-cara
atau langkah-langkah yang memungkinkan timbulnya beberapa perubahan serta
tercapainya hasil tertentu”. Dalam hal ini proses belajar merupakan
tahapan-tahapan yang dilalui siswa yang akan mempengaruhi perubahan cara berpikir
dan tingkah laku siswa tersebut.
Jadi belajar merupakan proses melalui
tahapan-tahapan tertentu untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari
sebelumnya.
Menurut Yamin (2005:87) menyatakan
bahwa:
“Seseorang belajar tidak ditentukan
oleh kekuatan yang datang dari dalam dirinya, atau oleh stimulus-stimulus yang
datang dari lingkungan, akan tetapi merupakan interaksi timbal balik dari
determinan-determinan individu dan determinan-determinan lingkungan”.
Jadi belajar pada dasarnya interaksi
timbal balik dari determinan-determinan individu dan determinan-determinan
lingkungan tidak hanya ditentukan oleh stimulus atau kekuatan yang dating dari
dirinya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses yang dilakukan oleh manusia
dalam interaksi aktif dengan lingkungan untuk menghasilkan suatu perubahan yang
relatif menetap dan membekas dalam diri seseorang. Demikian halnya dengan
belajar IPA, di dalam diri siswa akan terjadi perubahan jika didukung oleh
lingkungan yang kondusif, yaitu lingkungan yang memungkinkan siswa dapat saling
berinteraksi dengan baik.
b. Pengertian
Hasil Belajar
Belajar
adalah proses perubahan tingkah laku, maka perubahan tingkah laku yang
diharapkan dari proses belajar disebut hasil belajar. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sumiati (2009:38) menyatakan bahwa:
“belajar dapat diartikan sebagai
proses perubahan perilaku. Jadi perubahan perilaku adalah hasil belajar.”
Menurut
Dimyati dan Mudjiono (1999:250-251) dalam situs (http://indramunawar.blogspot.com 28 April 2013. pukul 16.15) mengungkapkan bahwa:
“hasil belajar merupakan hal yang
dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru”.
Dari
sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik
bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Sedangkan dari sisi guru hasil
belajar sebagai alat ukur, apakah siswa telah mengusai materi yang telah
dipelajarinya.
Menurut
Ahmadi (2001:120) menyatakan bahwa: “kematangan-kematangan adalah proses dimana
tingkah laku dimodifikasi sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan
struktur serta fungsi-fungsi jasmani”. jadi kematangan merupakan perubahan
secara fisik yang dipengaruhi oleh semakin bertambahnya usia individu tersebut.
Sedangkan
menurut Reber yang dikutip oleh Sobur (2009:235) menyatakan bahwa: “proses
belajar itu sendiri adalah cara-cara atau langkah-langkah yang memungkinkan
timbulnya beberapa perubahan serta tercapainya hasil tertentu”. Jadi proses
belajar merupakan tahapan-tahapan yang dilalui siswa yang akan mempengaruhi
perubahan cara berpikir dan tingkah laku siswa tersebut.
Dengan demikian apabila proses tersebut berjalan dengan
baik, kelak akan memberikan hasil, yang kita sebut hasil belajar. Sobur
(2009:235) menyatakan bahwa: “ hasil belajar itu tidak akan bisa dicapai jika
dalam diri kita sendiri tidak terjadi proses belajar”. Oleh karena itu untuk
mengukur seberapa besar hasil belajar dapat dilihat dari seberapa besar
penguasaan konsep yang ia miliki dan kemampuan dalam menyelesaikan soal-soal
yang diberikan.
Dalam
pembelajaran yang terjadi di sekolah, guru adalah pihak yang paling bertanggung
jawab atas hasilnya. Menurut Purwanto (1995:89) bahwa, “hasil dari pekerjaan
mendidik tidak hanya ditentukan oleh kehendak si pendidik sendiri, tetapi juga
ditentukan oleh banyak faktor lain”. Selain guru dibekali ilmu sebagai
pendukung tugasnya, untuk mengevaluasi hasil belajar siswa, dalam hal ini guru
juga bertugas mengukur apakah siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajarinya
atas bimbingan guru sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.
Keefektifan
pengalaman belajar dalam mencapai hasil belajar yang optimal dapat diketahui
dengan penilaian. Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai
terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu.
Sedangkan penilaian proses belajar adalah upaya memberi nilai terhadap kegiatan
belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai
tujuan-tujuan pengajaran.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada siswa setelah
mendapatkan pengetahuan dan informasi baru dari hasil proses belajar melalui
pengalaman dan latihan.
c.
Kemampuan berpikir kreatif siswa
LTSIN
(2001):”secara khusus mendefinisikan berfikir kreatif adalah “creative thinking
is the process which we use when we come up with a new idea. It is the merging
of ideas which have not been merged before”. LTSIN menyatakan bahwa berfikir kreatif
adalah proses (bukan hasil) untuk menghasilkan ide baru dan ide itu merupakan
gabungan dari ide-ide yang sebelumnya belum disatukan.
Kepekaan berfikir kreatif dapat diukur
dengan indikator-indikator yang telah ditentukan para ahli, salah satunya
menurut Torrance. Menurut Torrance kemampuan berfikir kreatif terbagi menjadi
tiga hal, yaitu :
1.
Fluency (kelamcaran), yaitu menghasilkan banyak ide dalam berbagai
kategori/ bidang.
2.
Originality (Keaslian), yaitu memiliki ide-ide baru untuk memecahkan persoalan.
3.
elaboration (Penguraian), yaitu kemampuan memecahkan masalah secara detail.
Menurut (Infinite Innovation Ltd, 2001).
Menyatakan bahwa;
“Berpikir kreatif dapat juga dipandang sebagai
suatu proses yang digunakan ketika seorang individu mendatangkan atau
memunculkan suatu ide baru. Ide baru tersebut merupakan gabungan ide-ide
sebelumnya yang belum pernah diwujudkan”.
