Rabu, 10 Juli 2013

0 pak arief proposal

BLOG NAME || Artikel: pak arief proposal
Share Gan:


BAB I
PENDAHULUAN

A.   LatarBelakang
Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna memilik iakalpikiran yang selalu berkembang. Hal tersebut akan semakin nyata dengan dilakukannya pembelajaran pembelajaran dari setiaphal yang dialaminya setiap hari. Dengan pembelajaran tersebut, akan mendapatkan suatu pencapaian atau hasil dari belajarnya. Berbagai macam pembelajaran akan menghasilkan perbedaan yang nyata di setiap aspek dan hasil belajar berdampak positif atau negatif. Untuk mendapatkan hasil belajar yang positif, diperlukan pemikiran atau metode kreatif dan reflektif dalam setiap pembelajaran yang dilakukan dan menjadikan kegiatan belajar tersebut menyenangkan sehingga mudah untuk dipahami olehsiswa.
Belajar juga merupakan usaha untuk menyesuaikan diri terhadap kondisi – kondisi atau situasi – situasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.Untuk dapat memahami proses belajar yang terjadi pada diri siswa,dalam bidang pendidikan guru mempunyai peranan besar dalammengusahakan kemampuan siswadalam menyerap informasi dan perkembangan ilmu pengetahuan.Guru perlu menguasai hakikat dan konsep dasar tentang belajar. Belajar sebagai proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan sebagai hasil belajarnya.Hasil belajar diperoleh pada akhir proses pembelajaran dan berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu bahan yang telah diajarkan.Seperti halnya dalam proses pembelajaran terdapat kendala permasalahan bagi seorang siswa, misalnya kebiasaan belajar akan mempengaruhi kemampuannya dalam berlatih dan menguasai materi yang telah disampaikan oleh guru. kebiasaan buruk siswa yang hanya belajar pada akhir semester, belajar tidak teratur.
Untuk sebagian kebiasaan tersebut dikarenakan oleh ketidakmengertian siswa dengan arti belajar bagi diri sendiri, maka itu guru harus memiliki cara sendiri untuk memperhatikan siswa agar siswa termotivasi dalam belajar. Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor dari lingkungan. Faktor yang datang daridiri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa sangatbesar pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Seperti ditulisoleh Clark (2000:10).
Bahwa hasil belajar siswa disekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Disamping Faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat perhatian, kebiasaan belajar, ketekunan, sosial, ekonomi, dan faktor fisik dan psikis. Faktor tersebut banyak menarik perhatian para ahli penelitian untuk untuk diteliti, seberapah jauh kontribusi/ sumbangan yang diberikan oleh faktor tersebut terhadap hasil belajar siswa. Adanya pengaruh dari dalam diri siwa, merupakan hal yang logis dan wajar, sebab hakikat perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang diniati dan disadarinya. Siswa harus merasakan adanya sesuatu kebutuhan untuk belajar dan berprestasi. Ia harus berusaha mengarahkan segala upaya untuk mencapainya.

Dengan demikian hasil yang dapat diraih masih juga bergantung dari lingkungan. Artinya, ada faktor-faktor yang berada diluar dirinyadapat menentukan atau mempengaruhi hasil belajar yang dicapai. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar disekolah, adalah kualitas pengajaran. Yang dimaksud kualitas pengajaran ialah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses pembelajaran dalam mencapai tujuan pengajaran. Hasil belajar pada hakikatnya tersirat dalam tujuan pengajaran. Oleh sebab itu, hasil belajar siswa disekolah dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas pengajar.
Mengingat bahwa pembelajaran Bahasa inggris di sekolah sangat terbatas, sedangkan materi yang harus dipelajari cukup banyak,baik itu penguasaan kosa kata(Vocabularies),struktur kalimat (structure) berbicara (speaking), pengucapan kata(pronounciation), maka untuk menumbuhkan minat dan motivasi belajar pada siswa, guru dituntut  mampu menggunakan teknik, metode, dan media pembelajaran yang bervariasi untuk menghilangkan kejenuhan siswa, sehingga siswa yang diajarakn akan termotivasi dan tingkat perhatian siswa terhadap pelajaran semakin meningkat dan akan diperoleh hasil belajar yang maksimal.
Media pembelajaran merupakan faktor yang  penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Jika dilihat dari pengertiannya, media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Sedangkan pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media, sehingga saya menyimpulkan bahwa media pembelajaran itu penting dalam proses pembelajaran.
Media pembelajaran sangat banyak macamnya, tentunya tidak digunakan sekaligus. Untuk itu perlu dipilih secara cermat, media mana yang lebih tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.
Kalimat adalah bagian paling dasar dan penting dalam berkomunikasi, baik verbal maupun tulisan, termasuk juga dalam bahasa Inggris. Selayaknya, pemahaman mengenai struktur dasar kalimat menjadi prioritas yang harus dikuasai sebelum bercengkerama dengan aspek-aspek pembelajaran bahasa Inggris lainnya.
Structure kalimat bahasa inggris dalam bahasa  merupakan komponen yang harus di kuasai oleh siswa,
Menulis kalimat deskriptif bahasa inggris pada siswa di SmpNegeri1  kreseksangattidakmemuaskan, banyak siswa yang tidak bisa menguasai konsep deskriptif bahasa inggris menyebabkan siswa tidak dapat  maksimal  dalam mengerjakan soal-soal,baik itu soal ulangan harian, ulangan ahir sekolah maupun mengerjakan soal ujian nasional, karena guru kurang peka terhadap media yang sesuai dengan keadaan siswa yang diajarnnya menyebabkan siswa tidak menguasai penerapan strukture kalimat yang benar,karena penguasaan kalimat sangat penting untuk mengerjakan soal dan secara universal digunakan untuk dapat berkomunikasi bahasa inggris.
Berdasarkanlatarbelakang di atas,maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul PengaruhMedia Belajar Dan Pengusaan Struktur Kalimat Terhadap Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris”.

B.     IdentifikasiMasalah
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.    Bagaimana siswamendapatkanhasilbelajar yang positif?
2.    Bagaimanakah peranan guru untuk memahami proses belajar yang terjadi pada siswa?
3.    Faktor-faktor apa sajakah yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa?
4.    Apakah guru sudah menerapkan media belajar yang baik?
5.    Bagaimana guru menggunakan media belajar dikelas?
6.    Apakah siswa mampu memahami structure bahasa inggris dengan baik?
C.    PembatasanMasalah
Dari latar belakang dan identifikasimasalah diatas, maka dalam penelitian ini penulismembatasimasalahagar lebih terfokus pada:
1.    Penggunaan  media belajar Berbasis ICT  sebagai variabel bebas  (X1)
2.    Penguasaan struktur kalimat   sebagai variable bebas (X2), membahas mengenai Nature, Structure dan Variasi bahasa, Phonetic, Phonology, Morphology, Synthex, Semantic dan sociolinguistic.
3.    Kemampuan menulis deskripsi  bahassa inggris  (Y)  adalah indikator  untuk mengukur pemahaman siswa dalam menulis deskripsi pada siswa  SMP Negeri di Wilayah Kecamatan Kresek.
D.    PerumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalahdan pembatasan masalah, maka perumusan masalah ini adalah:
1.         Apakah terdapat pengaruh  media pembelajaran  terhadap kemampuan  menulis deskripsi.
2.         Apakah terdapat pengaruh penguasaan struktur kalimat terhadap kemampuan  menulis deskripsi.
3.         Apakah  terdapat  pengaruh  interaksi media pembelajaran dan  penguasaan struktur kalimat terhadap  kemampuan  menulis deskripsi
E.     TujuanPenelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1.      Perbedaan hasil kemampuan  menulis deskripsi antara media pembelajaran  ICT dengan Media Pembelajaran Konvensional.
2.      Perbedaan hasil kemampuan  menulis deskripsi antara siswa yang mampu menguasai struktur kalimat dengan siswa yang menguasai kosa kata.
3.      Pengaruh interaksi penggunaan model pembelajaran inkuiri  dan media ICT (information communication technologi) terhadap hasil  belajar ipa

4.      KegunaanPenelitian
Secara umum, kegunaan dari hasil penelitian dapat menjadi dua kategori yaitu:
1.      Kegunaan Teoritik
a.         Menambah referensi dan literatur kajian mengenai pengelolaan kelas melalui media pembelajaran dengan menggunakan Penguasaan Struktur Kalimatterhadap Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris,sehingga menambah khasanah ilmu secara update dan segera mengoptimalkan proses belajar. Selain itu, mengetahui kelebihan dan kekurangan dari kedua variabel yang ada dalam penelitian ini.
2.      Kegunaan Praktik
b.      Bagi siswa, penelitian ini diharapkanakan terungkap sisi positif dan memberikan motivasi belajar dalam pengelolaan kelas dengan menggunakan Media Pembelajaran Dan Penguasaan Struktur Kalimat terhadap Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris,sehingga dimaksimalkan bagaimana upaya untuk peningkatan hasil belajar pada siswa.
c.       Bagi guru penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber pemikiran bagi para guru dalam menentukan model pembelajaran yang tepat dan efisen dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
d.      Bagi sekolah penelitian ini dapa tmemberi informasi ilmiah kepada instansi berwenang tentang pengelolaan kelas melalui Media pembelajaran dan Penguasaan Struktur Kalimat terhadap Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris.
e.       Bagi masyarakat penelitian ini diharapkan dapat dijadikan wawasan yang luas dan menambah pengetahuan mengenai pengelolaan kelas melalui Media Pembelajaran dan Penguasaan  Struktur Kalimat terhadap Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris.
f.       Bagipeneliti, penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan referensi bagi peneliti lain yang berminat melakukan penelitian dibidang pendidikan dengan mengaplikasikan pengelolaan kelas melalui Media pembelajaran dan Penguasaan  Struktur Kalimat Bahasa Inggris terhadap kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris

BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR,
 DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A.    Landasan Teori
  1. Deskripsi Menulis Deskripsi Bahasa Inggris.
a.       Pengertian menulis Deskripsi
            Menulis merupakan kegiatan yang sifatnya berkelanjutan sehingga pembelajarannya perlu dilakukan sejak pembelajaran dasar secara berkesinambungan. Hal tersebut dilakukan karena kemampuan menulis di di SMP merupakan dasar sebagai bekal belajar menulis di tingkat selanjutnya. Oleh karena itu, kegiatan menulis di SMP perlu mendapat perhatian yang serius agar mendapatkan hasil yang optimal.
Menulis berarti mengekspresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, pikiran, atau perasaan. Sarana untuk mewujudkannya adalah bahasa. Isi ekspresi melalui bahasa akan dimengerti pembaca bila dituangkan dalam bahasa yang teratur, sistematis, sederhana, dan mudah dimengerti. Keterampilan mengekspresikan pikiran melalui bahasa itulah yang harus dilatih oleh guru bahasa Indonesia kepada siswanya. Hal ini bisa dicapai melaui latihan menulis yang terarah dan berencana. Misalnya latihan menulis dalam bentuk yang paling sederhana, kemudian sederhana, biasa, dan sukar. Guru yang berpengalaman pasti tahu persis bagaimana cara mengajar dan menulis agar menarik, menantang, dan sekaligus efisien. Mereka telah mengenal, memahami, menghayati, serta dapat menerapkan berbagai metode pengajaran menulis.

b.      Pengertian Deskripsi
     Seperti kita ketahui bahwa tulisan deskripsi adalah tulisan yan bertujuan menggambarkan atau melukiskan pengalaman, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasaan situasi atau masalah. Pengindraan terhadap suatu peristiwa akan melahirkan suatu gambaran mengenai peristiwa itu seperti yang dilihat, didengar, diraba, dicium, atau dirasakan. Demikian juga pengindraan terhadap suatu keadaan, situasi, atau masalah akan melahirkan gambaran atau lukisan yang bertumpu pada penglihatan, pendengaran, peraban, penciuman, atau perasaan.
Beberapa ahli telah mendefinisikan pengertian deskripsi secara masing-masing. Pendapat para ahli ini dapat kita simpulkan setelah memahami defenisi yang telah mereka berikan. Berikut ini ada beberapa pendapat ahli mengenai deskripsi.
Kelompok studi Bahasa dan Sastra Indonesia (1991 :100) memberikan pendapat bahwa deskripsi merupakan karangan yang ditujukan untuk menimbulkan imajinasi. Karangan deskripsi ini bukan pada pikiran(intelektual) melainkan perasaan (emosi). Dengan membaca deskripsi,pembaca akan membuat imajinasi barang atau benda yang dideskripsikan.
Parera (1993:5) berpendapat bahwa “deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang hidup dan berpengaruh. Deskripsi memberikan satu gambaran tentang satu peristiwa atau kejadian dan masalah. Untuk  menulis satu deskripsi yang baik seseorang  pengarang harus dekat kepada objek dan masalahnya dengan semua panca inderanya”.

Sedangkan Menurut Keraf (1995:16) berpendapat bahwa “deskripsi adalah semacambentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu hal sedemikian rupa,sehingga objek itu seolah-olah berada di depan mata kepala pembaca, seakan-akan para pembaca melihat sendiri objek itu”.
Lain halnya dengan Wiyanto (2004:64) yang mendefinisikan bahwa  “deskripsi yaitu menguraikan,memberikan, atau melukiskan. Paragraf deskripsi adalah paragraf yangbertujuan untuk memberikan kesan kepada pembaca terhadap objek, gagasan,tempat, peristiwa, dan semacamnya yang ingin disampaikan penulis”.

c.       Tahapan – tahapan menulis deskripsi bahasa inggris.
Menurut (Cahyani, 2002:129). Mengemukakan Bahwa“ Keterampilan menulis sebagai suatu proses pada dasarnya dapat melalui beberapa tahapan, yaitu merencanakan, menulis konsep, dan memperbaiki konsep. Merencanakan tulisan mencakup penentuan topik yang akan dibahas, penentuan tujuan tulisan, membuat garis-garis besar yang akan ditulis, dan pengumpulan data”.
Penulisan konsep mencakup masalah pengembangan topik menjadi paragraf yang baik kemudian melakukan perbaikan konsep yang salah.
 Pendapat lain dikemukakan oleh Resmini (2002)
“bahwa menulis dapat dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu prewriting, drafting, revising, editing, dan publishing. Pada tahap prewriting, siswa berusaha mengemukakan apa yang akan mereka tulis, memilih tema, dan menentukan topik tulisan melalui kegiatan penjajagan ide atau dapat juga melalui observasi dan membaca buku.

Pada tahap drafting, dilakukan pemberian chart sebagai media untuk memudahkan siswa menuangkan idenya secara tidak ragu-ragu karena pada tahap selanjutnya teks akan disusun, diperbaiki, diubah, dan disusun ulang. Pada tahap revising siswa melihat kembali tulisannya untuk selanjutnya menambah, mengganti, atau menghilangkan sebagian ide berkaitan dengan penggarapan struktur cerita yang telah disusunnya. Tahap editing merupakan tahap penyempurnaan tulisan cerita yang dilakukan sebelum publikasi. Pada tahap ini siswa menyusun kembali tulisan yang telah dibuatnya melalui pengerjaan chart sehingga menjadi sebuah karangan yang utuh. Pada saat yang sama siswa juga melakukan perbaikan yang berkaitan dengan ejaan. Pada tahap publishing, siswa mempublikasikan hasil tulisannya melalui kegiatan berbagi hasil tulisan (sharing). Kegiatan ini dapat dilakukan di antaranya melalui kegiatan penugasan siswa untuk membacakan hasil karangan di depan kelas.
Dengan memperhatikan tahap-tahap menulis, maka dapat disusun salah satu contoh model menulis deskripsi bagi siswa SMP dalam Pembelajaran Bahasa Inggris sebagai berikut.
No

Tujuan Pembelajaran


Media Pembelajaran


Metode


Prosedur

1
Siswa dapat mendeskripsikan benda-benda secara tertulis
Lingkungan di sekitar kelas.
a. Siswa memilih tema yang akan ditulis.
b. Siswa membuat draf awal.
c. Guru membimbing siswa untuk merevisi draf awal.
d. Guru membimbing siswa berdiskusi berkaitan dengan revisi draf awal.
e. Guru membimbing siswa untuk mempublikasikan tulisan yang telah ditulisnya melalui kegiatan sharing

a. Siswa secara berkelompok diminta mengamati benda-benda yang berada di dalam atau di luar kelas.
b. Siswa diminta membayangkan kalau menjadi benda yang diamatinya.
c. Siswa diminta menuliskan karakteristik benda tersebut.
d. Siswa mempresentasikan hasil kerjanya di dalam kelas.
e. Siswa yang lain memberikan penilaian kepada siswa yang tampil.

2.
Siswa dapat mendeskripsikan pengalaman2 pribadi secara  tertulis
Lingkungan di sekitar di luar kelas.
a. Siswa memilih tema yang akan ditulis.
b. Siswa membuat draf awal.
c. Guru membimbing siswa untuk merevisi draf awal.
d. Guru membimbing siswa berdiskusi berkaitan dengan revisi draf awal.
e. Guru membimbing siswa untuk mempublikasikan tulisan yang telah ditulisnya melalui pengalaman- pengalaman sederhana  kegiatan sharing  bahasa inggris.

a. Siswa secara berkelompok diminta mengamati benda-benda yang berada di dalam atau di luar kelas.
b. Siswa diminta membayangkan pengalaman-pengalaman sederhana .
c. Siswa diminta menuliskan karakteristik pengalaman tersebut tersebu dengan barbagai tensis sederhana.
d. Siswa mempresentasikan hasil kerjanya di dalam kelas.
e. Siswa yang lain memberikan penilaian kepada siswa yang tampil.

