Sabtu, 06 April 2013

0 analisis 2 jalur

Uji ANOVA Dua Arah

Uji ANOVA dua arah pada dasarnya sama, namun ada variabel kelompok yang dikelompokkan lagi. Sebagai contoh, kita menggunakan data pada uji ANOVA satu arah dengan menambahkakan satu variabel lagi yaitu jenis kelamin. 
Selain mengelompokkan pasien menggunakan jenis obat yang diminum, kita juga mengelompokkan berdasarkan jenis kelamin. Dengan uji ANOVA dua arah kita dapat melakukan uji interaksi antar 2 variabel kategori tersebut. Berikut data yang kan di analisa :
tekanan_darah
kelompok
jenis_kelamin
110
1
1
115
1
2
120
1
1
125
1
2
130
1
1
135
1
1
140
1
2
105
2
1
115
2
2
125
2
1
125
2
2
125
2
2
140
2
1
140
2
2
130
3
2
145
3
1
145
3
2
150
3
2
150
3
1
170
3
2
175
3
1
Kode kelompok pasien :
1 :  pasien minum obat A
2 :  pasien minum obat B
3 :  pasien minum obat C
Kode jenis kelamin :
1:  pria
2 : wanita

Untuk melakukan uji ANOVA dua arah, lakukan langkah – langkah berikut :
1.    Masukkan data di atas pada SPSS. Pastikan melakukan pengkodean kategori. Lalu  klik menu Analyze > General Linear Model > Univariate

2.    Pada kotak dialog yang muncul, masukkan variabe tekanan darah pada kotak Dependent Variable. Masukkan variabel kelompok dan jenis_kelamin pada kotak Fixed Factor(s).

3.    Klik menu OK unutk melakukan proses.
Maka pada jendela output akan muncul 2 hasil,. Berikut penjelasannya.

Output 1.




Output pertama ini menunjukkan jumlah data yang diproses. Untuk masing – masing kategori disajikan informasi jumlah datanya.

Output 2 :




Pada output ke – 2 ini kita bisa melakukan analisa. Pada uji ANOVA dua arah, terdapat 2 jenis analisa yang dapat dilakukan , yaitu uji beda mean berdasar variabel yang berbeda (jenis kelamin dan jenis obat ) dan uji interaksi antar variabel kategori.

-    Uji beda mean tekanan darah berdasar jenis obat yang digunakan

Pertama, kita  membuat hipotesis sebagai berikut :
Ho = Mean tekanan darah orang peminum obat A, obat B dan obat C adalah sama
H1  = Mean tekanan darah orang peminum obat A, obat B dan obat C adalah tidak sama (ada perbedaan)

Agar mudah kita menggunakan nilai probabilitas untuk mengambil keputusan. Nilai probabilitas terletak pada kolom Sig. Apabila  probabilitas > 0.05 maka Ho diterima. Apabila  probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak.
Probabilitas berdasar variabel kelompok pasien adalah 0.009. Maka Ho ditolak (0.009 < 0.005) Jadi keputusan yang diambil adalah H1, yaitu : mean tekanan darah orang peminum obat A, obat B dan obat C adalah tidak sama (ada perbedaan)

-    Uji Mean tekanan darah berdasar jenis obat yang digunakan
Pertama, kita  membuat hipotesis sebagai berikut :
Ho = Mean tekanan darah antara pria dan wanita adalah sama
H1  = Mean tekanan darah antara pria dan wanita tidak sama

Agar mudah kita menggunakan nilai probabilitas untuk mengambil keputusan. Apabila  probabilitas > 0.05 maka Ho diterima. Apabila  probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak.

Probabilitas berdasar variabel  jenis_kelamin adalah 0.137. Maka Ho diterima (0.137 > 0.05). Jadi keputusan yang diambil adalah Ho, yaitu : mean tekanan darah orang peminum obat A, obat B dan obat C adalah tidak sama (ada perbedaan)

-    Uji interaksi antar variabel kelompok pasien dan jenis_kelamin

Kali ini kita akan menguji  apakah ada interaksi antara variabel yang menjadi faktor pengukuran. Dalam hal ini apakah ada interaksi antara variabel kelompok pasien dan jenis kelamin.
Untuk uji interaksi antara variabel , apabila probabilitas > 0.05 maka antar variabel tidak ada interaksi.

Apabila probabiltas < 0.05 maka antar variabel terdapat interaksi.
Untuk probabilitas interaksi kita menggunakan probabilitas pada baris kelompok*jenis kelamin. Didapat probabilitas 0.886. maka dapat diambil kesimpulan tidak ada interaksi antara variabel kelompok pasien dan jenis kelamin. (0.886 > 0.005)