Sedangkan menurut jhonson (2002)
menyatakan bahwa:
“Berpikir
kritis adalah suatu kemampuan untuk bernalar (to reason) dalam suatu cara yang
terorganisasi. Berpikir kreatif merupakan suatu aktifitas mental yang
memperhatikan keaslian dan wawasan (ide). Berpikir kreatif sebagai lawan dari
berpikir destruktif, melibatkan pencarian kesempatan untuk mengubah sesuatu
menjadi lebih baik. Berpikir kreatif tidak secara tegas mengorganisasikan
proses, seperti berpikir kritis. Berpikir kreatif merupakan suatu kebiasaan
dari pemikiran yang tajam dengan intuisi, menggerakkan imaginasi, mengungkapkan
kemungkinan-kemungkinan baru, membuka selubung ide-ide yang menakjubkan dan
inspirasi ide-ide yang tidak diharapkan. Pengertian ini membedakan dengan tegas
berpikir kreatif dan berpikir kritis”.
Berpikir kreatif merupakan suatu sintesis
antara berpikir lateral dan vertikal yang saling melengkapi. Pengertian ini
menyebutkan bahwa dalam berpikir kreatif melibatkan berpikir logis ataupun
analitis sekaligus intuitif, seperti pada pandangan kedua dalam pengertian
berpikir kreatif.
Menurut (Munandar, 2004:25). Menyatakan bahwa;
“Kreativitas
pada intinya merupakan kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai
kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam
pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru
antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya”.
Jadi dari pendapat para ahli di atas dapat
generelasasikan bahwa maka berpikir kreatif dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan mental yang digunakan seorang untuk membangun ide atau gagasan yang
baru. berpikir kreatif merupakan output dari proses
pengalaman yang didapat dan mengembangkan konsep- konsep yang telah ada untuk
mennciptakan hal – hal yang baru.
d.
Pengertian IPA
IPA atau
Ilmu Pengetahuan Alam dari segi istilah
dapat diartikan sebagai ilmu yang berisi pengetahuan alam. Ilmu artinya
pengetahuan yang benar, yaitu bersifat rasional dan obyektif. Pengetahuan alam
adalah pengetahuan yang berisi tentang alam semesta dan segala isinya. Jadi, menurut Hendro Darmodjo dan Jenny R. E.
Kaligis (1992: 3) ” IPA adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang
alam semesta dan segala isinya”.
Menurut Menurut
Patta Bundu (2006 : 9):
“IPA biasanya disebut dengan kata “Sains” yang
berasal dari kata Natural science”.Natural
artinya alamiah dan berhubungan dengan alam, sedangkan science artinya ilmu pengetahuan. Penggunaan kata
“Sains”Sebagai IPA berbeda dengan pengertian
sosial science, educational science, political science, dan penggunaan kata science
yang lainnya.
Menurut Nash dalam Hendro Darmodjo dan Jenny R. E. Kaligis (1992: 3) menyatakan
bahwa:
“IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati
alam. Cara atau metode tersebut harus bersifat analitis, lengkap, cermat, serta
menghubungkan antara fenomena dengan fenomena yang lain. Metode tersebut dapat
membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang diamatinya itu. Metode
tersebut adalah metode berpikir ilmiah”.
Menurut
Abruscato, Joseph dan Derosa, Donald A (2010:6) menyatakan bahwa IPA adalah:
“Science
is the name we give to group of process
through which we can systematically gather information about the natural world.
Science is also the knowledge gathered through the use of such process.
Finally, science is characterized by those values and attitudes processed by
people who use scientific process to gather knowledge.”
Menurut Patta
Bundu (2006: 11) menyatakan bahwa ;
“Sains secara garis besar atau pada hakikatnya IPA
memiliki tiga komponen, yaitu proses ilmiah, produk ilmiah, dan sikap
ilmiah. Proses ilmiah adalah suatu
kegiatan ilmiah yang dilaksanakan dalam rangka menemukan produk ilmiah. Proses
ilmiah meliputi mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, merancang, dan
melaksanakan eksperimen. Produk ilmiah
meliputi prinsip, konsep, hukum, dan teori. Produk ilmiah berupa pengetahuan-pengetahuan alam yang telah
ditemukan dan diuji secara ilmiah. Sikap
ilmiah merupakan keyakinan akan nilai yang harus dipertahankan ketika mencari
atau mengembangkan pengetahuan baru. Sikap ilmiah meliputi ingin tahu,
hati-hati, obyektif, dan jujur”.
Dari penjelasan
di atas dapat disimpulkan bahwa IPA menurut hakikatnya adalah suatu cara untuk
memperoleh pengetahuan baru yang berupa produk ilmiah dan sikap ilmiah melalui
suatu kegiatan yang disebut proses ilmiah. Siapapun yang akan mempelajari IPA
haruslah melakukan suatu kegiatan yang disebut sebagai proses ilmiah. Seseorang
dapat menemukan pengetahuan baru dan menanamkan sikap yang ada dalam dirinya
melalui proses ilmiah tersebut.
2. Deskripsi Model
Pembelajaran Inkuiri
a. Pengertian model
pembelajaran
Model pembelajaran adalah Suatu bentuk tiruan (Replika) dari suatu
benda yang sesungguhnya, dengan kata lain model pembelajaran merupakan Suatu contoh konseptual atau prosedural dari
suatu program,sistem, atau proses yang dapat dijadikan acuan atau pedoman dalam
mencapai tujuan.
Menurut Richey (1994) model pembelajaran bersifat prosudural, yakni
mendeskripsikan bagaimana melakukan tugas – tugas, atau bersifat konsisten
dalam melakukan pembelajaran.
Menurut Joyce dan Weil (2000:13) mengemukakan bahwa;
“model pembelajaran merupakan
deskripsi dari lingkungan belajar yang menggambarkan perencanaan kurikulum,
kursus-kursus, rancangan unit pembelajaran, perlengkapan belajar, buku-buku
pelajaran, program multi media, dan bantuan belajar melalui program computer”.
Jadi model pembelajaran merupakan elemen dasar perenacanaan
komferhensif dar tujuan pembelajaran
yang akan di capai.