3.
Siswa dapat mendeskripsikan orang lain secara  tertulis
Lingkungan di sekitar kelas dan di luar kelas.
a. Siswa memilih tema yang akan ditulis.
b. Siswa membuat draf awal.
c. Guru membimbing siswa untuk merevisi draf awal.
d. Guru membimbing siswa berdiskusi berkaitan dengan revisi draf awal.
e. Guru membimbing siswa untuk mempublikasikan tulisan yang telah ditulisnya melalui pengalaman- pengalaman sederhana  kegiatan sharing  bahasa inggris.

a. Siswa secara berkelompok diminta mengamati benda-benda yang berada di dalam atau di luar kelas.
b. Siswa diminta membayangkan pengalaman-pengalaman sederhana .
c. Siswa diminta menuliskan karakteristik pengalaman tersebut tersebu dengan barbagai tensis sederhana.
d. Siswa mempresentasikan hasil kerjanya di dalam kelas.
e. Siswa yang lain memberikan penilaian kepada siswa yang tampil.





d.      Pengertian Pembelajaran Bahasa Inggris
Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan atau menghasilkan teks lisan dan atau tulisan yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan inilah yang digunakan untuk menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu mata pelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan berwacana dalam Bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu. Pendidikan Bahasa Inggris pada jenjang pendidkan SMP  identik dengan mengajari seorang bayi bahasa ibu. Dimana secara umum anak-anak kita di sekolah dasar belum mengenal Bahasa Inggris, sehingga hal itu akan berdampak pada pola pengajaran Bahasa Inggris pada tingkat SMP  yang lebih bersifat pengenalan. Sehingga diusahakan sedapat mungkin agar tercapai,



Menurut Menurut (Brown: 2000: 5).
Language is a system of arbitrary conventionalized vocal, written, or gestural symbol that enable members of a given community to communicate inteligibly with one another.”

Menurut Fries (1974) dalam Brown (2000: 23), menyatakan bahwa:
Learning is a habit formation; skills are learned more effectively if oral precedes written, analogy, not analysis.”.

Menurut  prof. Hendra Sarwinata  (2006: 11) menyatakan bahwa ;
English is very difficult to learn for most people, especially me because the words are written with very different was going but I'll try to be able to speak English because it would be a capital that is essential for me to menjejang my career later.A lot of people vying to be able to speak English well in order to compete in the world of his later work and also a lot that makes it a business to gain huge profits by opening a place to learn English”.

Menurut kamus Oxford Advence Dictionary Menyatakan Bahwa “ language is human and non instinctive of method of communicating idies, feeling and desires by means of system of sound and sound symbols.

Menurut Robert D. Hess (2007:7) menyatakan bahwa “ The Complex system of speech sound that we call language is the basic channel for human intellectual and social interaction”.

            Dari beberapa definisi di tas bahwa bahasa imggris adalah alat komunikasi yang digunakan manusia untuk menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada penerima. Selanjutnya suara tersebut dikembangkan dengan symbol yang bermakna “ The abilty of children to think symbolically and to produce sound symbol makes it possible for children to learn language”.
2.      Deskripsi Media Pembelajaran ICT
a.       Pengertian model pembelajaran
            Media adalah suatu alat yang dipakai sebagai saluran (channel) untuk menyampaikan pesan ( massage) atau informasi dari suatu sumber ( seource ) kepada penerima.
            Menurut soeparno ( 2009: 89) mengemukakan bahwa ” media adalah sumber belajar secara luas dapat diartikan dengan manusia, benda ataupun peristiwa yang membuat kondisi siswa untuk memungkinkan memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap.
Menurut Richey (1994) model pembelajaran bersifat prosudural, yakni mendeskripsikan bagaimana melakukan tugas – tugas, atau bersifat konsisten dalam melakukan pembelajaran.
b.      Media pembelajaran ICT
Menurut Heinich et.al dalam Daryanto (2010:4) menyatakan bahwa: “kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima”.
 Rossi dan Breidle dalam Sanjaya (2010:163) mengemukakan bahwa :”media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan penidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya”.
Sedangkan menurut Briggs ( 2000) menyatakan bahwa; “ media pembelajaran adalah sarana fisik unruk menyampaikan isi/ materi pembelajaran seperti buku,film,video dan lain sebagainya”.
Sedangkan Oemar Hamalik ( 1996 ) mendefinisikan bahwa ;
“Media sebagai teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi antara guru dan murid dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Media pembelajaran merupakan perantara atau alat untuk memudahkan proses belajar mengajar agar tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien”.

Ada beberapa jenis media pembelajaran, diantaranya:
                                          
1)      Media visual: grafik,diagram,chart,poster,kartun, komik
2)      Media audial : radio, tape, recorder.laborateruim bahasa, dan sejenisnya.
3)      Projected still media : Over head Projector (OHP) in focus dan sejenisnya.
4)      Prohected Motion Media : Film, Televisi,Video (VCD,DVD,VTR) dan sejenisnya.
                        Tujuan menggunakan media pembelajaran diantaranya:
1)            Memotivasi minat atau tindakan: untuk memnuhi fungsi motivasi media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan, hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para siswa atau pendengar untuk tidak turut memikul tanggung jawab,melayani secara sukarela,atau memberikan sumbangan material) pencapian tujuan ini akan mempengaruhi sikap,nilai dan emosi.
2)            Menyajikan informasi : untuk tujuan informasi,media pembelajaran dapat digunakan untuk penyajian informasu dihadapan sekelompok siswa, isi dan bentuk penyajian bersifat umum, berfungsi sebagai pengantar,ringkasan, laporan,atau pengetahuan latar belakang, penyajian data pula berbentuk hiburan,drama,atau teknik motivasi.ketika mendengar atau menonton bahan informasi para siswa bersifat pasif. Partisipasi yang diharapkan dari siswa hanya terbatas pada persetujaun atau ketidaksetujuan mereka secara mental,atau terbatas pada perasaan tidak/kurang senang,netral atau senang.
3)            Memberi instruksi ; media berfungsi sebagai intruksi dimana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak ataupun mental dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancnag secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar siap menyiapkan instruksi yang efektif. Disamping memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perorangan siswa.
Menurut Sadiman(2002:6).menyatakan bahwa ;
”Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi”

Dari pendapat di atas dapat simpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan makna baik itu verbal maupun non verbal yang akan merangsang pikiran, perasaan, dan motivasi siswa sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar mengajar yang baik.
Hakikatnya media belajar itu perlu dalam proses pembelajaran, namun kenyataannya dilapangan banyak guru yang belum mampu memanfaatkan media pembelajaran yang sudah ada, itu hanya perlu ada sikap representative guru dan memilih media pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi masing-masing. Media yang baik adalah media pembelajaran yang telah tersedia dan bagaimana guru memberi makna pada media belajar sesuai dengan karakterisitik siswa.
Adapun tujuan menggunakan media pembelajaran yaitu mempermudah proses belajar mengajar,meningkatkan efesiensi belajar mengajar,menjaga relevansi dengan tujuan belajar,membantu konsentrasi siswa.
a.      Penegertian media pembelajaran ICT (information communication and technology).
Tekonologi informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data,memproses,mendapatkan, menyususn, menyimpan, dan memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi, yaitu informasi yang relevan, akurat dan dan tepat waktu.
            Pada saat ini pembelajaran ICT di lingkungan sekolah merupakan hal yang sangat penting karena semakin pesat kebutuhan informasi  dan komunikasi dalam berbagai keperlulan siswa, ICT secara umum di artikan perangkat Komputerisasi yang bisa mengakses webset banyak dimanfaatkan untuk meningkatkan hasil belajar yang lebih baik.
Menurut ma’mur asmani (2011:10) menyatakan bahwa ;
“ICT adalah paying besar terminology yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memperoses dan menyampiakan informasi, salah satu komponen ICT yaitu computer yang digunakan untuk menerima,menyimpan,memproses,menampilkan data atau informasi. Yang dimaksud computer meliputi hardware,software dan teknologi stroge ( penyimpanan)”.
                                       
            Hal yang sama juga dikemukakan Ariesto Hadi Sutopo (2102:1) menyatakan bahwa :
“ICT adalah teknologi yang mencakupb seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyimpan informasi. ICT / TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi”.
Menurut munir (2008 : 16 ) menyatakan bahwa ;
“Teknologi informasi menekankan pada pelaksana dan prosesan data menangkap,mentranmisikan,menyimpan,mengambil,memanipulasi atau menampilkan data dengan menggunkan perangkat-perangkat teknologi elektronik seperti computer, sedangkan teknolgi komunikasi menekankan pada perangkat teknologi elekektronika dan lebih menekankan pada aspek ketercapaian data proses komunikasi,sehingga data dan informasi yang diolah dengan teknologi informasi harus memenuhi kriteria komunikasi yang efektif ”.

Sedangkan menurut Prof.Dr.Ir.Dodi Nandika,Ms menyatakan Bahwa:
“ICT adalah medium proses pembelajaran, dimana guru dapat mengjar muird dapat belajar. Medium untuk proses pembelajaran tersebut ada dalam bentuk seperti drill  dan peralatan exercise, dalam simulasi dan jaringan kerja pendidikan”.


Dan menurut UNESCO (2002 :13) mentayakan bahwa :
“ Unit-init khusus mencakup konsep-konsep ICT,pengunaan computer dan pengaturan file,memprosesan kata,lembaran-lembaran,database-database, menciptakan presentase – presntasi menemukan informasi dan berkomunikasi computer, issue – issue social dan etika dan pekerjaan- pekerjaan yang mengunakan ICT”.

         Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan ICT merupakan teknologi sebagai media / alat bantu yang mencakup seluruh peralatan tenis untuk memproses dan menyampikan informasi yang salah satunya dengan menggunkan computer yang berupa hardware dan software untuk menciptakan presantasi-presantasi agar memudahkan dalam proses belajar mengajar dikelas.
b.      Media ICT Menggunakan Aplikasi Power Point (PPT)
1)      Pandangan – pandangan para ahli mengenai PowerPoint
Beberapa pandangan para ahli mengenai aplikasi microscoft PowerPoint,misalnya,Macdoms (2009:1) menyatakan bahwa:
      Microsoft powerpoint merupakan versi baru dari Microsoft Office dengan perbuhan tampilan atau fitur yang lebih jauh berbeda dengan microssoft Powerpoint juga memiliki beberapa fasilitas dan fungsi otomatisasi tambahan yang makin memudahkan para penggunanya dalam memformat dan memodifikasi presentasi sehingga tampak lebih professional.
                                           
Adapun Blanche W.O’Bannon dan Kathleen Puckett (2007:224) menyatakan bahwa:
Various software packages have multimedia presentation (slideshow) capability,include AppleWork, KidPix and microsoft powerpoint: these also accommate students vaying age levels.all are capable of constructing linier presentations of information and MS.PowerPoint can easily contructing nonlinear presentation eksternal link to more information”.

Maksudnya adalah berbagai paket perangkat lunak (software) memiliki kemapuan presentasi (slide) termasuk AppleWork,KindPix,Delixe,dan Microsoft PowerPoint dapat dengan mudah membangun presentai untuk document hypermedia dengan link internal dan eksternal untuk informasi lebih lanjut.
Sanaky (2011:132) menyatakan bahwa:

“Microsoft PowerPoint merupakan program untuk membuat presentasi yang dapat digunakan untuk membuat program pembelajaran,sehingga program yang dihasilkan pun akan cukup menarik dengan komposisi warna dan animasi yang digunakan”.


Hal ini dijelaskan lebih oleh Richard E Mayer (2009:2) mengatakan bahwa:
“Presntasi PowerPoint yaitu dimana seseorang menyajikan slide dari computer yang diproyeksikan kelayar yang lebih besar lalu membicarakan isi masing-masing slide”.

Kemudian Yudhi Munandi (2008:150) menyatakan Bahwa:

“Aplikasi PowerPoint yang digunakan oleh Microsoft Inc.Pemanfaatan PowerPoint atau perangkat lunak  lainnya dalam presentasi menyebabkan kebagian presentasi menjadi lebih mudah, dinamis, dan sangat menarik dengan berbagai perkembangan pada perangkat lunak dan sejumlah perangkat perangkat keras penunjangnya besar pada trend metode presentasi saat ini”.

      Dari pernyataan para ahli di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa Powerpoint merupakan media pembelajaran berbasis ICT (information Communication and Technology) diera digital saat ini sangat membantu dalam proses pebelajaran untuk memotivasi siswa dalam memahami materi pembelajaran,didalam program Microsoft PowerPoint mempermudahkan guru mengintegrasikan teks,audio,grafik,video,animasi. Hal ini menyebabkan PowerPoint menjadi media yang menarik.
2)      Kelebihan – kelebihan Microsoft PowerPoint.
Menurut Yudhi Munadi (2008:150) mengemukakan bahwa;
“ (1), mampu menampilkan objek-objek yang sebenarnya tidak ada secara fisik dengan imagery.secara kognitif pembelajaran dengan menggunakan mental imegary akan menuingkatkan retensi siswa dalam mengingat materi-materi pelajaran,(2) memiliki kemampuan dalam menggabungkan semua unsur media sperti teks,video,animasi,image ,grafik dan sound menjadi satu kesatuan penyajian yang terintegrasi,(3)memiliki kemampuan dalam mengakomodasi peserta didik sesuai dengan modalitas belajarnya,terutama bagi mereka yang memilki type visual,audiotif,kinestetik,atau lainnya.(4) mampu mengembnagkan materi pembelajaran terutama membaca dan mendengarkan dengan mudah.”.
Sedangkan Menurut Mustaqon (2012:192) kelebihan pembelajaran bebasis ICT (Information Tecnologi And Communication) antara lain adalah :
ü  Computer bisa mengakomodasi keragaman modalitas belajar siswa.
ü  Penyajian materi lebih efektif dan efesien
ü  Tampilan lebih menarik karena bisa diakomodasikan sesuai denngan kebutuhan
ü  Meningkatkan minat siswa untuk belajar karena bisa menampilkan materi secara visual, audio, dan kinestetik.
            Dari pernyataan di atas maka penulis simpulkan bahwa kelebihan- kelebihan powerpoint yaitu :
ü  Dapat menarik minat peserta didik materi yang disampaikan dapat menggabungkan semua insur media yang dilihat sekaligus bisa untuk didengar.
ü  Dapat mengakomodasi pesertab didik materi yang disampaikan guru dapat diserap banyak oleh peserta didik sesuai modalitas belajarnya
3)      Prosedur Pembuatan PowerPoint
Menurut Tang Seng (2003:81-82) menyatakan bahwa :
      Ada beberapa yang perlu perhatikan dalam desain elemen multimedia:
(a)    Pemilihan jenis huruf
        Jenis huruf yang sebaiknya digunakan adalah jenis Sans Serif seperti Times New Roman dan Arial. Untuk warna huruf sebaiknya kontras dengan latar belakang, hal ini membuat lebih mudah dilihat dan dibaca.dan ukuran huruf minimum 24 points dan sebaliknya tidak lebih dari ukuran 12 points.
(b)   penggunaan animasi dan video
      Penggunaan animasi dan video dalam pembelajaran berbasis computer dapat membantu siswa dalam belajar. Keuntungan menggunakan animasi antara lain, dapat menggambarkan yang biasanya tidak kelihatan contoh (pergerakan atom),penggunaan animasi-animasi sederhana untuk menggambarkan simulasi lebih baik dari pada video, animasi memerlukan ruang memori yang lebih kecil dari pada video clip. Keuntungan menggunakan video adalah dapat menunjukan situasi yang nyata kepada siswa sehingga siswa dapat melihat gambar yang terbaik.
(c)      Penggunaan warna
      Pemilihan warna untuk tampilan visual sangat penting sehingga tampilan yang dipilih dapat mengirimkan pesan kepada siswa. Dua pertimbangan dalam pemilihan warna. Pertimbangan pertama adalah warna yang dipilih dapat memberikan dampak yang selaras dibandingkan dengan yang lain. Pertimbangan kedua adalah warna yang dipilih mempertimbangkan dampak emosi dari warna.biru,hijau dan ungu adalah warna lembut,sedangkan orange dan warna merah adalah warna hangat.
(d)   Penggunaan audio
      Audio adalah salah satu media yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar, audio dapat digunakan untuk menarik perhatian siswa,bahan tampilan didalam screen, menimalkan pesan yang ingin disampaikan di dalam screen,mengumumkan peristiwa dan memotivasi siswa
      Jadi dari pernyataan di atas di simpulkan bahwa dengan menggunakan PowerPoint yang sesuai dengan Prosedur yang baik akan menimbulkan kesan yang penting buat pembelajaran agar siswa dapat memahami materi pembelajaran dengan baik.
c.       Media Pembelajaran Konvensioanal
            Media dalam prespektif pendidikan merupakan instrumen yang sangat strategis dalam ikut menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Sebab  keberadaannya secara langsung dapat memberikan dinamika tersendiri terhadap peserta didik. Kata media pembelajaran berasal dari bahasa latin ”medius” yang secara harfiah berarti ”tengah”, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Gerlach dan Ely (2007:13)  mengatakan bahwa :

”Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media”.

            Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal
         Media Pembelajaran konvensional merupakan Media Pembelajaran yang biasa diterapkan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran (Ridwan, 2008) menyatakan Bahwa :
“Media pembelajaran konvensial masih mengalami krisis paradigma. Krisis yang dimaksud adalah seharusnya telah berlangsung model kontruktivisme di mana Pemerintah telah berusaha menciptakan suatu model pembelajaran yang inovatif yang dituangkan dalam peraturan menteri nomor 41 tahun 2007, namun hal ini belum dijalankan sepenuhnya oleh guru”.