Di Posting Oleh Unknown, Pada 21.25 dan 0 komentar

0 eksperimen study

Adapun metode penelitian adalah penelitian eksperimen (Experimental Research) merupakan kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai pengaruh suatu perlakuan/tindakan/treatment pendidikan terhadap tingkah laku siswa atau menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh tindakan itu bila dibandingkan dengan tindakan lain. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibanding dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang berbeda. Penelitian eksperimental dapat diartikan sebagai sebuah studi yang objektif, sistematis, dan terkontrol untuk memprediksi atau mengontrol fenomena. Penelitian eksperimen bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat (cause and effect relationship), dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen. Hasilnya dibandingkan dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan (Danim, 2002). Maka dalam hal ini jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian true eksperimental desaign (eksperimen yang betul-betul). Model penelitian eksperimen yang digunakan yaitu posttest-only control design  yaitu eksperimen yang dilaksanakan pada dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok yang diberi perlakuan (treatmen) disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol (pembanding). Secara umum model penelitian eksperimen ini disajikan sebagai berikut:
R            X         O1
R                         O2
Pengaruh perlakuan (treatmen) terhadap hasil belajar = (O1 : O2) ( Sugiyino 2009, 75 )
Keterangan:
R  = Sampel yang dipilih secara random
X  = Perlakuan (treatmen)
O1= Nilai kelas eksperimen
O2= Nilai kelas kontrol
Pendekatan Penelitian
Adapun pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu data penelitian berupa angka-angka dan analisis yang menggunakan statistik.
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Pattallassang Kabupaten Gowa yakni Siswa Kelas VIIIB.
Waktu penelitian
Waktu penelitian ini direncanakan selama 6 (bulan) bulan mulai dari Januari 2013 sampai dengan Juni 2013.
Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2002 : 57).
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas VIIIB SMPN 1 Pattallassang Kabupaten Gowa yang terdiri dari 4 kelas berjumlah 131 orang dengan rincian tercantum dalam tabel 1 berikut:
Tabel 1. Populasi Siswa Kelas VIIIB SMPN 1 Pattallassang
No
Kelas
Jumlah siswa
1.
VIII A
33
2.
VIII B
33
3.
VIII C
32
4.
VIII D
33
Jumlah
131
Informasi yang diperoleh berdasarkan hasil survey peneliti dan dari Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan bahwa keempat kelas terdistribusi ke dalam kelas-kelas yang setara secara akademik. Dikatakan setara, karena dalam pengelompokan siswa ke dalam kelas-kelas tesebut disebar secara merata antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Hal ini berarti tidak terdapat kelas unggulan maupun non unggulan.
Sampel
Arikunto (1998:117) mengatakan bahwa: ‘‘sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti). Selain Arikunto, Sugiyono (1997:57) memberikan pengertian bahwa . ‘‘sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”.
Berdasarkan karakteristik populasi dan tidak bisa dilakukannya pengacakan individu, maka pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik random sampling, dimana sampling random merupakan teknik penentuan sampel secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada didalam populasi. Karena kelas VIII terdiri dari 4 kelas yang diajarkan oleh 2 guru bidang studi yang berbeda peneliti mengacak nama 2 guru tersebut untuk menentukan kelas sampelnya, dalam hal ini peneliti memperoleh kelas yang diajarkan oleh Pak Anwar, S. Pd yaitu kelas VIII C dan VIII D, penentuan kelas mana yang diajar dengan menggunakan alat peraga dan tidak menggunakan alat peraga dilakukan secara acak (random sampling). Hasilnya adalah tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 2. Jumlah siswa kelas VIII C dan VIII D
No.
Kelompok
Kelas
Jumlah siswa
1.
Eksperimen
VIII C
32
2.
Kontrol
VIII D
33
Jumlah
65
Surrakhmad (1994 : 100) menyarankan apabila ukuran populasi sebanyak kurang lebih dari 100, maka pengambilan sampel sekurang-kurangnya 500/0 dari ukuran populasi. Apabila ukuran populasi sama dengan atau lebih dari 1000, ukuran sampel diharapkan sekurang-kurangnya 150/0 dari ukuran populasi.
Tabel 3. Jumlah sampel yang diambil dari jumlah populasi
No.
Kelompok
Kelas
Jumlah siswa
1.
Eksperimen
VIII C
32
2.
Kontrol
VIII D
32
Jumlah
64
Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes hasil belajar siswa materi pokok kubus.
Tes Hasil Belajar Matematika
Instumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar matematika siswa adalah tes hasil belajar pada ranah kognitif.
Mengingat penelitian ini merupakan jenis penelitian posttest-only control design maka peneliti hanya memberikan tes akhir (posttest) saja untuk melihat hasil belajar siswa baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol.
Adapun langkah-langkah dalam prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
Tahap persiapan
  1. Mengajukan permohonan ijin kepada kepala sekolah untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut dan berkomunikasi dengan guru bidang studi matematika dengan tujuan untuk mengenal siswa, materi pelajaran, dan rencana pembelajaran.
  2. Menyiapkan Silabus.
  3. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
  4. Menyusun instrument penelitian.
Tahap perlakuan
  1. Pada kelas eksperimen diberikan perlakuan atau diajarkan dengan menggunakan alat peraga manipulatif.
  2. Pada kelas kontrol diajarkan tanpa menggunakan alat peraga manipulatif.
Evaluasi
Selanjutnya memberikan evaluasi berupa soal tes untuk mengukur hasil belajar kedua kelas tersebut.
Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.
(Sugiyino, 2009 : 147) Teknik anlisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Karena penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang meneliti tentang angka berupa nilai hasil belajar siswa maka teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif dan statistik inferensial.
Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif disini digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi atau hanya ingin mendeskripsikan data sampel, dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi di mana sampel diambil. Dalam statistik deskriptif dapat membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel (sugiyono, 2009 : 148). Adapun langkah-langkah dalam penyusunan data hasil pengamatan adalah :
Membuat tabel distribusi frekuensi dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Menentukan rentang nilai, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil.
R = Xt – Xr
Keterangan :   R  = Rentang nilai
Xt = Data terbesar
Xr = Data terkecil
Menentukan banyak kelas interval
K = 1 + (3,3) log n
Keterangan : K = Kelas interval
n = Jumlah siswa
Menghitung panjang kelas interval
P = R/ K
Keterangan :   P = Panjang kelas interval
R = Rentang nilai
K = Kelas interval
Membuat tabel distribusi frekuensi (Muhammad Arif Tiro,1999:116)
Menghitung rata-rata
Untuk mengelompokkan nilai ketuntasan yang digunakan di SMPN 1 Pattallassang Kabupaten Gowa dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. Kriteria Ketuntasan  Minimal (KKM) yang digunakan di SMPN 1 Pattallassang Kabupaten Gowa
Nilai
Ketuntasan
? 65
Tuntas
< 65
Tidak tuntas
Analisis Statistik Inferensial
Analisis statistik inferensial dalam penelitian ini digunakan untuk menguji hipotesis penelitian dan menggunakan uji-t, Sebelum melakukan pengujian hipotesis, perlu dilakukan uji normalitas data pada masing-masing kelompok untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut berdistribusi normal. Setelah kedua sampel berdistribusi normal, baru kemudian kedua sampel tersebut dilakukan pengujian kesamaan dua varians (uji homogenitas) untuk mengetahui apakah data kedua kelompok tersebut homogen.