Sedangkan menurut (Syaiful
Sagala, 2005) mengemukakan bahwa;
“kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan
berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam
merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar”.
Jadi model pembelajaran merupakan rancangan konsep yang digunakan oleh guru yang bersifat sistematis dalam
upaya memberikan pembelajaran yang maximum pada peserta didik.
Menurut Eli Rohaeti (2010 ) menyatakan bahwa :
“Model pembelajaran
adalah suatu pola yang akan menerangkan proses menyebutkan dan menhasilkan
lingkungan belajar tertentu sehingga peserta didik dapat berinteraksi yang
selanjutnya berakibat terjadinya perubahan tingkah laku peserta didik khusus,
model pembelajaran dapat berorientasi pada interaksi social,pemrosesan informasi,
pengembangan kepribadian dan modifikasi tingkah laku”.
Jadi
model pembelajaran konseptual atau
prosedural dari suatu program,sistem, atau proses yang dapat dijadikan acuan
atau pedoman dalam mencapai tujuan yang berorirntasi pada perubahan tingkah
laku peserta didik baik dari aspek kognitif psikomotorik ataupun afektif yang
lebih baik dari sebelumnya.
b.
Pengertian Model
Pembelajaran Inkuiri
Menurut schmidit (2003 ) mengemukan
bahwa;
“inkuiri berasal dari bahasa inggris
inquiry yang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban
terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukan. Pernyataan ilmiah adalah pertanyaan
yang dapat mengarahkan kepada kegiatan penyelidikan terhadap object pertanyaan”.
Sedangkan menurut hardian (2010:1) mengemukakan
bahwa;
“model pembelajaran inkuiri berasal
dari kata to inquire yang berarti ikut serta, atau terlibat, dalam
mengajukan pertanyaan – pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan
penyelidikan dengan kata lain”.
Jadi inkuiri adalah
proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi
dan eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap
pertanyaan- pertanyaan atau rumusan – rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan
berpikir logis.
Menurut W.Gellu (
dalam Trianto,2007:109) menyatakan bahwa
“Inkuiri merupakan
suatu rangkaian belajar yang melibatkan secara maximal seluruh kemampuan siswa
untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis,kritis,logis,dan analisis
sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya
diri”.
Sedangkan menurut Qemar Hamalik ( dalam suryati
dkk,2008:22) menyatakan bahwa:
“Inkuri adalah suatu
strategi yang berpusat pada siswa ( student centre) dimana kelompok – kelompok
siswa kedalam suatu persoalan atau mencari suatu jawaban terhadap pertanyaan –
pertanyaan di dalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara
jelas”.
Wina Sanjaya
(2008 :196) mendefinisikan bahwa :
Metode inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan
pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan
sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu
sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab anatara guru dan siswa.
Amri dan amadi (2010-103) menyimpulkan bahwa inkuiri merupakan suatu
proses yang ditempuh siswa untuk memecahlan masalah yang diberikan guru.
Dari beberapa
pengertian tentang model pembelajaran inkuiri di atas dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran inkuiri adalah suatu proses mencari tahu jawaban terjadap
pertanyaan yang diajukan yang mengarah pada kegiatan penyelidikan dan menemukna
sendiri jawaban dari masalah yang diajukan
1)
Tahapan pembelajaran
inkuiri
Fase
|
Perilaku Guru
|
|
Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan masalah dituliskan
di papan. Guru membagi siswa dalam kelompok.
|
|
Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk curah pendapat dalam
membentuk hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang
relevan dengan permasalahan dan memproiritaskan hipotesis mana
yang menjadi prioritas penyelidikan.
|
|
Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah
yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan . Guru membimbing siswa
mengurutkan langkah-langkah percobaan
|
|
Guru membimbing siswa mendapatkan informasi melalui percobaan
|
|
Guru memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk menyampaikan hasil
pengolahan data yang terkumpul.
|
|
Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.
|
2)
Keunggulan dan
kelemahan model pembelajaran inkuiri.
a)
keunggulan
1. Strategi Pembelajaran Inkuiri merupakan strategi pembelajaran
yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih
bermakna.
2. Strategi Pembelajaran Inkuiri dapat memberikan ruang kepada
siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
3. Strategi Pembelajaran Inkuiri merupakan strategi yang dianggap
sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang mengaggap belajar
adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman
4. Strategi pembelajaran ini
dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.
Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh
siswa yang lemah dalam belajar.
b)
Kelemahan model Pembelajaran
Inkuiri
1.
Jika Strategi Pembelajaran Inkuiri
digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan
dan keberhasilan siswa.
2.
Strategi ini sulit dalam
merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam
belajar.
3.
Kadang-kadang dalam
mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru
sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan. d. Selama kriteria
keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi
pelajaran, maka Strategi Pembelajaran Inkuiri akan sulit diimplementasikan oleh
setiap guru.
3) Prosedur Model Pembelajaran Inkuiri
Secara umum
proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dapat
mengkuti langkah-langkah sebagai berikut (Wina Sanjaya, 2007 : 201 – 205) :
1. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk
membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru
mengondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran, guru merangsang
dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi
merupakan langkah yang penting, keberhasilan model ini sangat tergantung pada
kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan
masalah. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi adalah :
o
Menjelaskan
topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa
o
Menjelaskan
pokok-pokok kegiatan yang dilakukan oleh
siswa untuk mencapai tujuan.
o
Menjelaskan
pentingnya topik dan kegiatan belajar.
2. Merumuskan
masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah
membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang
disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan
teka-teki itu. Teka-teki yang menjadi masalah dalam berinkuiri adalah teka-teki
yang mengandung konsep yang jelas yang harus dicari dan ditemukan. Beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah, diantaranya;
o
Masalah
hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. Guru hanya memberikan topik yang akan
dipelajari, sedangkan bagaimana rumusan masalah yang sesuai dengan topik yang
telah ditentukan sebaiknya diserahkan kepada siswa.
o
Masalah yang
dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti. Artinya,
guru perlu mendorong agar siswa dapat merumuskan masalah yang menurut guru
jawaban sebenarnya sudah ada, tinggal siswa mencari dan mendapatkan jawabannya
secara pasti.
o
Konsep-konsep
dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh
siswa. Artinya, sebelum masalah itu dikaji lebih jauh melalui proses inkuiri,
guru perlu yakin terlebih dahulu bahwa siswa sudah memiliki pemahaman tentang
konsep-konsep yang ada dalam rumusan masalah.