    Penyelenggaraan pembelajaran konvensional lebih sering menggunakan modus telling (pemberian informasi), daripada modus demonstrating (memperagakan) dan doing direct performance (memberikan kesempatan untuk menampilkan unjuk kerja secara langsung) (Warpala, 2009). Dalam perkataan lain, guru lebih sering menggunakan strategi penyampaian informasi secara langsung kepada siswa dengan mengikuti urutan materi dalam kurikulum secara ketat. Menurut Rasana (2004), peran siswa dalam proses pembelajaran konvensional adalah sebagai objek dari pendidikan bukan sebagai subjek pendidikan, sedangkan peran guru adalah sebagai penguasa atau bersifat otoriter. Hubungan yang dibangun adalah hubungan atasan dan bawahan. Guru berasumsi bahwa keberhasilan program pembelajaran dilihat dari ketuntasannya menyampaikan seluruh materi yag ada dalam kurikulum. Penekanan aktivitas belajar lebih banyak pada buku teks dan kemampuan mengungkapkan kembali isi buku teks tersebut. Jadi, pembelajaran konvensional kurang menekankan pada pemberian keterampilan proses. Adapun prinsip kelompok belajar dalam pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut.
(Trianto,2007).
1. Akuntabilitas individual sering diabaikan sehingga tugas-tugas sering diborong oleh salah satu anggota kelompok, sedangkan anggota kelompok lainnya hanya “mendompleng” keberhasilan “pemborong”.
2.Kelompok belajar biasanya homogen.
3. Pemimpin kelompok sering ditentukan oleh guru atau kelompk dibiarkan untuk memilih pemimpinnya dengan cara masing-masing.
4. Keterampilan sosial sering tidak secara langsung diajarkan.
5. Pemantauan melalui observasi dan intervensi sering tidak dilakukan oleh guru pada saat belajar kelompok sedang berlangsung.
6. Guru sering tidak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar.
7. Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas.
Pengajaran dengan model ini dipandang efektif, dalam hal sebagai berikut (Sunartomb, 2009).

1. Berbagi informasi yang tidak mudah ditemukan di tempat lain.
2. Menyampaikan informasi dengan cepat.
3. Membangkitkan minat akan informasi.
4. Mengajari siswa yang cara belajar terbaiknya dengan mendengarkan.
Namun demikian, pendekatan pembelajaran tersebut mempunyai beberapa kelemahan sebagai berikut.
1. Tidak semua siswa memiliki cara belajar terbaik dengan mendengarkan.
2. Sering terjadi kesulitan untuk menjaga agar siswa tetap tertarik dengan apa yang dipelajari.
3. Pendekatan tersebut cenderung tidak memerlukan pemikiran yang kritis.
4. Pendekatan tersebut mengasumsikan bahwa cara belajar siswa itu sama dan tidak bersifat pribadi.
Tahapan-tahapan dalam model pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut.
1.Kegiatan pendahuluan pembelajaran, guru mengkonsentrasikan siswa pada materi yang akan dipelajari dengan memberikan apersepsi. Peran siswa pada tahap ini adalah mendengarkan penjelasan guru.
2.Kegiatan inti pembelajaran, terdapat proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Proses tersebut diterapkan guru dengan memberikan informasi kepada siswa. Peran siswa pada tahap ini adalah menyimak informasi yang diberikan guru. Terkadang siswa membentuk kelompok untuk melaksanakan praktikum dan mendiskusikan hasil praktikum.
3. Kegiatan penutup pembelajaran, guru mengajak siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran dan memberikan tes. Peran siswa pada tahap ini adalah menyimpulkan hasil pembelajaran dan menjawab tes yang diberikan guru. Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat dikatakan bahwa model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran yang biasa dilakukan di kelas, namun masih terdapat kekeliruan dalam pengimplementasiannya. Guru masih dominan dalam proses pembelajaran dan cenderung memberikan pelayanan yang sama untuk semua siswa. Hal inilah yang menjadi landasan dasar penghambat prestasi belajar yang dicapai oleh masing-masing siswa.
Selanjutnya menurut Roestiyah N.K. (1998) mengemukakn bahwa :
“cara mengajar dengan media  tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah Pendidikan ialah cara mengajar dengan ceramah. Sejak duhulu guru dalam usaha menularkan pengetahuannya pada siswa, ialah secara lisan atau ceramah. Pembelajaran konvensional yang dimaksud adalah pembelajaran yang biasa dilakukan oleh para guru. Bahwa, pembelajaran konvensional (tradisional) pada umumnya memiliki kekhasan tertentu, misalnya lebih mengutamakan hapalan daripada pengertian, menekankan kepada keterampilan berhitung, mengutamakan hasil daripada proses, dan pengajaran berpusat pada guru”.

Sedangkan Menurut Mursell & Nasution  (2006:11-12),mengemukan Bahwa :

cara mengajar yang konvensional atau tradisional seperti bahan pelajaran dibagikan dan peserta didik ditugaskan untuk mempelajari yang kemudian pendidik menyampaikan kembali di kelas membuat peserta didik belajar dengan cara yang sangat tidak efisien, peserta didik tidak sanggup membaca dengan suatu tujuan khas, tidak sanggup menilai apa yang dipelajari, tidak sanggup menggunakan teknik matematis atau ilmiah, tidak sanggup menyusun fakta dan mengambil kesimpulan, karena mereka tidak memperoleh hasil belajar yang autentik”.

Dari pernyataan para ahli di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa media Konvesional adalah usaha pendidik untuk mengoptimalkan proses pembelajaran dengan metode, model, pendekatan, dan teknik yang merujuk pada pembelajaran turun temurun atau tradisional tanpa ada variatif dalam proses pembelajaran.
3.       Penguasaan  Struktur Kalimat Bahasa Inggris.
a.      Pengertian Struktur Kalimat Bahasa Inggris
        Sentence bahasa inggris merupakan susunan kata yang berpola, Kalimat yang dikatakan sempurna adalah kalimat yang seimbang antara ide dan bentuknya atau kalimat yang berpola “subjek,-predikat-objek”tertentu yang membentuk sutu kesatuan makna yang dapat dipahami dengan baik. Memahami suatu wacana tulisan bahasa inggris  pada dasarnya adalah memahami kalimat-kalimat sebagai suatu unit bahasa terkecil dengan konsep ide yang lengkap. Apabila kalimat kalimat dalam suatu wacana dapat dipahami, pada umumnya seluruh isi wacana dapat dimengerti pula. Namun beberapa kelemahan yang sering dijumpai pada pembaca atau pembelajar (learners) teks Bahasa Inggris adalah antara lain kemampuan menganalisa kalimat secara struktural-fungsional dalam arti melihat mana Subjek dan Predikat dan unsur-unsur pokok lainnya dalam suatu kalimat untuk menemukan arti yang tepat dari kalimat tersebut. Disamping itu, sebagai dampak dari kelemahan analisis tadi, mereka cenderung untuk mengartikan suatu kalimat berdasarkan arti yang hanya mereka ketahui dari kata-kata dalam kalimat tersebut tanpa memperhatikan fungsi kata-kata itu.
Menurut Leonard Bloomfield (1999) mengemukakan Bahwa : “a maximum form is any ulterance is a sentence. This a sentence is a form which, isn’t part of large contruction”.
Sedangkan menurut Menurut Hockett mengemukakan bahwa Struktur Kalimat
a sentence is a gramatical form which is not contruction with any other grammatical”.
Menurut Parera (1998:12) mengemukakan bahwa : “kalimat adalah sebuah bentuk ketatabahasaan yang maksimal yang tidak merupakan bagian dari yang lain yang lebih besar dan mempunyai ciri kesenyapan final yan menunjukkan bentuk itu berakhir”.
Menurut Kridalaksana (2000)  mengemukakan bahwa : “kalimat adalah satuan bahasa secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara sktual dan potensial terdiri dari klausa”.

Menurut Ramlan, (1989) mengemukakan bahwa :” kalimat adalah satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun naik.
Menurut Cook dalam Tariga, kalimat adalah satuan bahasa yang relatif dapt berdiri sendiri, yang mempunyai pola intonasi akhir dan yang terdiri dari klausa.
Sedangkan menurut Keraf mengemukakn bahwa: “kalimat adalah satu bagian ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan di mana intonasinya menunjukkan bahwa ujaran itu sudah lengkap.”
        Dengan mengaitkan peran kalimat sebagai alat interaksi dan kelengkapan pesan atau isi yang akan disampaikan, kalimat didefinisikan sebagai “susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap”. Sedangkan dalam kaitannya dengan satuan-satuan sintaksis yang lebih kecil (kata, frase, dan klausa) bahwa kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, serta disertai dengan intonasi final.
Sehingga disimpulkan, bahwa yang penting atau yang menjadi dasar kalimat adalah konstituen dasar dan intonasi final, sedangkan konjungsi hanya ada kalau diperlukan. Intonasi final yang ada yang memberi ciri kalimat ada tiga, yaitu intonasi deklaratif, yang dalam bahasa tulis dilambangkan dengan tanda titik; intonasi interogatif, yang dalam bahasa tulis dilambangkan dengan tanda tanya; dan intonasi seru, yang dalam bahasa tulis dilambangkan dengan tanda seru.
b.      Kosa Kata Dalam Bahasa inggris .
Dalam hasil penelitian yang berjudul Pola Asosiasi Kata dalam Pemerolehan Kalimat
oleh Dawud (1997) ditemukan bahwa :

“belajar kosakata pada hakikatnya adalah belajar menggunakan kata dalam jaringan asosiatif. Jaringan asosiatif itu membentuk pola makna tertentu. Pengetahuan tentang jaringan asosiasi kata-kata berguna untuk belajar makna suatu kata dan belaja memahami, mereorganisasi, dan menggunakan kata secara tepat dalam kalimat. Penelitian ini sebagai bahan acuan karena peneliti akan menganalisis kalimat sederhana dari beberapa kosakata .