Di Posting Oleh Unknown, Pada 19.30 dan 0 komentar

0 study kompratif

. Latar Belakang

           Di dalam dunia pendidikan dikenal pula studi tentang penelitian pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar dalam penelitian pendidikan kelak diharapkan menggunakan metode yang tepat dan efektif untuk mengolah data. Lebih lagi, sebagai mahasiswa, kita harus mengetahui dan memahami tentang beberapa metode penelitian yang ada. Terdapat dua jenis penelitian yakni, penelitian kualitatif dan kuantitatif. Menurut Emzir, penelitian kualitatif adalah deskriptif dan data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar daripada angka-angka. Sedangkan penelitian kuantitatif adalah analisis statistik dan data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk yang dapat dihitung (numeric). [1]

           Pada penelitian kuantitatif terdapat beberapa jenis penelitian. Subana dan Sudrajat menyatakan bahwa penelitian kuantitatif terbagi menjadi penelitian eksperimen, deskriptif korelasional, evaluasi dan kausal komperatif. Penelitian kausal komperatif sering sukar dibedakan dengan penelitian korelasional. [2]

           Emzir, mengemukakan penelitian korelasional dan kausal komparatif sukar dibedakan karena kedua penelitian ini mempunyai manipulasi dan hal yang sama mengenai interpretasi hasil. Akan tetapi, terdapat pula perbedaan antara keduanya. Studi kausal komperatif biasanya melibatkan dua atau lebih kelompok dan satu variabel bebas. Lebih lagi, studi ini melibatkan perbandingan Sementara itu, studi korelasional melibatkan korelasi. [3] Untuk itu di dalam makalah ini pemakalah berusaha menjelaskan tentang pengertian, tujuan, ciri-ciri, keunggulan, contoh dan langkah-langkah dari Penelitian Kausal Komperatif.

2. Rumusan Masalah

Masalah dalam makalah ini adalah

a. Apakah pengertian dan tujuan Penelitian Kausal Komperatif ?

b. Apakah terdapat keunggulan dan kelemahan pada Penelitian Kausal Komperatif?

c. Bagaimanakah ciri-ciri, langka-langkah, dan contoh Penelitian Kausal Komperatif?

3. Tujuan

Adapun tujuan makalah ini adalah

1. Mendeskripsikan pengertian dan tujuan Penelitian Kausal Komperatif.

2. Mendeskripsikan kelemahan dan keunggulan Penelitian Kausal Komperatif.

3. Mendeskripsikan ciri-ciri, langkah-langkah dan contoh Penelitian Kausal Komperatif.

4. Manfaat

            Makalah ini di samping memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian juga diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis dan praktis. Secara teoritis, hasil makalah ini bermanfaat pada kajian metodologi penelitian pendidikan (education research). Secara praktis, makalah ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi para pembaca.

B. PEMBAHASAN

1. Penelitian Kausal Komparatif

          Penelitian kausal komparatif adalah penelitian yang dilakukan untuk membandingkan suatu variabel (objek penelitian), antara subjek yang berbeda atau waktu yang berbeda dan menemukan hubungan sebab-akibatnya. [4]

           Sementara itu, menurut Kerlinger sebagaimana dikutip Emzir, menyatakan bahwa penelitian kausal komparatif (causal comparative research) yang disebut juga penelitian ex post facto adalah penyelidikan empiris yang sistematis di mana peneliti tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena keberadaan dari variabel tersebut telah terjadi atau karena variabel tersebut pada dasarnya tidak dapat dimanipulasi. [5]

           Kemudian, Gay yang juga dikutif Emzir, mengemukakan bahwa studi kausal komparatif atau ex post facto adalah penelitian yang berusaha menentukan penyebab atau alasan, untuk keberadaan perbedaan dalam perilaku atau status dalam kelompok individu.[6] Dengan kata lain, penelitian kausal komparatif adalah penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari faktor yang menjadi penyebab melalui data yang dikumpulkan. Dalam penelitian ini pendekatan dasarnya adalah memulai dengan adanya perbedaan dua kelompok dan kemudian mencari faktor yang mungkin menjadi penyebab atau akibat dari perbedaan tersebut.