3. Merumuskan
hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari
suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara hipotesis
perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara guru untuk mengembangkan kemampuan
menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai
pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara
atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu
permasalahan yang dikaji.
4. Mengumpulkan
data
Mengumpulkan data adalah aktivitas
menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
Dalam model pembelajaran ini mengumpulkan data merupakan proses mental yang
sangat penting dalam pengembangan intelektual. Tugas dan peran guru dalam
tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa
untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
5. Menguji
hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses
menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi
yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji
hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yag diberikan.
Menguji hipotesis berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya,
kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan
tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
6. Merumuskan
kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses
mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
Merumuskan kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran.
Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada
siswa data mana yang relevan.
c.
Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing atau latihan
inkuiri berasal dari suatu keyakinan bahwa siswa memiliki kebebasan dalam
belajar. Model pembelajaran ini menuntut partipasi aktif siswa dalam inkuiri
(penyelidikan) ilmiah. Siswa memiliki keingintahuan dan ingin berkembang.
Inkuiri terbimbing menekankan pada sifat-sifat siswa ini, yaitu memberikan
kesempatan pada siswa untuk bereksplorasi dan memberikan arah yang spesifik
sehingga area-area baru dapat tereksplorasi dengan lebih baik.
Tujuan umum dari model inkuiri terbimbing adalah
membantu siswa mengembangkan keterampilan intelektual dan
keterampilan-keterampilan lainnya, seperti mengajukan pertanyaan dan menemukan
(mencari) jawaban yang berawal dari keingintahuan mereka (Agung, 2009)
Model pembelajaran latihan inkuiri dikemukan oleh
Richard Suchman (Jannah, 2008), ia menginginkan siswa untuk bertanya mengapa
suatu peristiwa terjadi, kemudian siswa melakukan kegiatan, mencari jawaban,
memproses data secara logis, sampai akhirnya siswa mengembangkan strategi
pengembangan intelektual yang dapat digunakan untuk menemukan mengapa suatu
fenomena bisa terjadi.
Pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu suatu model
pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau
petunjuk cukup luas kepada siswa. Sebagian perencanaannya dibuat oleh guru,
siswa tidak merumuskan problem atau masalah. Dalam pembelajaran inkuiri
terbimbing guru tidak melepas begitu saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
siswa. Guru harus memberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa dalam
melakukan kegiatan-kegiatan sehingga siswa yang berifikir lambat atau siswa
yang mempunyai intelegensi rendah tetap mampu mengikuti kegiatan-kegiatan yang
sedang dilaksanakan dan siswa mempunyai tinggi tidak memonopoli kegiatan oleh
sebab itu guru harus memiliki kemampuan mengelola kelas yang bagus.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Kuhithau dan Carol
(2006), yang menjelaskan bahwa inkuiri terbimbing memiliki 6 karakateristik
yaitu :
1.
Siswa belajar dengan
aktif dan memikirkan sesuatu berdasarkan pengalaman
2.
Siswa belajar dengan
aktif membangun apa yang telah diketahuinya
3.
Siswa mengembangkan
daya piker yang lebih tinggi melalui petunjuk atau bimbingan pada proses
belajar
4.
Perkembangan siswa
terjadi pada serangkaian tahap
5.
Siswa memliki cara
belajar yang berbeda satu sama lainnya
6.
Siswa belajar
melalui interaksi sosial dengan lainnya
Inkuiri terbimbing biasanya digunakan terutama bagi
siswa-siswa yang belum berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri.. Pada
tahap-tahap awal pengajaran diberikan bimbingan lebih banyak yaitu berupa
pertanyaan-pertanyaan pengarah agar siswa mampu menemukan sendiri arah dan
tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang
disodorkan oleh guru. Pertanyaan-pertanyaan pengarah selain dikemukakan
langsung oleh guru juga diberikan melalui pertanyaan yang dibuat dalam
LKS.
Oleh sebab itu LKS dibuat khusus untuk membimbing siswa
dalam melakukan percobaan dan menarik kesimpulan. Seperti halnya siswa SMP lebih
cocok apabila diberikan pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing karena
mereka masih dalam tarap baru mengenal pembelajaran dengan model inkuiri ini.
Dalam model pembelajaran inkuiri terbimbing, penyajian pelajaran diawali
dengan penjelasan suatu peristiwa yang penuh teka-teki. Siswa secara individu
akan termotivasi menyelesaikan teka-teki yang dihadapkan pada mereka dan
membimbing mereka kepada suatu pencarian dan penyelidikan secara disiplin.
d. Model
Pembelajaran Inkuiri Bebas Terbimbing
Pendekatan ini merupakan kolaborasi atau
modifikasi dari dua pendekatan inkuiri sebelumnya, yaitu: pendekatan inkuiri
terbimbing dan pendekatan inkuiri bebas. Meskipun begitu permasalahan yang akan
dijadikan topik untuk diselidiki tetap diberikan atau mempedomani acuan
kurikulum yang telah ada. Artinya, dalam pendekatan ini siswa tidak dapat
memilih atau menentukan masalah untuk diselidiki secara sendiri, namun siswa
yang belajar dengan pendekatan ini menerima masalah dari gurunya untuk
dipecahkan dan tetap memperoleh bimbingan. Namun bimbingan yang
diberikan lebih sedikit dari Inkuiri terbimbing dan tidak terstruktur.
Dalam pendekatan inkuiri jenis ini
guru membatasi memberi bimbingan, agar siswa berupaya terlebih dahulu secara
mandiri, dengan harapan agar siswa dapat menemukan sendiri penyelesaiannya.
