Rabu, 03 Juli 2013

0 skala penilian sikap kecemasan tugas pak supardi



A.               Kajian Teori Pengertian Kecemasan
Kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari. Kecemasan merupakan pengalaman subjektif dari individu dan tidak dapat di observasi secara langsung serta merupakan suatu keadaan emosi tanpa objek yang spesifik. Kecemasan pada individu dapat memberikan motivasi untuk mencapai sesuatu dan merupakan sumber pentingdalam usaha memelihara keseimbangan hidup. Kecemasan adalah respon emosi tanpa objek yang spesifik yang secara subjektif dialamidan di komunikasikan secara interpersonal.
Definisi Kecemasan adalah kebingungan, kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya. (Suliswati, 2005).Ansietas sangat berkaitan denga perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. Ansietas berbeda dengan rasa takut,yang merupakan penilaian intelektua lterhadap sesuatu yang berbahaya. (Wiscarz, gail, 1998)
Ansietas adalah keadaan dimana seorang mengalami perasaan gelisah/cemas dan aktiv asi system syaraf otonom dalam berespon terhadap ancaman yang tidak jelas, tak spesifik. Seseorang yang mengalami ansietas tidak dapat mengidentifikasi ancaman. Ansietas dapat terjadi tanpa rasa takut namun ketakutan biasanya tidak terjadi tanpa ansietas. (Capernito, Linda jual,1999)

Tingkat Kecemasan Menurut Peplau ada empat tingkat kecemasan yang di alami oleh individu yaitu ringan, sedang, beratdan panik.
1.  KecemasanRingan
Dihubungkan dengan ketegangan yang di  alami sehari-hari. Individu masih waspada serta lapang persepsinya meluas, menajamkan indra. Dapat memotivasi individu untuk belajar dan mampu memecahkan masalah secara efektif dan memenghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.
2.  Kecemasan Sedang
Individu terfokus hanya pada pikiran yang menjadi perhatiannya, terjadI penyempitan lapangan persepsi, masih dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang lain.
3.  KecemasanBerat
Lapangan persepsi individu sangat sempit. Pusat perhatiannya pada detil yang kecil (spesifik) dan tidak dapat berpikir tentang hal-hal lain. Seluruh prilaku dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan dan perlu banyak perintah/arahan untuk terfokus pada area lain.
4.  Panik
Individu kehilangan Kendali diri detil perhatian hilang. Karena hilangnya kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun  meskipun dengan  perintah. Terjadi peningkatan aktivitas motorik, berkurangnya kemampuan berhubungan dengan orang lain, penyimpangan persepsi dan hilangnya pikiran rasional, tidak mampu berfung sisecaraefektif. Biasanya disertai dengan disorganisasi kepribadian. (Suliswati, 2005)
Faktor Predisposisi
Dalam pandangan psikoanalitikan sietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian-id dan superego
Menurut pandangan interpersonal ansietas timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan danpenolakan interpersonal. (Wiscarz, Gail,1998)
Kecemasan terjadi sebagai akibat dari ancaman terhadap harga diri atau identitas diri yang sangat mendasar bagi keberadaan individu. (Suliswati, 2005)
Teori-Teori Dalam Kecemasan

1)  Teori Interpersonal
Sulivan mengemukakan bahwa kecemasan timbul akibat ketidak mampuan untuk berhubungan interpersonal dansebagaiakibatpenolakan.
2)  Teori Prilaku
Teori prilaku menyatakan bahwa kecemasan merupakan hasil frustasi akibat berbagai hal yang mempengaruhi individu dalam mencapai tujuan yang di inginkan.
3)  TeoriKeluarga
Studi pada keluarga dan epidemiologi memperlihatkan bahwa kecemasan selalu ada pada tiap-tiap keluarga dalam berbagai bentuk dan sifatnya heterogen.
4)  Teori Biologik
Otak memiliki reseptor khusus terhadap benzodiazepin, reseptor tersebut berfungsi membantu regulasi kecemasan. (Suliswati, 2005)