            Berdasarkan pengertian diatas, sebagian ahli menyebutkan ex post facto (bahasa latin ‘setelah fakta’) karena peneliti tidak memulai prosesnya dari awal, melainkan langsung melihat hasilnya. Dari hasil yang diperoleh tersebut peneliti mencoba mencari sebab-sebab terjadinya peristiwa itu. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat berdasarkan atas pengamatan terhadap akibat yang ada, dan mencari kembali fakta yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu. [7]

Bila digambarkan maka penelitian kausal komparatif dapat dilihat seperti berikut:

Variabel penyebab tidak dimanupulasi karena telah terjadi.[8]

Variabel terikat Variabel bebas

Gambar: Penelitian Kausal Komparatif

2. Keunggulan dan kelemahan penelitian kausal komparatif

           Ritz,[9] dikutip Emzir, mengindentifikasikan beberapa keunggulan dan kelemahan penelitian kausal komparatif. Keunggulan dan kelemahan penelitian ini sebagai berikut .

a. Keunggulan Penelitian kausal komparatif

1) Metode kausal komparatif adalah suatu penelitian yang baik untuk berbagai keadaan kalau metode yang lebih kuat, yaitu metode eksperimental, tak dapat digunakan ketika:

a) Apabila tidak memungkinkan untuk memilih, mengontrol dan memanipulasikan faktor-faktor yang perlu untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat secara langsung.

b) Apabila pengontrolan terhadap semua variabel kecuali variabel bebas sangat tidak realistis dan dibuat-buat, yang mencegah interaksi normal dengan lain-lain variabel yang berpengaruh.

c) Apabila kontrol di laboratorium untuk berbagai tujuan penelitian adalah tidak praktis, terlalu mahal, atau dipandang dari segi etika diragukan/ dipertanyakan.

2) Studi kausal-komparatif menghasilkan informasi yang sangat berguna mengenai sifat-sifat gejala yang dipersoalkan: apa sejalan dengan apa, dalam kondisi apa, pada perurutan dan pola yang bagaimana dan yang sejenis dengan itu.

3) Perbaikan-perbaikan dalam hal teknik, metode statistik, dan rancangan dengan kontrol parsial, pada akhir-akhir ini telah membuat studi kausal-komparatif itu lebih dapat dipertanggung jawabkan.

b. Kelemahan Penelitian Kausal Komparatif

1) Kelemahan utama setiap rancangan ex post facto adalah tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas. Dalam batas-batas pemilihan yang dapat dilakukan, peneliti harus mengambil fakta-fakta yang dijumpainya tanpa kesempatan untuk mengatur kondisi-kondisinya atau memanipulasikan variabel-variabel yang mempengaruhi fakta-fakta yang dijumpainya itu. Untuk dapat mencapai kesimpulan yang sehat, peneliti harus mempertimbangkan segala alasan yang mungkin ada atau hipotesis-hipotesis saingan yang mungkin diajukan yang dimungkinkan mempengaruhi hasil-hasil yang dicapai. Sejauh peneliti dapat dengan sukses membuat justifikasi kesimpulannya terhadap alternatif-alternatif lain itu, dia ada dalam posisi yang secara relatif kuat.

2) Sulit untuk memperoleh kepastian bahwa faktor-faktor penyebab yang relevan telah benar-benar tercakup dalam kelompok faktor-faktor yang sedang diselidiki.

3) Kenyataan bahwa faktor penyebab bukanlah faktor tunggal, melainkan kombinasi dan interaksi antara berbagai faktor dalam kondisi tertentu untuk menghasilkan efek yang disaksikan, menyebabkan masalah menjadi sangat kompleks.

4) Suatu gejala mungkin tidak hanya merupakan akibat dari sebab-sebab ganda, tetapi dapat pula disebabkan oleh sesuatu sebab pada kejadian tertentu dan oleh lain sebab pada kejadian lain.

5) Apabila saling hubungan antara dua variabel telah diketemukan, mungkin sulit untuk menentukan mana yang sebab dan mana yang akibat.

6) Kenyataan bahwa dua atau lebih faktor saling berhubungan tidaklah selalu memberi implikasi adanya hubungan sebab-akibat. Kenyataan itu mungkin hanyalah karena faktor-faktor tersebut berkaitan dengan faktor lain yang tidak diketahui atau tidak terobservasi.

7) Menggolong-golongkan subjek ke dalam kategori dikotomi (misalnya: golongan pandai dan golongan bodoh) untuk tujuan pembandingan, menimbulkan persoalan-persoalan, karena kategori-kategori seperti itu bersifat kabur , bervariasi dan tidak mantap. Seringkali penelitian yang demikian itu tidak menghasilkan penemuan yang berguna.

8) Studi komparatif dalam situasi alami tidak memungkinkan pemilihan subjek secara terkontrol. Menempatkan kelompok yang telah ada yang mempunyai kesamaan dalam berbagai hal kecuali dalam hal dihadapkannya pada kepada variabel bebas adalah sangat sulit.

3. Ciri ciri pokok penelitian kausal komparatif

Penelitian kausal-komparatif bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung (telah lalu). Penelitian mengambil satu atau lebih akibat (sebagai “dependent variables”) dan menguji data itu dengan menelusuri kembali ke masa lampau untuk mencari sebab-sebab, saling hubungan dan maknanya dan cenderung mengandalkan data kuantitatif. [10]

4. Prosedur Penelitian Kausal Komparatif

Menurur Emzir (2010:125) penelitian kausal komparatif dilakukan dalam lima tahap yakni, (1) merumuskan masalah, (2) menentukan kelompok yang memiliki karakteristik yang ingin diteliti, (3) pemilihan kelompok pembanding, (4) pengumpulan data, dan (5) analisis data. Sementara itu, terdapat pula langkah-langkah pokok dalam studi kausal komparatif sebagai berikut.

a. Mendefinisikan masalah

b. Melakukan penelaahan kepustakaan.