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:597) menyatakan bahwa” kosakata adalah perbendaharaan kata. Shinmura dalam Dahidi dan Sudjianto (2004:97) kosakata juga dapat dikatakan sebagai keseluruhan kata (tango) berkenaan dengan suatu bahasa atau bidang tertentu yang ada di dalamnya.

Kosakata merupakan bagian dari suatu bahasa yang mendasari pemahaman dari bahasa tersebut. Kualitas kosakata yang dimiliki siswa mempengaruhi empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis
Soedjito dalam Karyani (2009:19) mengungkapkan bahwa:

Kosakata dapat diartikan semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa, kekayaan kata yang dimiliki oleh seorang pembicara/penulis, kata yang dipakai dalam suatu bidang ilmu pengetahuan dan daftar kata yang disusun seperti kamus yang disertai penjelasan secara singkat dan praktis.

Menurut Keraf (1985:68) mengemukakan bahwa “perbendaharaan kata atau kosakata adalah daftar kata-kata yang segera kita ketahui artinya bila mendengar kembali walaupun jarang atau tidak pernah digunakan lagi dalam percakapan atau tulisan sendiri, perbendaharaan kata atau kosakata adalah
keseluruhan kata yang dimiliki oleh suatu bahasa”.
Tarigan dalam Rosmalela (2008:54) penguasaan kosakata dikelompokkan sebagai berikut:
1. Penguasaan kosakata represif atau proses decoding, artinya proses memahami apaapa yang dituturkan oleh orang lain. Represif diartikan sebagai penguasaan yang bersifat pasif, pemahaman hanya dalam proses pemikiran.
2. Penguasaan produktif atau proses encoding yaitu proses mengkomunikasikan ide, pikiran, perasaan melalui bentuk kebahasaan atau dengan kata lain pemahaman kosakata dengan cara mampu menerapkan kosakata yang bersangkutan dalam suatu konteks kalimat. Dengan demikian akan jelas makna yang dikandung oleh kosakata tersebut.

3. Penguasaan penulisan yang juga tidak kalah pentingnya dengan penguasaan kosakata
secara produktif dan resertif. Oleh sebab itu, walaupun seseorang mampu memahami makna suatu kata dan mampu pula menerapkannya dalam rangkaian kalimat.
            Dari Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Penguasaan Kosa Kata dalam pembelajaran Bahasa inggis merupakan basic  untuk mempermudah dalam memahami kalimat bahasa inggris Dalam pemahaman kosakata pada siswa sekolah dasar sangat kompleks dan tak terbatas sehingga perlu tataran yang luas perihal konsep untuk memudahkan para pendidik mengenal pemahanan kosakata agar siswa dapat mengerti pada saat interaksi dalam pembelajaran.
Kosakata dapat diidentifikasi sesuai dengan kategorinya. Setiap orang dapat mengombinasikan kosakata tersebut menjadi bermakna. Sebagai bagian dari sistem bahasa,kosakata merupakan satuan unit gramatikal untuk menyampaikan maksud dan tujuan dalammenggunakan bahasa. Hal ini sesuai dengan pendapat Droga Louise dan Sally Humprey (2003): yang mengklasifikasikan kelas kata, sebagai berikut:
Kelas Kata
Penjabaran
Contoh
Noun
Kata yang digunakan untuk mengacu pada orang, benda, ide atau kualitas
Boat, telepone, sausage,
disscussion, disaster
Pronoun
Kata yang digunakan untuk
menggantikan kata
It, that, he/she/they, those,
them, this
Verb
Kata yang digunakan untuk
menyampaikan orang atau benda, yang
mengacu pada orang atau benda dan apa
yang terjadi pada mereka
Eat, search, slice, drive,
discus, talk, is, has, cause
Adverb
Kata yang mengacu pada kata kerja atau
kata sifat yang berindikasi pada sesuatu
sesuai dengan situasinya.
Slowly, carefully, quickly,
soon, now, overhead,
beautifully, occasionally
Adjective
Kata yang digunakan untuk menceritakan
keadaan orang atau benda
Green, dusty, enormous,
old, smelly, tall, sharp
Article
a, an, or the yang ditempatkan sebelum
kata benda untuk menunjukkan orang
atau benda.
There are only three
articles: a, an, and the
Prepossition
Kata yang ada pada awal phrase dan
mengacu pada tempat, waktu, maaner
On, in, for, from, by, at,
above, after, to, below
Conjuction
Kata yang digunakan sebagai link dua
klusa, kelompok kata
And, but, then, it, also,
when, because
Sumber: Droga Louise dan Sally Humprey (2003).

Menurut Lado (1979: 121-126), ada beberapa langkah yang dapat diterapkan dalam pembelajaran kosakata, yaitu (1) mendengarkan kata, (2) mengucapkan kata, (3) memahami makna, (4) membuat ilustrasi dalam bentuk kalimat, (5) melakukan 10 latihan dalam pengekspresian makna, (6) mengucapkan kata tersebut dengan suara keras, dan (7) menulis kata-kata tersebut. Sitorus (1993: 3) menyatakan bahwa kata-kata yang terdapat dalam kelompok, golongan-golongan, dan perangkat selalu lebih mudah untuk dipelajari. Lebih lanjut, Sitorus (1993: 4) mengungkapkan ada dua cara mempelajari kosakata dalam pengelompokan, yaitu kelompok kata yang mempunyai satu dasar umum dan kelompok kata yang mempunyai hubungan dalam pengertian.
Piaget (dalam Hoskisson & Tompkins, 1987: 11) menyatakan bahwa siswa sekolah pada tingkatan SMP
adalah concrete thinkers (pemikir kongkret). Mereka belajar dengan baik melalui keterlibatan secara aktif. Keterlibatan dalam penggunaan bahasa secara aktif dapat dibuat lebih bermakna apabila dikaitkan dengan pengalaman dan hal-hal nyata dalam kehidupan anak. Asri Budiningsih (2005: 39) menyatakan bahwa untuk menghindari keterbatasan berpikir, anak perlu diberi gambaran konkret sehingga ia mampu menelaah persoalan. Anak usia12  sampai 15 tahun masih memiliki masalah mengenai berpikir abstrak.
B.     KERANGKA BERPIKIR
Pendidikan Bahasa inggris  seharusnya dilaksanakan dengan baik dalam proses pembelajaran di sekolah, mengingat pentingnya pelajaran tersebut seperti yang telah diungkapkan di atas. Pembelajaran Bahasa Inggris dikatakan berhasil apabila semua tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dapat tercapai, yangterungkap dalam hasil belajar Bahasa Inggris. Namun dalam kenyataannya, masih ada sekolah-sekolah yang memiliki hasil belajar Bahasa Inggris yang rendah karena belum mencapai standar ketuntasan yang telah ditentukan.
Namun Dalam kenyataan nya Hasil belajar Bahasa Inggris yang didapatkan siswa  masih rendah, Khususnya pada Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris.yang membuat substansi materi pembelajaran tidak berjalan karena terbatasnya anak yang kurang mampu Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat diidentifikasi tiga variabel sebagai berikut, yaitu variabel Penggunaan Media Pembelajaran (X1), Penguasaan Struktur Kalimat (X2), Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris. (Y) yang diduga mempunyai hubungan pengaruh sebagai berikut:
1)      Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran (X1) Terhadap Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris (Y)   
Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris merupakan perubahan tingkah laku seseorang yang meliputi aspek kognitif, afektif dan atau skill  setelah menempuh kegiatan belajar selama periode tertentu, yaitu segala materi yang berhubungan tentang Bahasa Inggris, yang tingkat kualitas perubahannya sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang ada dalam diri siswa dan lingkungan sosial yang mempengaruhinya.
Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris akan semakin tinggi apabila seluruh unsur yang mempengaruhinya memberikan kontribusi yang cukup besar. Salah satu faktor tersebut adalah kompetensi guru, artinya guru yang mampu menggunakan berbagai macam strategi pembelajaran akan mampu meningkatkan semangat siswa untuk belajar. Penggunaan media pembelajaran yang menarik dan menyenangkan akan dapat membantu siswa Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris
media adalah sumber belajar secara luas dapat diartikan dengan manusia, benda ataupun peristiwa yang membuat kondisi siswa untuk memungkinkan memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap dalam proses pembelajaran bahasa inggris kecakapan skill bisa ditopang dengan penggunaan media pembelajaran yang sesuai yang bisa meningktakan siswa dalam menguasai Menulis Deskripsi Bahasa Inggris
Dari uraian di atas, maka diduga bahwa ada perbedaan Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris antara siswa yang diajar menggunakan Media ICT dengan siswa yang diajar menggunakan media pembelajaran konvensional.
2)    Penguasaan Struktur Kalimat (X2) terhadap Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris (Y)
Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris  merupakan indikator yang menunjukkan kinerja siswa sepanjang masa belajarnya. Prestasi belajar merupakan hasil dari semua upaya siswa mempergunakan semua faktor internalnya termasuk didalamnya kecerdasan, emosi bakat dan pembawaannya
Kosakata merupakan bagian dari suatu bahasa yang mendasari pemahaman dari bahasa tersebut. Kualitas kosakata yang dimiliki siswa mempengaruhi empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam kecakapan skill berbahasa inggris.
.Dari uraian di atas maka diduga terdapat pengaruh kemampuan Kosa Kata terhadap Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris  
3)    Perbedaan Pengaruh Interaksi antara Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran (X1) Penguasaan Struktur Kalimat (X2) terhadap Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris (Y)
Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris siswa yang merupakan indaktor kecakapan berbahasa inggris  merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Sedangkan dari sisi guru hasil belajar sebagai alat ukur, apakah siswa telah mengusai materi yang telah dipelajarinya. 
            Sedangkan ICT merupakan teknologi sebgai media / alat bantu yang mencakup seluruh peralatan tenis untuk memproses dan menyampikan informasi yang salah satunya dengan menggunkan computer yang berupa hardware dan software untuk menciptakan presantasi-presantasi agar memudahkan dalam proses belajar mengajar dikelas. Dalam hubungannya dengan hasil belajar Media ICT merupakan faktor Eksternal yang akan membantu meningkatkan hasil belajar dalam Pelajaran Bahasa Inggris, media ICT merupakan alat bantu untuk memberikan Pengalaman belajar yang berkesan tidak hanya mendengar mencatat dan mengerjakan soal, namun dengan Media ICT siswa akan jauh lebih berkembang meguasai konsep pembelajaran .
            Dalam Hubungan dengan Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris adalah Struktur Kalimat Dalam belajar bahasa inggris, Struktur Kalimat Bahasa Inggris sangat memiliki peranan penting. Semakin banyak sering latihan Struktur Kalimat yang kita miliki akan semakin mudah kita memahami pembicaraan atau tulisan orang lain dalam bahasa itu dan semakin mudah pula kita dapat mengemukakan isi fikiran kita dalam bahasa itu secara lisan maupun tulisan.  Sebaliknya, semakin sedikit Struktur Kalimat bahasa Inggris yang kita miliki, akan semakin sulit kita memahami pembicaraan atau tulisan orang lain dalam bahasa Inggris dan akan semakin sulit pula kita mengungkapkan isi fikiran dalam bahasa Inggris, secara lisan maupun tulisan.
Dari uraian di atas maka diduga terdapat pengaruh langsung Media Pembelajaran  ICT ( information communication and technologi ) dan kemampuan Kosa Kata secara bersama-sama terhadap Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris
C.    HIPTESIS PENELITIAN
Berdasarkan uraian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas maka hipotesis penelitian ini adalah :
1.      Terdapat pengaruh media ICT (information communication and technologi) terhadap Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris Siswa.
2.      Terdapat Penguasaan Struktur Kalimat siswa terhadap Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris Siswa.
3.      Terdapat pengaruh interaksi antara penggunaan media ICT (information communication and technologi) dan  Penguasaan Struktur Kalimat siswa terhadap Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris Siswa.