Namun, apabila ada siswa yang tidak dapat menyelesaikan permasalahannya, maka
bimbingan dapat diberikan secara tidak langsung dengan memberikan contoh-contoh
yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi, atau melalui diskusi dengan
siswa dalam kelompok lain.
Sedangkan menurut W.R Romey (1968) membedakan inkuiri
menjadi dua tingkat, yaitu :
(a) Inkuiri dengan aktivitas terstruktur.
Dalam inkuiri dengan “Aktivitas terstruktur”
siswa memperoleh petunjuk-petunjuk lengkap yang mengarahkan pada prosedur yang
didesain untuk memperoleh sesuatu konsep atau prinsip tertentu.
(b) Inkuiri dengan aktivitas tidak terstruktur.
Dalam
inkuiri dengan “Aktivitas Tidak Terstruktur”, hanya terdapat penyajian masalah,
dan siswa secara bebas memilih dan menggunakan prosedur-prosedur masing-masing,
menyusun data yang diperolehnya, menganalisisnya dan kemudian menarik
kesimpulan.
3. Deskripsi Media Pembelajaran ICT (Information
Communication And Technologi).
a. Pengertian media pembelajaran.
Media
pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapay digunakan
untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, perhatian dan kemampuan atau
ketrampilan pebelajar sehingga dapat dapat mendorong terjadinya proses belajar.
Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber lingkungan,
manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran.
Menurut Heinich
et.al dalam Daryanto (2010:4) menyatakan bahwa: “kata media merupakan bentuk
jamak dari kata medium. Medium didefinisikan sebagai perantara atau pengantar
terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima”.
Rossi dan Breidle dalam Sanjaya (2010:163)
mengemukakan bahwa :”media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang
dapat dipakai untuk tujuan penidikan, seperti radio, televisi, buku, koran,
majalah, dan sebagainya”.
Sedangkan
menurut Briggs ( 2000) menyatakan bahwa; “ media pembelajaran adalah sarana
fisik unruk menyampaikan isi/ materi pembelajaran seperti buku,film,video dan
lain sebagainya”.
Sedangkan Oemar Hamalik ( 1996 ) mendefinisikan
bahwa ;
“Media sebagai teknik yang digunakan
dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi antara guru dan murid dalam proses
pendidikan dan pengajaran di sekolah. Media pembelajaran merupakan perantara
atau alat untuk memudahkan proses belajar mengajar agar tercapai tujuan
pengajaran secara efektif dan efisien”.
Ada beberapa jenis media pembelajaran,
diantaranya:
1)
Media visual: grafik,diagram,chart,poster,kartun,
komik
2)
Media audial : radio, tape, recorder.laborateruim
bahasa, dan sejenisnya.
3)
Projected still media : Over head Projector (OHP) in
focus dan sejenisnya.
4)
Prohected Motion Media : Film, Televisi,Video
(VCD,DVD,VTR) dan sejenisnya.
Tujuan
menggunakan media pembelajaran diantaranya:
1)
Memotivasi minat atau tindakan: untuk memnuhi fungsi
motivasi media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau
hiburan, hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para
siswa atau pendengar untuk tidak turut memikul tanggung jawab,melayani secara
sukarela,atau memberikan sumbangan material) pencapian tujuan ini akan
mempengaruhi sikap,nilai dan emosi.
2)
Menyajikan informasi : untuk tujuan informasi,media
pembelajaran dapat digunakan untuk penyajian informasu dihadapan sekelompok
siswa, isi dan bentuk penyajian bersifat umum, berfungsi sebagai
pengantar,ringkasan, laporan,atau pengetahuan latar belakang, penyajian data
pula berbentuk hiburan,drama,atau teknik motivasi.ketika mendengar atau
menonton bahan informasi para siswa bersifat pasif. Partisipasi yang diharapkan
dari siswa hanya terbatas pada persetujaun atau ketidaksetujuan mereka secara
mental,atau terbatas pada perasaan tidak/kurang senang,netral atau senang.
3)
Memberi instruksi ; media berfungsi sebagai intruksi
dimana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik
dalam benak ataupun mental dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran
dapat terjadi. Materi harus dirancnag secara lebih sistematis dan psikologis
dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar siap menyiapkan instruksi yang
efektif. Disamping memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi
kebutuhan perorangan siswa.
Menurut
Sadiman(2002:6).menyatakan bahwa ;
”Kata media berasal dari bahasa latin
dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti
perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi”
Dari
pendapat di atas dapat simpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat menyalurkan makna baik itu verbal maupun non verbal yang akan
merangsang pikiran, perasaan, dan motivasi siswa sehingga dapat mendorong
terciptanya proses belajar mengajar yang baik.
Hakikatnya
media belajar itu perlu dalam proses pembelajaran, namun kenyataannya
dilapangan banyak guru yang belum mampu memanfaatkan media pembelajaran yang
sudah ada, itu hanya perlu ada sikap representative guru dan memilih media
pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi
masing-masing. Media yang baik adalah media pembelajaran yang telah tersedia
dan bagaimana guru memberi makna pada media belajar sesuai dengan
karakterisitik siswa.
Adapun
tujuan menggunakan media pembelajaran yaitu mempermudah proses belajar
mengajar,meningkatkan efesiensi belajar mengajar,menjaga relevansi dengan
tujuan belajar,membantu konsentrasi siswa.
b. Penegertian media pembelajaran ICT (information
communication and technology).
Tekonologi
informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah
data,memproses,mendapatkan, menyususn, menyimpan, dan memanipulasi data dalam
berbagai cara untuk menghasilkan informasi, yaitu informasi yang relevan,
akurat dan dan tepat waktu.
Pada saat ini pembelajaran ICT di
lingkungan sekolah merupakan hal yang sangat penting karena semakin pesat
kebutuhan informasi dan komunikasi dalam
berbagai keperlulan siswa, ICT secara umum di artikan perangkat Komputerisasi
yang bisa mengakses webset banyak dimanfaatkan untuk meningkatkan hasil belajar
yang lebih baik.