B.                DefinisiKonseptual
Kecemasan merupakan sebuah keadaan sesaat sebagai kecenderungan yang relative menetap dan sebagai suatu proses kognitif emosional yang kompleks, kecemasan bisabersifat sementara dan berubah-ubah tergantung pada besarkecilnya tekanan yang dihadapi seseorang.
C.               DefinisiOperasional
Kecemasan adalah hasil dari pengalaman siswa yang dicapai oleh siswa setelah mengalami proses belajar mengajar untuk mengidentifikasi gejala dan cara penanggulangan dalam proses belajar mengajar agar peserta didik lebih baik,
D.               Kisi KisiInstrumen
Variable
Dimensi
Indikator
No Item
Jumlah
(+)
(-)

Anxiety
Trait  anxlety
a.       Motivasi menurun



b.      Tegang



c.       Khawatir



d.      Takut gagal



e.       Merasa terancam



f.       Kurang percaya diri



g.      Tidak dapat mengendalikan emosi



h.      Konsentrasi terganggu



State anxlety
a.    Peubahan irama pernafasan


23
b.   Gemetar



c.    Keringant berlebihan



d.   Denyut jantung berdetakcepat



e.    Gannguan pencernaan



f.    Kontraksi Otot setempat




                   Skala penyusunana kuisioner yang digunakan adalah skala Summeted rating scale (LIKERT) skala likert merupakan metode pensklaan pernyataan sikap yang menggunkan distribusi respon sebagai penentu nilai skalanya ( Azwar,2010:97), sedangkan menurut pendapat ihsan (2009:97) reponden diminta untuk memilih salah satu respon yang seseuai dengan dirinya terhadap pernyataan dari 5 katagori jawaban, yaitu sangat sesuai (SS) sesuai (S) ragu-ragu (R) tidak sesuai (TS) sangat tidak sesuai (STS) dalam setiap pernyataan memiliki rentan f skor 1 - 5, dimana setiap pernyataan terdapat nilai favourabe l(+) danun favourabel (-).
            Pola Penskoran alat pengempulan data
Pilihan
Favourabel (+)
unFavourabel (-)
Sangatsesuai
5
1
Sesuai (S)
4
2
Ragu-ragu
3
3
Tidaksesuai
2
4
Sangattidaksesuai
1
5





E.                Uji Coba Instrumen
         Instrument yang telah disusun harus di ujicobakan untuk mengukur tingkat validitas danrabilitas sari setiap butir pernyataan – pernyataan. Dari ujicoba instrument akan diperoleh sebuah instrument yang memenuhi syarat dan dapatdigunakansebagai alat pengumpulan data.
     Uji coba intrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengukur validitas danrealibitas instrument serta untuk menguk sejauh mana instrument dapat menggmabarkan dengan tepat gejal- gejalayang akan diukur. Uji coba intrumen dilakukan di SMP Negeri 1 Kresek dan diberikan pada 50 responden dari 2 kelas yang diambil sample 25 siswa kelas 8A dan 25 siswa kelas 8B selanjutnya para sample mengisi angket, sebelumnya angket yang akan dikerjakan oleh siswa diberitahukan terlebih dahulu prosedur pengisian agar penilain sesuai dengan tujuan, hasil dari angket siswa data yang diperoleh akandiolah data nyamenggunakan software SPSS seri 16.
1.      Ujivalidasi
MenurutAzwar; (2009:175) menyatakan bahwa “Uji validasi dilakukan untuk menunjukan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu interumen pengukur (TES) dalam melakukan fungsi ukurnya”.
Validasi isi dilakukan dengan cara meminta pendapat para ahli (ekpers judgment) dalam hal ini diminta pendapatnya mengenai instrument yang telah disusun, kemudian para ahli memberikan keputusan apakah instrument tersebut dapat digunakan tanpa perbaikan, atau pun di perbaiki ulang oleh para ahli (dosen). Pendapat yang diperoleh darihasil Judgment adalah perbaikan penulisan dan pengapusan, setelah instrument.
2.      Reabilitas instrument penelitian
      Reabilitas atau konsistensi .suatu instrument penelitian dikatakan mempunyai nilai reabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Reabilitas suatu tes pada umumnya diekspresikan secara numeric dalam bentuk koefesien. Koefesien yang tinggi menunjukan reabilitas tinggi dan sebaliknya .jika suatu tes mempunyai reabilitas sempurna, berarti tes tersebut mempunyai koefesien +1. Prof .Sukardi ,Ph.D(2005:127)
      Keterhandalan (reabilitas) perangkat soal untuk soal pilihan ganda diuji dengan menggunakan Kuder Richardson 20 (K-R 20) .safari , (2004:54), dengan rumus :
                   = = dimana :
                         = Koefesien reabilitas tes
                            = banyaknya butir soal
                         = varians skor total.
                      = varians skor butir
                          = proporsi jawaban benar untuk butir I
                          = proporsi jawaban salah untuk butir I
                               