BAB  III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama  (SMP) Negeri di Tangerang Barat gugus 04 Kota Administrasi Kabupaten Tangerang. Di wilayah  tersebut terdapat 4 buah SMP Negeri, yaitu SMP Negeri 1 Kresek, SMP Negeri 1 Gunung kaler, dan SMP Negeri Satap Rancailat. SMP Negeri 1 Gunung Kaler Kondisi siswa menurut di sekolah-sekolah tersebut bisa dilihat pada Tabel 3.1. berikut :
Tabel 3.1.  Jumlah Guru di SMA Negeri Se Kecamatan Kresek
Nama Sekolah
Kelas
Jumlah Rombel
Jumlah Siswa
Jumlah
1
SMP Negeri 1 Kresek,
VII
9
274
806
VIII
9
268
IX
8
264
2
SMP Negeri 1 Gunung Kaler
VII
4
312
949
VIII
4
306
IX
4
331
3
SMP Negeri Satap Rancailat
VII
3
272
793
VIII
3
264
IX
3
257
Jumlah
2548
Sumber : Seksi Pendidikan SMP Kecamatan Kresek Kabupaten Tangerang
2.      Waktu
49
  Proses penelitian diperkirakan waktunya sekitar empat bulan dari bulan Maret sampai bulan Juni tahun 2013, mulai dari penentuan masalah, penyusunan proposal dan menyelesaikan laporan penelitian dan penyelesaian tesis diperkirakan sesuai dengan jadwal penelitian yang telah diprogramkan seperti yang terlihat di Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Jadwal Penelitian

No

Jenis Kegiatan
Bulan/Minggu ke-
Maret
April
Mei
Juni
Juli
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
 1.
Penentuan masalah/judul



















 2.
Survey Pendahuluan


















 3.
Menyusun proposal/ Bimbingan Pendahuluan


















 4.
Menyusun instrumen


















 5.
Uji Coba Instrumen


















 6.
Proses Treatment dan pengumpulan data












 7.
Mengolah Data

















 8.
Penyusunan Laporan


















B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan model analisis teatment by level. Jenis pungujian yangdigunakan adalah Anova Dua Arah. Eksperimen dilakukan pada dua kelompok/sampel dimana masing-masing kelompok diberi perlakuan (treatment) yang berbeda. Kelompok pertama diajar dengan menggunakan pembelajaran Media pembelajaran sedangkan kelompok kedua diajar dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional. Masing-masing kelompok dibagi lagi menjadi dua kategori menurut Penguasaan Struktur Kalimat bahasa inggris, yaitu kelompok yang mampu Kosa Kata dan kelompok yang mampu menguasai structure kalimat bahasa inggris.
Tabel 3.3.  Desain Penelitian
Level :
Media ICT  (B)
Penguasaan Struktur Kalimat (A)
∑B
Kosa kata grammer (A1)
Structure
(A2)
PowerPoint  (B1)
Y11
Y12
∑B1
Konvensional (B2)
Y21
Y22
∑B2
∑A
∑A1
∑A2

Keterangan :
A1          : kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris pada kelompok responden yang menguasai Struktur Kalimat dengan kemampuan kosa kata grammer.
A2          : kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris pada kelompok responden yang menguasai Struktur Kalimat dengan kemampuan structure kalimat
B1           : kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris pada kelompok responden yang menggunakan media ICT dengan PowerPoint
B2                    : kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris pada kelompok responden yang menggunakan media konvensioanal
Y11        :        kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris pada kelompok responden yang menguasi kemampuan kosa kata dan menggunakan media ICT dengan PowerPoint
Y12        :        Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris pada kelompok responden yang menguasi kemampuan kosa kata dan menggunakan media konvensional
Y21        :Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris pada kelompok responden yang kemampuan structure kalimat dan menggunakan Media ICT dengan PowerPoint
Y22        : Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris pada kelompok responden yang menguasai structure kaliamat  dan menggunakan media ICT dan media pembelajaran Konvensioanal.
C.  Populasi dan Sampel 
1.      Populasi Target
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX (Sembilan) Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di wilayah Kecamatan Kresek Kota Administrasi Kabupaten Tangerang 2013/2014.


2.      Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Kresek Kabupaten Tangerang  tahun  pelajaran 2013/2014. Kondisi anggota populasi terjangkau ini ini sesuai yang tertera pada Tabel 3.2..
3.      Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel                                                                                     
Dari populasi terjangkau yang ada kemudian dipilih dua kelas untuk dijadikan kelas-kelas eksperimen, yaitu kelas yang diajar dengan menggunakan media pembelajaran ICT  dan kelas yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional. Pemilihan dua kelas tersebut dilakukan secara acak (random) tertimbang dari kelas-kelas paralel yang ada. Yang dijadikan pertimbangan adalah rata-rata prestasi akademis, yaitu kelas yang mempunyai rata-rata prestasi belajar hampir sama.
Dari dua kelas yang terpilih, karena setiap kelas hanya akan dipilih 32 siswa sebagai anggota sampel, maka siswa-siswa anggota sampel tersebut dipilih secara acak tertimbang. Sebagai pertimbangan calon anggota sampel adalah bahwa siswa tersebut tidak termasuk kelompok istimewa, yang dimaksud kelompok istimewa adalah siswa yang terlalu pandai atau sebaliknya, bermasalah dalam kehadiran atau bermasalah dalam kedisiplinan.
D.     Teknik Pengumpulan Data
1.      Data Penelitian
Sesuai dengan desain penelitian di atas, maka data penelitian yang diperlukan dalam penelitian ini adalah  Data kemampuan  Menulis Deskripsi Bahasa Inggris.