Menurut ma’mur
asmani (2011:10) menyatakan bahwa ;
“ICT adalah
paying besar terminology yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memperoses
dan menyampiakan informasi, salah satu komponen ICT yaitu computer yang
digunakan untuk menerima,menyimpan,memproses,menampilkan data atau informasi.
Yang dimaksud computer meliputi hardware,software dan teknologi stroge (
penyimpanan)”.
Hal yang sama
juga dikemukakan Ariesto Hadi Sutopo (2102:1) menyatakan bahwa :
“ICT adalah
teknologi yang mencakupb seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyimpan
informasi. ICT / TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi
komunikasi”.
Menurut munir
(2008 : 16 ) menyatakan bahwa ;
“Teknologi
informasi menekankan pada pelaksana dan prosesan data
menangkap,mentranmisikan,menyimpan,mengambil,memanipulasi atau menampilkan data
dengan menggunkan perangkat-perangkat teknologi elektronik seperti computer,
sedangkan teknolgi komunikasi menekankan pada perangkat teknologi elekektronika
dan lebih menekankan pada aspek ketercapaian data proses komunikasi,sehingga
data dan informasi yang diolah dengan teknologi informasi harus memenuhi
kriteria komunikasi yang efektif ”.
Sedangkan
menurut Prof.Dr.Ir.Dodi Nandika,Ms menyatakan Bahwa:
“ICT adalah
medium proses pembelajaran, dimana guru dapat mengjar muird dapat belajar.
Medium untuk proses pembelajaran tersebut ada dalam bentuk seperti drill dan peralatan exercise, dalam simulasi
dan jaringan kerja pendidikan”.
Dan menurut
UNESCO (2002 :13) mentayakan bahwa :
“ Unit-init
khusus mencakup konsep-konsep ICT,pengunaan computer dan pengaturan
file,memprosesan kata,lembaran-lembaran,database-database, menciptakan
presentase – presntasi menemukan informasi dan berkomunikasi computer, issue –
issue social dan etika dan pekerjaan- pekerjaan yang mengunakan ICT”.
Dari pendapat para ahli di atas
dapat disimpulkan ICT merupakan teknologi sebgai media / alat bantu yang
mencakup seluruh peralatan tenis untuk memproses dan menyampikan informasi yang
salah satunya dengan menggunkan computer yang berupa hardware dan software
untuk menciptakan presantasi-presantasi agar memudahkan dalam proses belajar
mengajar dikelas.
c. Media ICT Menggunakan Aplikasi Power Point (PPT)
1)
Pandangan –
pandangan para ahli mengenai PowerPoint
Beberapa pandangan para ahli mengenai aplikasi
microscoft PowerPoint,misalnya,Macdoms (2009:1) menyatakan bahwa:
Microsoft powerpoint merupakan versi
baru dari Microsoft Office dengan perbuhan tampilan atau fitur yang lebih jauh
berbeda dengan microssoft Powerpoint juga memiliki beberapa fasilitas dan
fungsi otomatisasi tambahan yang makin memudahkan para penggunanya dalam
memformat dan memodifikasi presentasi sehingga tampak lebih professional.
Adapun
Blanche W.O’Bannon dan Kathleen Puckett (2007:224) menyatakan bahwa:
“Various software
packages have multimedia presentation (slideshow) capability,include AppleWork,
KidPix and microsoft powerpoint: these also accommate students vaying age
levels.all are capable of constructing linier presentations of information and
MS.PowerPoint can easily contructing nonlinear presentation eksternal link to more
information”.
Maksudnya adalah berbagai paket perangkat lunak (software)
memiliki kemapuan presentasi (slide) termasuk
AppleWork,KindPix,Delixe,dan Microsoft PowerPoint dapat dengan mudah membangun
presentai untuk document hypermedia dengan link internal dan eksternal untuk
informasi lebih lanjut.
Sanaky (2011:132) menyatakan bahwa:
“Microsoft PowerPoint
merupakan program untuk membuat presentasi yang dapat digunakan untuk membuat
program pembelajaran,sehingga program yang dihasilkan pun akan cukup menarik
dengan komposisi warna dan animasi yang digunakan”.
Hal ini dijelaskan lebih oleh Richard E Mayer (2009:2) mengatakan bahwa:
“Presntasi
PowerPoint yaitu dimana seseorang menyajikan slide dari computer yang
diproyeksikan kelayar yang lebih besar lalu membicarakan isi masing-masing slide”.
Kemudian Yudhi Munandi (2008:150) menyatakan Bahwa:
“Aplikasi PowerPoint yang digunakan oleh Microsoft Inc.Pemanfaatan
PowerPoint atau perangkat lunak lainnya
dalam presentasi menyebabkan kebagian presentasi menjadi lebih mudah, dinamis,
dan sangat menarik dengan berbagai perkembangan pada perangkat lunak dan
sejumlah perangkat perangkat keras penunjangnya besar pada trend metode
presentasi saat ini”.
Dari
pernyataan para ahli di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa Powerpoint
merupakan media pembelajaran berbasis ICT (information Communication and
Technology) diera digital saat ini sangat membantu dalam proses pebelajaran
untuk memotivasi siswa dalam memahami materi pembelajaran,didalam program
Microsoft PowerPoint mempermudahkan guru mengintegrasikan
teks,audio,grafik,video,animasi. Hal ini menyebabkan PowerPoint menjadi media
yang menarik.
2)
Kelebihan –
kelebihan Microsoft PowerPoint.
Menurut Yudhi
Munadi (2008:150) mengemukakan bahwa;
“ (1), mampu
menampilkan objek-objek yang sebenarnya tidak ada secara fisik dengan
imagery.secara kognitif pembelajaran dengan menggunakan mental imegary akan
menuingkatkan retensi siswa dalam mengingat materi-materi pelajaran,(2)
memiliki kemampuan dalam menggabungkan semua unsur media sperti
teks,video,animasi,image ,grafik dan sound menjadi satu kesatuan penyajian yang
terintegrasi,(3)memiliki kemampuan dalam mengakomodasi peserta didik sesuai
dengan modalitas belajarnya,terutama bagi mereka yang memilki type visual,audiotif,kinestetik,atau
lainnya.(4) mampu mengembnagkan materi pembelajaran terutama membaca dan
mendengarkan dengan mudah.”.