c. Merumuskan hipotesis-hipotesis

d. Merumuskan asumsi-asumsi yang mendasari hipotesis-hipotesis itu serta prosedur-prosedur yang akan digunakan.

e. Merancang cara pendekatannya, antara lain ;

f. Pilihlah subjek-subjek yang akan digunakan serta sumber-sumber yang relevan.

g. Pilihlah atau susunlah teknik yang akan digunakan untuk mengumpulkan data.

h. Tentukan kategori-kategori untuk mengklasifikasikan data yang jelas, sesuai dengan tujuan studi, dan dapat menunjukkan kesamaan atau saling hubungan.

i. Memvalidasikan teknik untuk mengumpulkan data itu dan menginterpretasi kan hasilnya dalam cara yang jelas dan cermat.

j. Mengumpulkan dan menganalisis data.

k. Menyusun laporannya. [11]

5. Contoh Penelitian Kausal Komparatif

Misalnya seorang dosen mata kuliah berbicara mewajibkan mahasiswa tingkat I jurusan bahasa Indonesia di hadapan teman-temannya. Diketahui ternyata ada yang lancar dan ada yang tidak, khususnya dalam menggunakan bahasa Indonesia, padahal mereka mahasiswa jurusan bahasa Indonesia. Dapat digunakan judul “Pengaruh Bahasa Ibu, Lingkungan di Luar Rumah, dan Pelajaran Bahasa Indonesia di SMA terhadap Kemahiran Berpidato Mahasiswa Tingkat I Jurusan Bahasa Indonesia”.

Identifikasi masalah:

1) Penelitian beranggapan bahwa ada hubungan kausal antara ketiga faktor pada judul diatas terhadap kemahiran berpidato. Pelajaran bahasa Indonesia di SMA berpengaruh terhadap kemahiran.

2) Variabel bebas :

a. Bahasa ibu

b. Lingkungan di luar rumah

c. Pelajaran bahasa indonesia di SMA

3) Variabel terikat: Kemahiran berpidato

4) Rumusan Masalah:

“Apakah faktor-faktor bahasa ibu, lingkungan di luar rumah, dan pelajaran bahasa indonesia di SMA berpengaruh terhadap kemahiran berpidato”.

5) Hipotesis :

“faktor-faktor bahasa ibu, lingkungan di luar rumah, dan pelajaran bahasa Indonesia di SMA berpengaruh secara signifikan terhadap kemahiran berpidato mahasiswa Jurusan Bahasa Indonesia.

6. Kesimpulan

1) Penelitian ex-postfacto merupakan penelitian, di mana rangkaian variabel-variabel bebas telah terjadi, ketika peneliti mulai melakukan pengamatan terhadap variabel terikat.

2) Penelitian causal comparative merupakan kegiatan peneliian yang berusaha mencari informasi tentang mengapa terjadi hubungan sebab akibat, dan peneliti berusaha melacak kembali hubungan tersebut.

3) Penelitian dengan metode Ex-pasatfacto mempunyai langkah penting seperti berikut:

a) Mengidentifikai adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode Ex-pasatfacto.

b) Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.

c) Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.

d) Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan penelitian

e) Menentukan kerangka berfikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis penelitian.

f) Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam ini menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukkan instrumen pengumpul data, dan menganalisis data.

g) Mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisa dta dengan menggunakan teknik statiska yang relevan

h) Membuat laporan penelitian. [12]

C. PENUTUP

Penelitian kausal komparatif adalah penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari faktor yang menjadi penyebab melalui data yang dikumpulkan. Dalam penelitian ini pendekatan dasarnya adalah memulai dengan adanya perbedaan dua kelompok dan kemudian mencari faktor yang mungkin menjadi penyebab atau akibat dari perbedaan tersebut.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat berdasarkan atas pengamatan terhadap akibat yang ada, dan mencari kembali fakta yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu. Penelitian kausal-komparatif memiliki ciri-ciri bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung (telah lalu). Penelitian mengambil satu atau lebih akibat (sebagai “dependent variables”) dan menguji data itu dengan menelusuri kembali ke masa lampau untuk mencari sebab-sebab, saling hubungan dan maknanya dan cenderung mengandalkan data kuantitatif.

Penelitian kausal komparatif dilakukan dalam lima tahap yakni, (1) merumuskan masalah, (2) menentukan kelompok yang memiliki karakteristik yang ingin diteliti, (3) pemilihan kelompok pembanding, (4) pengumpulan data, dan (5) analisis data. Selanjutnya, dalam penelitian ini juga terdapat beberapa keunggulan dan kelemahan jika dibandingkan dengan penelitian lain.





Di Posting Oleh Unknown, Pada 19.26 dan 0 komentar

0 evaluasi

Kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983).
Evaluasi adalah proses penilaian. Penilaian ini bisa menjadi netral, positif atau negatif atau merupakan gabungan dari keduanya. Saat sesuatu dievaluasi biasanya orang yang mengevaluasi mengambil keputusan tentang nilai atau manfaatnya