F.                Analisis ButirPernyataan Soal tes
            Analisis butir pernyataan soal tes terdiri dari dari analisis kesukran dan daya pembeda soal-soal tes.
1. Pengujian tingkat kesukaran (difficult indect)
Pengujian taraf kesukaran digunakann untuk menentukan tiap butir soal tergolong mudah,sedang,atau sukar. Taraf kesukaran soal yaitu angka yang menunjukan proporsi siswa yang menjawab benar butir soal tersebut. Besarnya indeks kesukaran antara 0,001-1,00. Soal dengan indeks 0,00 menunjukan bahwa soal tersebut terlalu sulit, sebaliknyaa dengan indeks kesukaran 1,00 menunjukan bahwa soal tersebut terlalu mudah , untuk mengetahui taraf kesukaran butir soal digunakan rumus prof.Dr .Suharsimi Arikunto(2001: 207)
Selain pengujian terhadap validitas butir dan reabilitas , peneliti juga menentukan tingkat kesukaran butir soal, indeks tingkat kesukaran atau Proprtional Correct  dinotasikan dengan p . rumusnya (Drs.Safari, M.A.,;2004:23) adalah
           P= : dimana
                        = jumlah peserta tes yang menjawab benar
                        = jumlah peserta tes

            Indeks kesukaran butir merupkan proporsi responden yang menjawab benar suatu butir dengan seluruh peserta  tes. Indeks kesukaran butir berkisar antara 0 sampai dengan 1 , artinya jika  p = 0 berarti tak seorang pun responden dapat menjawab butir tersebut,sebaliknya jika p = 1, maka semua responden dapat menjawab butir dengan benar, kriteria tingkat kesukaran yang digunakan pada analisa ini adalah : jika  p < 0,70 kategori soal mudah , 0,30<p<0 dan="" i="" kategori="" sedang="" soal="" style="mso-bidi-font-style: normal;">p
<0 2001:46="" kategori="" nana="" soal="" span="" sudjana="" sukar="">
2.  Pengujian daya pembeda ( diskriminatife indeks)
            Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai ( berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai ( berkempaun rendah) sepertinya indeks kesukaran , indeks diskriminasi ( daya pembeda ) berkisar antara 0,00 sampai dengan 1.00 hanya bedanya, indeks diskriminasi memilki tanda (-) negative. Tanda negative pada indeks diskriminasi digunakan jika sesuatu soal “ terbalik” menunujukan kualitas testee. Anak pandai tersebut bodoh dan anak bodoh disebut pandai ( Prof. Dr . Suharsimi Akunto; 2001:211)
Daya pembeda soal adalah kemampuan butir soal dapat membedakan anatara warga belajar yang telah menguasai materi yang telah dinyatakan oleh butir soal tersebut, untuk menentukan tinggi rendahnya daya pembeda pada penelitian ini digunakan rumus koefesien korelasi biserial ( Dr. Safari,M.A.;2004:26), yaitu :
            rbis  (i) = ; dimana :
rbis  (i) =Koefesien Korelasi biserial antara skor butir soal nomor I dengan skor total
            Rata-rata total reponden yang menjawab benar butir soal nomor i
            Rata-rata total reponden yang menjawab salah  butir soal nomor i
             Standar devisiasi skor total semua responden.
            Proporsi reponden yang menjawab benar butir soal nomor i
             Proporsi reponden yang menjawab salah butir soal nomor i
            Kriteria :
            Klasifiakasi Daya pembeda soal yang digunakan pada analisa ini adalah (Safari,2004:27):
            -0,50 ≤  rbis  (i) ≤ 1,00 : soal diterima atau baik
            -0,20rbis  (i) < 0,50 : soal diterima tetapi perlu diperbaiki .
            -0,00rbis  (i) < 0,20 :soal tidak bisa digunakan atau dibuang.
           