Sedangkan
Menurut Mustaqon (2012:192) kelebihan pembelajaran bebasis ICT (Information
Tecnologi And Communication) antara lain adalah :
ü Computer
bisa mengakomodasi keragaman modalitas belajar siswa.
ü Penyajian
materi lebih efektif dan efesien
ü Tampilan
lebih menarik karena bisa diakomodasikan sesuai denngan kebutuhan
ü Meningkatkan
minat siswa untuk belajar karena bisa menampilkan materi secara visual, audio,
dan kinestetik.
Dari
pernyataan di atas maka penulis simpulkan bahwa kelebihan- kelebihan powerpoint
yaitu :
ü Dapat
menarik minat peserta didik materi yang disampaikan dapat menggabungkan semua
insur media yang dilihat sekaligus bisa untuk didengar.
ü Dapat
mengakomodasi pesertab didik materi yang disampaikan guru dapat diserap banyak
oleh peserta didik sesuai modalitas belajarnya
3)
Prosedur
Pembuatan PowerPoint
Menurut Tang
Seng (2003:81-82) menyatakan bahwa :
Ada beberapa yang perlu perhatikan dalam
desain elemen multimedia:
(a)
Pemilihan jenis
huruf
Jenis huruf yang sebaiknya digunakan
adalah jenis Sans Serif seperti Times New Roman dan Arial. Untuk warna
huruf sebaiknya kontras dengan latar belakang, hal ini membuat lebih mudah
dilihat dan dibaca.dan ukuran huruf minimum 24 points dan sebaliknya tidak
lebih dari ukuran 12 points.
(b)
penggunaan
animasi dan video
Penggunaan animasi dan video dalam
pembelajaran berbasis computer dapat membantu siswa dalam belajar. Keuntungan
menggunakan animasi antara lain, dapat menggambarkan yang biasanya tidak
kelihatan contoh (pergerakan atom),penggunaan animasi-animasi sederhana untuk
menggambarkan simulasi lebih baik dari pada video, animasi memerlukan
ruang memori yang lebih kecil dari pada video clip. Keuntungan
menggunakan video adalah dapat menunjukan situasi yang nyata kepada siswa
sehingga siswa dapat melihat gambar yang terbaik.
(c)
Penggunaan warna
Pemilihan warna untuk tampilan visual
sangat penting sehingga tampilan yang dipilih dapat mengirimkan pesan kepada
siswa. Dua pertimbangan dalam pemilihan warna. Pertimbangan pertama adalah
warna yang dipilih dapat memberikan dampak yang selaras dibandingkan dengan
yang lain. Pertimbangan kedua adalah warna yang dipilih mempertimbangkan dampak
emosi dari warna.biru,hijau dan ungu adalah warna lembut,sedangkan orange dan
warna merah adalah warna hangat.
(d)
Penggunaan audio
Audio adalah salah satu media yang dapat
digunakan untuk meningkatkan hasil belajar, audio dapat digunakan untuk menarik
perhatian siswa,bahan tampilan didalam screen, menimalkan pesan yang ingin
disampaikan di dalam screen,mengumumkan peristiwa dan memotivasi siswa
Jadi dari pernyataan di atas di simpulkan
bahwa dengan menggunakan PowerPoint yang sesuai dengan Prosedur yang baik akan
menimbulkan kesan yang penting buat pembelajaran agar siswa dapat memahami
materi pembelajaran dengan baik.
d. Media ICT menggunakan Software Macromedia Flash 8
Dalam proses
belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Dalam
kegiatan tersebut ketidak jelasan bahan-bahan yang disampaikan dapat dibantu
dengan menghadirkan media sebagai perantara kerumitan bahan yang akan
disampaikan. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi mempengaruhi banyak sector
kehidupan guru yang bergelut di bidang pendidikan dan pengajaran juga tidak
luput dari pengaruh tersebut. Guru dituntut untuk mengikuti perkembangan
teknologi, terutema sekali teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang
berkembang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Apabila guru tidak mampu
mengikuti kecepatan perubahan teknologi, maka dikhawatirkan guru akan gagal
menjalankan fungsinya sebagai pengajar dan pendidik.Seiring dengan kemajuan
teknologi, ada banyak sarana dan prasarana yang membuat proses belajar mengajar
(PBM) jauh lebih menyenangkan bagi peserta didik. Ini mengakibatkan PBM yang
mengandalkan kapur dan papan tulis nampaknya akan semakin ditinggalkan tergilas
oleh kemajuan teknologi. Guru dalam kegiatan pengajarannya dapat memanfaatkan
leptop (computer jinjing) dan LCD proyektor dalam member materi pelajaran kepada
para siswanya. Melalui kecanggihan teknologi ini PBM pastinya akan menjadi jauh
lebih menarik. Dan, semakin kreatif guru dalam memanfaatkan teknologi, maka
akan semakin baik pula daya serap siswa terhadap materi pelajaran.
Menurut Yudhiantoro (2006:1)
menyatakan bahwa
“Macromedia Flash adalah
sebuah program yang ditujukan kepada para desaigner maupun programer yang
bermaksud merancang animasi untuk pembuatan halaman web, presentasi untuk
tujuan bisnis maupun proses pembelajaran hingga pembuatan game interaktif serta
tujuan-tujuan lain yang lebih spesifik”.
Menurut Riski Rahman J. (2008:5)
menyatakan bahwa
“Macromedia Flash adalah software
yang banyak dipakai oleh para profesional web karena kemampuannya yang
mengagumkan dalam menampilkan multimedia, menggabungkan unsur teks, grafis,
animasi, suara dan serta interaktivitas bagi pengguna program animasi
internet”.
Sedangkan menurut Astuti Salim
(2011:2) menyatakan bahwa :
“Macromedia Flash adalah
salah satu Future Splash Animator yang memudahkan pembuatan animasi pada
layar komputer dalam menampilkan gambar secara audiovisual dan lebih menarik”.