Menurut Curtis, Dan B; Floyd, James J.; Winsor, Jerryl L
Evaluasi adalah proses penilaian.  Penilaian ini bisa menjadi netralpositif atau negatif atau merupakan gabungan dari keduanya. Saat sesuatu dievaluasi biasanya orang yang mengevaluasi mengambil keputusan tentang nilai atau manfaatnya.
Suharsimi Arikunto (2004 : 1) evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan
Worthen dan Sanders  (1979 : 1) evaluasi adalah mencari sesuatu yang berharga (worth). Sesuatu yang berharga tersebut dapat berupa informasi tentang suatu program, produksi serta alternatif prosedur tertentu. Karenanya evaluasi bukan merupakan hal baru dalam kehidupan manusia sebab hal tersebut senantiasa mengiringi kehidupan seseorang. Seorang manusia yang telah mengerjakan suatu hal, pasti akan menilai apakah yang dilakukannya tersebut telah sesuai dengan keinginannya semula.
stufflebeam dalam worthen dan sanders (1979 : 129) evaluasi adalah : process of delineating, obtaining and providing useful information for judging decision alternatives. Dalam evaluasi ada beberapa unsur yang terdapat dalam evaluasi yaitu : adanya sebuah proses (process) perolehan (obtaining), penggambaran (delineating), penyediaan (providing) informasi yang berguna (useful information) dan alternatif keputusan
Sedangkan, Rooijackers Ad mendefinisikan evaluasi sebagai ;setiap usaha atau proses dalam menentukan nilai”. Secara khusus evaluasi atau penilaian juga diartikan sebagai proses pemberian nilai berdasarkan data kuantitatif hasil pengukuran untuk keperluan pengambilan keputusan
Dan menurut Anne Anastasi (1978) mengartikan evaluasi sebagai ; a systematic process of determining the extent to which instructional objective are achieved by pupils”. Evaluasi bukan sekadar menilai suatu aktivitas secara spontan dan insidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik, dan terarah berdasarkan tujuan yang jelas





Di Posting Oleh Unknown, Pada 19.10 dan 0 komentar

Selasa, 02 April 2013

0 Real history with alayisme,,,

karena hujan deras ahirnya saya berteduh diwarung kopi,, didaerah tangerang barat,,
kondisi yang terus hujan ahirnya saya memutuskan memesan kopi hitam,, tiba2 muncul seorang laki-laki kira 20tahunan,,, awalnya saya tidak begitu memperhatikan orang tersebut, namun lama kelamaan orang tersebut membuat tingkah seolah saya dipaksa untuk memperhatikannya,, orang tersebut menggunakan motor sport merk n*nj*, mungkin dikira dialah yang paling keren sepertinya, mengengeber2 motornya di jalanan umum,, ah mungkin itu biasap lah,, tak lama dia kemudian dia mendekati saya,, oh karena dia juga memesan kopi pada abang penjualnya,,
A:  bang kopi 1 capu*in* yah,, sama rokok sampoe*n* mild
P: y mas
dari dekat orang ini emang alay banget,, dari dandanan nya memaksakan tshirt yang dipakai merk fred farry,, tapi saya yakin 100% thisrt yang digunakan itu adalah KW, palingan 30rb, karena yang asli itu bisa sampe 300ribu,, kemudian dia ambil hp dari saku HP nya sih Blac*barr* dengan sok nya ngelirik saya yang emang saya pake hp nok*a type 1112 yang ada senternya merk jadul dah,, dia mulai telponan dengan temannya,, kurang lebih begini percakapanya

A; wey bro dimana loe
T: w lagi di di ('''''''''''''''''''''') lupa
A; oy bro tar malem lo ada acara gak
T: mang kenap bro
A: ngetrek yuuuukkkkkkkkkk wpunya duit 2jt,, motor w dah kenceng..blablablablabla
T: emang diman
A; ditempat bysa....
T: tapi w shift 3 brooo,,
A: w juga sama sih shift 3 yaudah hari sabtu ajah..
A: brooo cwe itu w bawa kemaren w pake
T: hebat lo broooo dia kan blalblalbalablal
A: y kan w kan kren secara w gtoolaoh..

stelah lama telponan dia blaga sopan depan saya,, tapi maksud nya arah sudah saya tebak bahwa dia mU sombongkan diri,,,
ni perckapan nya
A; darimana broooooooooooooo
S: sy dari jakrta
A: tinggal dimana brooooooooooo
S: saya tinggal dito*jonk
sambil pamer2 HP BB nya padahal sy juga sempet punya tuh HP 3 tahun lalu, sekarang kan udah bysa hp gtuan mah..
A: kerja dimana looo broooooooooooooooooo
S: saya gak kerja,,
tiba2 dari tas ransel saya ada bunyi smartphone saya,, yang saya lebh senang adalah temen saya dari australi yang telponan via skype,,,,,,,nilah pembalasan buat  buruh songong gtu pikirku
dengan bahasa inggris
TA: hallo arief how are you
S: i am  fain,,blalalalalalalalal
TA.bla;a;a;a;a;a;a;a;a;
S;blalalalalalaalala

saya katain aja orang samping dengan bahasa  kasar, untung nya dia gak ngerti,, mungkin dia terheran2 saya ngomng apaan, padahal sebenrnya saya ngejelek2in dia,, puas dengan hal itu,, saya pun mulai sombong saya dompet disitu sya buka2 satu perstu ID card saya,, biar tambah nyesek w juga ambil foto saya yang dulu sedang backpacker disingapur,, mampus lohhh sok banget buruh juga dah kaya manusia palin kaya ajah,,,,,,,,,,,,,








































 






Di Posting Oleh Unknown, Pada 02.58 dan 0 komentar

Senin, 01 April 2013

0 LATAR BELAKANG

Kiat Menyusun Alur Latar Belakang Masalah Penelitian

by Romi Satria Wahono
Latar belakang masalah penelitian (research background) adalah bagian pertama dan sangat penting dalam menyusun tulisan ilmiah, baik dalam bentuk paper atau tesis. Latar belakang masalah penelitian menjelaskan secara lengkap topik (subject area) penelitian, masalah penelitian yang kita pilih dan mengapa melakukan penelitian pada topik dan masalah tersebut (Berndtsson et al., 2008). Sayangnya, tidak banyak mahasiswa yang berhasil membuat latar belakang masalah penelitian dengan baik, sebagian karena masalah penelitiannya memang tidak jelas dan mengada-ada, sebagian lagi karena copy-paste sana sini sehingga alur paragrafnya menjadi kacau, dan sebagian lagi karena gagal melandasi alasan melakukan penelitian itu (males baca literatur). Saya coba membuat tulisan ini, khususnya untuk mempermudah mahasiswa bimbingan saya di bidang komputer (computing), yang sering galau  dalam membuat latar belakang masalah pada tesis mereka :) .