            Soal yang diujikan pada kelas lain ( kelas VIII/C) yang diperoleh secara acak atau random diperoleh hasil yang menggambarkan kemampuan soal membedakan siswa yang menguasai materi-materi pelajaran dari soal yang diujikan.






G.               Insturmen skala sikap kecemasan
Untuk setiap item di bawah ini, harap menempatkan tanda centang (ô€€¹) di kolom yangpaling menggambarkan seberapa sering Anda merasa atau
berperilaku dengan cara ini selama beberapa hari terakhir. Bawa formulir yang telah dilengkapi dengan Anda untuk kantor untuk penilaian dan
penilaian selama kunjungan kantor Anda
.

Tempat tanda centang (ô€€¹) pada kolom yang benar.  1 Saya merasa lebih gugup dan cemas dari biasanya.
2 Saya merasa takut tanpa alasan sama sekali.
3 Aku mudah marah atau merasa panik.
4 Aku merasa seperti aku jatuh terpisah dan akan berkeping-keping.
5 Saya merasa segala sesuatu yang baik-baik saja dan tidak ada yang buruk akanterjadi.
6 lengan saya dan kaki goyang dan gemetar.
7 Saya terganggu oleh leher sakit kepala dan nyeri punggung.
8 Saya merasa lemah dan mudah lelah.
9 Aku merasa tenang dan bisa duduk diam dengan mudah.
10 Aku bisa merasakan detak jantung saya cepat.
11 Saya terganggu oleh mantra pusing.
12 Aku punya mantra pingsan atau merasa seperti itu.
13 Aku bisa bernapas masuk dan keluar dengan mudah.
14 saya mendapatkan perasaan mati rasa dan kesemutan di jari-jari tangan & kaki.
15 Saya terganggu oleh sakit perut atau gangguan pencernaan.
16 Aku harus mengosongkan kandung kemih saya sering.
17 Tanganku biasanya kering dan hangat.
18 Wajahku menjadi panas dan memerah.
19 aku tertidur dengan mudah dan mendapatkan istirahat malam yang baik.
20 Saya mengalami mimpi buruk.
H.                Daftar pustaka
http//www.arievrifai@blogspot.com- kecemasan – gejala-anak – dalam- mengikuti pembelajaran
http//www.wikipedia.com pengertian - kecemasan
Zung, W.W.K. (1974). Pengukuran mempengaruhi: depresi dan kecemasan. Mod Probl Pharmacopsychiatry, 7, 170-188.

T aylor, J.A. (1951) Hubungan antara kecemasan terhadap respon kelopak mata dikondisikan. J Exp psikologi, 41, 81-92.

Taylor, J.A. (1956). Drive teori dan kecemasan nyata. Psikologi Bull, 53, 303-320.

Kendall, E. (1954). Validitas Taylor Manifest Anxiety Skala. J Konsultasikan psikologi, 18, 429-432.

Khan, S.B. (1970). Dimensi kecemasan nyata dan hubungan mereka dengan prestasi perguruan tinggi. Konsultasikan psikologi J Clin, 35, 223-228.

McDowell, I. & Newell, C. (1996). Mengukur Kesehatan: A Guide to Rating Scales dan Kuesioner. (2nd ed.). New York: Oxford University Press.






Di Posting Oleh Unknown, Pada 23.08 dan 0 komentar