Macromedia
Flash juga dilengkapi dengan tool-tool (alat-alat)
untuk membuat gambar yang kemudian akan dibuat animasinya. Selanjutnya animasi
disusun dengan menggabungkan adegan-adegan animasi hingga menjadi movie.
Langkah terakhir adalah menerbitkan media tersebut ke media yang dikehendaki.
Macromedia
Flash adalah program yang bisa menghasilkan file kecil
(ringan) sehingga mudah diakses pada halaman web tanpa membutuhkan waktu loading
yang lama. Macromedia Flash menghasilkan file dengan ekstensi .flash.
Setelah file tersebut siap dimuat kehalaman web, selanjutnya file akan disimpan
dalam format .swf agar dapat dibuka tanpa menginstal perangkat lunak Flash,
tetapi cukup menggunakan Flash Player yang dipasang pada browser berbasis
Windows
Menurut Arno Prasetio
(2006: 9) menyatakan bahwa:
“Macromedia Flash
adalah
suatu software animasi yang dapat digunakan untuk mempermudah
penyampaian suatu konsep yang bersifat abstrak yang dalam penerapannya
menggunakan komputer dan media imager proyector. Software ini mempunyai
banyak keunggulan dibandingkan dengan software animasi lainnya di antaranya
adalah program yang berorientasi objek, mampu mendesain gambar berbasis vector,
kemampuannya menghasilkan animasi gerak dan suara dan dapat dipergunakan
sebagai software pembuat situs website, serta masih banyak
keunggulan lainnya dibandingkan dengan software animasi lain. Dengan
keunggulan dan kelebihan yang dimilikinya, Macromedia Flash Professional 8 sebagai
teknologi Audiovisual, mampu menghasilkan fitur-fitur baru yang dapat
dimanfaatkan dalam pendidikan”.
Menurut Wirawan Istiono (2006:13)
mengemukakan bahwa:
“Macriomedia
Flash adalah suatu program aplikasi berbasis vektor standar authoring tool
professional yang digunakan untuk membuat animasi dan bitmap yang sangat
menarik untuk membuat animasi logo, movie, game, menu interaktis, dan pembuatan
aplikasi-aplikasi web”.
Berdasarkan
penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Macromedia Flash 8 merupakan
software yang mampu menghasilkan presentasi, game, film, CD interaktif,
maupun CD pembelajaran, serta untuk membuat situs web yang interaktif, menarik,
dan dinamis. Dari uraian di atas, maka Macromedia Flash 8 cocok
digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA.
B. KERANGKA BERPIKIR
Pendidikan
IPA seharusnya dilaksanakan dengan baik dalam proses pembelajaran di sekolah,
mengingat pentingnya pelajaran tersebut seperti yang telah diungkapkan di atas.
Pembelajaran IPA dikatakan berhasil apabila semua tujuan pembelajaran yang
telah ditentukan dapat tercapai, yangterungkap dalam hasil belajar IPA. Namun
dalam kenyataannya, masih adasekolah-sekolah yang memiliki hasil belajar IPA
yang rendah karenabelummencapai standar ketuntasan yang telah ditentukan.
Namun Dalam kenyataan nya Hasil belajar IPA yang
didapatkan siswa masih rendah, hal ini ditunjukkan
pada nilai UAS semester gasal yang sebagian siswanya masih belum mencapai
standar kriteria ketuntasan minimal (KKM). Batas nilai KKM IPA yang telah
ditentukan adalah 6,5. Kenyataan dilapangan masih banyaknya siswa yang belum
tercapai KKM, bahkan dilihat dari kuantitasnya tapai kualitas komperhensif
pembelajaran IPA sangat rendah.
Model pembelajaran
yang digunakan oleh guru selama proses pembelajaran IPA berlangsung adalah
ceramah dan penugasan.. Hal tersebut menyebabkan pembelajaran IPA berlangsung
secara monoton atau kurang bervariasi. Pembelajaran yang berlangsung secara
monoton akan membuat siswa merasa bosan dan kurang memperhatikan pelajaran yang
sedang disampaikan.
Untuk meningkatkan
hasil belajar dalam proses pembelajaran IPA yang dapat
mengembangkan berbagai kemampuan siswa. Perlu adanya upaya guru untuk
mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan kriteria pelaksana unit
pendidikan, baik itu dari guru maupun siswanya.
Sebagai seorang guru harus mampu memilih model
pembelajaran yang baik dan tepat bagi peserta didik. Karena itu dalam memilih
model pembelajaran,guru harus memperhatikan keadaan siswa ,bahan pelejaran
serta sumber-sumber yang ada agar penggunaan model pembelajaran dapat
diterapkan secara efektif dan menunjang kebehasilan siswa.
Model pembelajaran inkuiri sesuai dipergunakan pada IPA karena
karakteristik pelajaran IPA bukan asumsi atau issue- issue dimana siswa
berfikir discovery pada pelajaran IPA model pembelajaran Inkuiri merupakan proses untuk memperoleh dan mendapatkan
informasi dengan melakukan observasi dan eksperimen untuk mencari jawaban atau
memecahkan masalah terhadap pertanyaan- pertanyaan atau rumusan – rumusan
masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir logis.
media
pembelajaran ICT (information Communication and Tecnologi) dalam
pembelajaran IPA merupakan segala sesuatu yang dapat
menyalurkan makna baik itu verbal maupun non verbal yang akan merangsang
pikiran, perasaan, dan motivasi siswa sehingga dapat mendorong terciptanya
proses belajar mengajar yang baik.
C.
PENELITIAN RELEVAN
D.
HIPTESIS PENELITIAN
Di Posting Oleh , Pada 11.54 dan 0 komentar
Ditulis Oleh : YOUR NAME | YOUR DESCRIPTION
Anda sedang membaca sebuah artikel yang berjudul BAB II SEMPROL. Dengan url https://arievrifai.blogspot.com/2013/04/bab-ii-semprol.html. Jika anda suka dengan artikel ini silahkan ambil dengan syarat Term of Use. Jika anda ingin meng copy-paste tolong berikan sumbernya dan baca terlebih dahulu Term of Use.