KIAT 1:. PAHAMI DUA GAYA RESEARCH DI BIDANG COMPUTING
Sebelumnya perlu dipahami bahwa gaya penelitian di bidang komputer (computing) secara umum terbagi dua yaitu gaya Computer Science (CS) dan gaya Information Systems (IS) (Berndtsson et al., 2008). CS memiliki karakteristik penelitian dan isu berhubungan dengan core technology dan perbaikan metode (method improvement). Sedangkan penelitian IS lebih cenderung ke arah isu tentang interaksi teknologi dan sosial, termasuk diantaranya mengukur dan menganalisa kesuksesan penerapan teknologi dan sistem informasi. Tulisan kali ini akan lebih cenderung ke alur latar belakang masalah penelitian bergaya CS, meskipun tetap bisa digunakan untuk penelitian IS.
KIAT 2: MENJAWAB SEMUA PERTANYAAN WHY DI JUDUL
Latar belakang masalah penelitian akan menjawab semua pertanyaan MENGAPA (WHY) dari judul penelitian kita. Untuk mempermudah penjelasan, saya akan gunakan, terjemahkan dan revisi paper penelitian (Fei et al, 2008) untuk contoh paper yang kita bahas. Karena judul penelitiannya adalah Prediksi Produksi Padi dengan menggunakan Support Vector Machine berbasis Particle Swarm Optimization, maka latar belakang masalah harus bisa menjawab pertanyaan:
  1. mengapa padi?
  2. mengapa prediksi produksi padi?
  3. mengapa support vector machine?
  4. mengapa particle swarm optimization?
Bagaimana cara menguraikan jawaban dari pertanyaan 1-4, akan disajikan dalam contoh latar belakang masalah di bawah.
KIAT 3: POLA ALUR DAN POKOK PIKIRAN PARAGRAF
Kunci dari keberhasilan menyusun latar belakang masalah penelitian seberapa komprehensif kita merangkumkan penelitian kita. Tulisan yang baik adalah bahwa dengan hanya membaca latar belakang masalah, orang langsung bisa memahami, apa yang kita lakukan pada penelitian kita. Untuk bisa mencapai itu, pokok pikiran seluruh paragraf pada latar belakang masalah penelitian harus memuat dan mengikuti 6 pola alur berikut. Untuk mempermudah mengingat, saya biasanya menggunakan singkatan OMKKMASASOLTU.
  1. obyek penelitian (O)
  2. metode-metode yang ada (M)
  3. kelebihan dan kelemahan metode yang ada (KK)
  4. masalah pada metode yang dipilih (MASA)
  5. solusi perbaikan metode (SOL)
  6. rangkuman tujuan penelitian (TU)
Contoh penerapan pola OMKKMASASOLTU ini, akan cepat dipahami melalui contoh latar belakang masalah yang saya uraikan di bawah.
KIAT 4:  BELAJAR MENULIS DENGAN ATM
Cara paling cepat dan manjur supaya kita mahir menulis paper ilmiah dan tesis adalah dengan melakukan ATM (Amati-Tiru-Modifikasi). Banyak baca paper, lihat bagaimana para peneliti menuliskan hasil penelitian mereka, tiru alurnya tapi tidak nyontek kalimatnya, dan modifikasi pelan-pelan di tulisan yang kita buat. Jangan lupa memilih paper yang dipublikasikan di journal yang berkualitas, karena sudah menjadi rule-of-thumb dalam dunia penelitian bahwa 80-90% paper ilmiah di dunia ini disajikan dengan buruk. Paling tidak supaya tidak tersesat dalam studi literatur, patokan paper yang berkualitas adalah masuk di journal yang terindeks oleh ISI atau SCOPUS, dan memiliki nilai skor yang tinggi untuk penghitungan Journal Impact Factor, Eigenfactor Score, Scimago Journal Rank, atau Source Normalized Impact per Paper. Journal ilmiah di Indonesia untuk bidang computing yang masuk kriteria ini,  hanya Telkomnika yang diasuh mas Tole Sutikno cs dari Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, karena sudah mulai terindeks oleh SCOPUS.
Sebagai contoh, perhatikan latar belakang masalah pada tulisan berikut ini. Untuk mempermudah memahami penjelasan, (warna biru) saya berikan untuk memberi petunjuk bahwa paper tersebut menjawab pertanyaan why di judul sesuai dengan KIAT 2, dan [warna merah] saya berikan untuk memberi penjelasan bagaimana paragraf mengikuti alur dan pokok pikiran paragraf yang ada di KIAT 3. Perhatikan juga bahwa setiap kalimat yang mengandung jawaban dari pertanyaan why atau berupa klaim dan definisi, harus merujuk atau melakukan sitasi (citation) ke literatur sebagai landasan dari klaim yang dilakukan. Daftar referensi dari paper (Fei et al., 2009) tidak saya tampilkan, karena poin penting yang ingin saya sampaikan adalah masalah bagaimana alur kalimat dan paragrafnya.
Prediksi Produksi Padi dengan menggunakan Support Vector Machine berbasis Particle Swarm Optimization
Latar Belakang Masalah
Padi adalah komoditas yang penting di china, karena tingkat produksinya tinggi (FAO Report, 2009) (1. mengapa padi?). Produksi padi perlu diprediksi dengan akurat, karena hasil prediksi yang akurat sangat penting untuk membuat kebijakan nasional (Traill, 2008) (2. mengapa prediksi produksi padi?). [1. obyek penelitian]
Metode prediksi rentet waktu seperti Support Vector Machine (SVM) (Yongsheng, 2008), Neural Network (NN) (Tseng, 2007) dan Grey Model (GM) (Wu, 2007) diusulkan oleh banyak peneliti (Huifei, 2009) untuk prediksi produksi padi. [2. metode-metode yang ada]
NN memiliki kelebihan pada prediksi nonlinear, kuat di parallel processing dan kemampuan untuk mentoleransi kesalahan, tapi memiliki kelemahan pada perlunya data training yang besar, over-fitting, lambatnya konvergensi, dan sifatnya yang local optimum (Rosario, 2007). GM punya kelebihan di tingginya akurasi prediksi meskipun menggunakan data yang sedikit, akan tetapi GM memiliki kelemahan pada prediksi data yang sifatnya naik turun secara fluktuatif seperti pada data produksi padi (Wu, 2007). [3. kelebihan dan kelemahan metode yang ada]
SVM dapat memecahkan masalah NN dan GM, yaitu over-fitting, lambatnya konvergensi, dan sedikitnya data training (Vapnik, 2005), yang mana ini tepat untuk karakteristik data produksi padi pada penelitian ini (3. mengapa support vector machine?). Tetapi SVM memiliki kelemahan pada sulitnya pemilihan parameter SVM yang optimal (Coussement, 2008). [4. masalah pada metode yang dipilih]
Particle Swarm Optimization (PSO) adalah metode optimisasi yang terbukti efektif digunakan untuk memecahkan masalah optimisasi multidimensi dan multiparameter pada pembelajaran pada machine learning seperti di NN, SVM, dan classifier lain (Brits, 2009) (4. mengapa particle swarm optimization?). [5. solusi perbaikan metode]
Pada penelitian ini PSO akan diterapkan untuk pemilihan parameter SVM yang sesuai dan optimal, sehingga hasil prediksi lebih akurat. [6. rangkuman tujuan penelitian]
KIAT 5: RUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN PENELITIAN
Ketika kita telah berhasil menyusun latar belakang masalah yang baik seperti di atas, masalah dan tujuan penelitian sudah pasti dapat kita rangkumkan dengan baik. Di Indonesia masalah penelitian, biasanya dirangkumkan dalam format identifikasi masalah (problem statement) dan rumusan masalah (research question).  Jadi sebagai kelanjutan dari latar belakang masalah di atas, kita bisa rangkumkan masalah dan tujuan penelitian sebagai berikut:
Masalah Penelitian (Problem Statement atau Research Problem):
SVM dapat memecahkan masalah NN dan GM, khususnya berhubungan dengan masalah over-fitting, lambatnya konvergensi, dan sedikitnya data training. Tetapi SVM memiliki kelemahan pada sulitnya pemilihan parameter yang optimal karena harus dilakukan secara trial and error, sehingga menyebabkan tingkat akurasi prediksi menjadi rendah
Pertanyaan Penelitian (Research Question):
Seberapa tinggi akurasi metode SVM apabila PSO diterapkan pada proses pemilihan parameter yang optimal?
Alternatif research question lain yang bisa digunakan adalah seperti di bawah:
  • Bagaimana peningkatan akurasi SVM apabila PSO diterapkan pada proses pemilihan parameter yang optimal?
  • Bagaimana pengaruh penerapan PSO pada pemilihan parameter yang optimal pada akurasi metode SVM?
Tujuan Penelitian (Research Objective):
Menerapkan PSO untuk pemilihan parameter yang optimal pada SVM, sehingga dapat meningkatkan akurasi hasil prediksi
KIAT 5 mengakhiri artikel ini, dan saya ucapkan selamat apabila artikel saya berhasil mengubah anda  menjadi mahasiswa yang tidak galau lagi :) . Kalaupun tetap masih bingung, atau terlanda masalah lain dan ingin berdiskusi lebih lanjut, silakan bergabung ke grup penelitian saya di facebook Intelligent Systems Research Center. Paper (Fei et al., 2009) juga bisa didownload di halaman grup tersebut. Khusus untuk mahasiswa yang merasa masih fakir ilmu, sebelum mengirim pertanyaan, silakan terlebih dulu mendownload dan membaca semua materi kuliah saya yang tersedia di halaman Lectures. Welcome to the jungle! ;)
REFERENSI
  1. Christian W. Dawson, Project in Computing and Information System a Student Guide 2nd Edition, Addison-Wesley, 2009
  2. Mikael Berndtsson, J̦rgen Hansson, Bj̦rn Olsson, Bj̦rn Lundell, Thesis Projects РA Guide for Students in Computer Science and Information System 2nd Edition, Springer-Verlag London Limited, 2008
  3. Sheng-Wei Fei, Yu-Bin Miao and Cheng-Liang Liu, Chinese Grain Production Forecasting Method Based on Particle Swarm Optimization-based Support Vector Machine, Recent Patents on Engineering 2009, 3, 8-12





Di Posting Oleh Unknown, Pada 07.38 dan 0 komentar