2. Sumber Data
Sedangkan sumber data untuk data tentang kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris adalah jawaban yang diberikan oleh responden atas soal tes yang diberikan oleh peneliti.
3.  Teknik Mendapatkan Data
Teknik pengumpulan data untuk data tentang kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris adalah dengan melaksanakan tes setelah proses pembelajaran materi yang dieksperimenkan selesai. Dua kelompok eksperimen tersebut diuji dengan soal yang sama.
E.  Pengembangan Instrumen Penelitian
1.      Instrumen Pengukuran  Menulis Deskripsi Bahasa Inggris
a.      Defenisi Konseptual
kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti materi Bahasa inggris  yang berupa data kualitatif maupun data kuantitatif.
b.      Defenisi Operasional
hasil  data kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris adalah penggabungan skor yang diperoleh siswa secara individu maupun kelompok  setelah melaksanakan kegiatan belajar sistem eksresi jawaban yang benar dibagi dua.
c.       Kalibrasi Instrumen
Untuk mengkalibrasi instrumen dilakukan dengan menguji tingkat kesukaran, validitas setiap butir soal, reliabilitas instrumen, dan daya pembeda butir soal.  Pengujian tersebut  dilakukan pada  18 orang responden anggota populasi tetapi bukan calon anggota sampel. Rumus-rumus yang digunakan untuk pengujian disesuaian dengan jenis instrumen yaitu soal tes berbentuk pilihan ganda.
1)      Tingkat Kesukaran Butir Soal Test Hasil  Tes Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris  Indeks tingkat kesukaran atau Proportional Correct dinotasikan dengan p untuk soal pilihan ganda diuji dengan rumus (Safari, 2005 : 23) :
;   dimana
JB = jumlah peserta tes yang menjawab benar
N  = jumlah peserta tes
Kriteria tingkat kesukaran yang digunakan pada analisa ini adalah : jika p < 0,70 kategori soal mudah, 0,30 < p < 0,70 kategori soal sedang, dan p < 0,30 kategori soal sukar. 
2)      Pengujian Validitas Butir Soal Test hasil  kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris
Untuk menghitung validitas butir butir soal pilihan ganda diuji dengan menggunakan rumus korelasi biserial (Safari, 2005 : 71) dengan rumus :
;   dimana :
rbis(i) = Koefisien korelasi antara skor butir soal nomor i dengan skor total
Xi   = Rata-rata skor total responden yang menjawab benar butir soal nomor i
Xt   =  Rata-rata skor total semua  responden.
St   =  Standar deviasi skor total semua responden.
Pi   = Proporsi jawaban benar untuk butir soal nomor i
Qi   = Proporsi jawaban salah untuk butir soal nomor i
3)      Nilai rbis yang diperoleh dari perhitungan selanjutnya dikonsultasikan dengan r tabel product moment, dimana kriteria penerimaan butir instrumen valid atau tidak digunakan uji validitas instrumen dengan rtabel,  yang ditentukan uji satu sisi dengan taraf signifikansi ( α ) = 0,05 dan derajat kepercayaan ( df ) = k – 2 (dimana k = banyaknya responden uji coba). Kriteria validitas butir soal adalah jika rhitung lebih besar atau sama. .
3)       Pengujian Realiabilitas Instrumen hasil test kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris
Untuk pengujian reabilitas perangkat soal pilihan ganda digunakan rumus Kuder Richardson 20 (Safari, 2005 : 54), yaitu :
  ;   dimana  :
rKR       = Koefisien reliabilitas tes
k          = Banyaknya butir soal yang valid
St2          = Varians skor total
PiQi     = Varians skor tiap butir.
Pi            = Proporsi jawaban benar untuk butir i.
Qi        = Proporsi jawaban salah untuk butir i.
Angka reliabilitas yang diperoleh dari perhitungan selanjutnya dibandingkan dengan rtabel pada uji satu sisi dengan taraf signifikansi    ( a ) = 0,05 dan derajat kepercayaan (df) = k – 2 dimana k = banyaknya soal yang valid. Kriteria reliabilitasnya adalah jika rhitung lebih besar dari pada rtabelmaka instrumen tersebut reliabel.
2.      Instrumen Pengukuran media pembelajaran berbasis ICT
a.      Definisi Konseptual
Media pembelajaran berbasis ICT  adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran )  sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran,dan perasaan pebelajar dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai pembelajara tertentu dengan teknologi baik itu visul audio maupun internet.
b.     Definisi Operasional
Media Pembelajaran merupakan sarana penunjang pembelajaran yang koefeisen yang diharapkan oleh guru, baik itu menggunkan alat eksternal maupun alat internal.
c.      Kisi – Kisi Instrumen
Kisi – kisi instrumen untuk mengukur variabel ketahanmalangan dituangkan dalam tabel 3 seperti tampak di bawah ini .
d. Jenis Instrumen Media Pembelajaran Berbasis ICT
      Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang Media Pembelajaran berbentuk kuesioner dengan menggunakan rating scale. Model rating scale yang digunakan dalam bentuk kontinum dengan 5 (lima) kategori, yaitu nilai jawaban sangat sesuai = 5, sesuai = 4, ragu-ragu = 3, tidak sesuai = 2, dan sangat tidak sesuai = 1. Semua pertanyaan diatur sedemikian rupa semua bermakna positif.
e. Teknik Kalibrasi Instrumen Media Pembelajaran Berbasis ICT
   Untuk mengkalibrasi instrumen dilakukan dengan menguji validitas setiap butir pertanyaan dan reliabilitas instrumen tersebut.  Pengujian tersebut dilakukan pada  20 orang responden anggota populasi tetapi bukan calon anggota sampel.
Untuk menghitung validitas butir kuesioner motivasi belajar siswa menggunakan rumus korelasi product moment pearson, dimana kriteria penerimaan butir instrumen valid atau tidak digunakan uji validitas instrumen dengan rtabel,  yang ditentukan uji satu sisi dengan taraf signifikansi ( α ) = 0,05 dan derajat kepercayaan ( df ) = k – 2 (dimana k = banyaknya responden uji coba). Kriteria validitas butir soal adalah jika rhitung lebih besar dari pada rtabelmaka butir dianggap valid, sedangkan jika rhitung lebih kecil dari pada rtabel tidak valid dan tidak digunakan atau butir pertanyaan tersebut dibuang.
F.     Pengujian Persyaratan Analisis Data
Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi dua tahap, yaitu: (1) pengujian persyaratan analisis dan (2) pengujian hipotesis penelitian. Sebelum dilakukan pengujian persyaratan analisis, data dari setiap variabel dianalisis deskriptif untuk mendapat gambaran secara umum hasil penelitian. Data yang diperoleh akan disajikan dalam besaran statistik deskriptif seperti rata-rata (mean), nilai tengah (median), frekwensi terbanyak (modus), simpangan baku (standar deviasi). Selanjutnya  data disajikan dalam bentuk distribusi frekwensi dan histogram dari masing-masing perlakuan.

1.      Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data hasil pengumpulan berdistribusi normal atau tidak. Hal ini akan berpengaruh pada proses lanjutan analisis statistik, jika data berdistribusi normal, maka analisis dilanjutkan menggunakan statistik parametrik, sedangkan jika data tidak berdistribusi normal, maka analisis dilanjutkan menggunakan statistik non parametrik. Uji normalitas dapat dilakukan menggunakan analisis Kolmogorov Smirnov dalam SPSS 17.0. Distribusi data dikatakan normal jika nilai sig KS > 0,05. Perhitungan normalitas akan dilakukan menggunakan bantuan program komputer SPSS 17.0.
2.      Uji Homogenitas
Untuk Uji Homogenitas (jika hanya dua sampel yang dibandingkan) digunakan hipotesis sebaga berikut :
H0 : s12  =  s22 =  s22  = ........ =  s22
H1 : s12  ¹s22 ¹s22 ¹ ……. ¹s22
dimana s12  dan  s22  masing-masing adalah simpangan baku sampel pertama dan kedua.
Dalam praktiknya, akan digunakan bantuan program SPSS 17.0 untuk menghitung uji homogenitas, yaitu melalui pengujian Anova Satu Arah. Pada pngujian Anova Satu Arah dengan SPSS tersebut,  output yang diperhatikan adalah nilai kolom Sig pada tabel Test of Homogeneity of Variances. Kriteria pengujiannya adalah jika nilai Sig > 0,05 maka pengujian tersebut signifikan dalam arti bahwa data-data dari sampel tersebut diperoleh dari populasi yang homogen.

G.    Hipotesis Penelitian dan Teknik Pengujian Hipotesis
1.      Hipotesis Statistika
Sesuai dengan hipotesis yang sudah dibuat di akhir Bab II maka hipotesis statistika pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
a.       Hipotesis 1 :
H0 : µA1 =  µA2 ; 
H1 : µA1> µA2  ;           artinya :
H0 : tidak terdapat perbedaan rata-rata antara Hasil kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris siswa yang menguasai Kosa kata dengan rata-rata kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris siswa yang menguasai stukture kalimat bahasa inggris
H1 : terdapat perbedaan rata-rata antara Menulis Deskripsi Bahasa Inggris  siswa yang menguasai Kosa kata grammer dengan rata-rata kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris siswa yang menguasai stukture kalimat bahasa inggris
Hipotesis 2 :
H0 : µB1 =  µB2 ; 
H1 : µB1> µB2 ;                  artinya :
H0 : tidak terdapat perbedaan rata-rata antara rata-rata kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris siswa yang menggunakan Media ICT  dengan rata-rata kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris yang menggunakan Media Konvensional.
H1 :terdapat perbedaan rata-rata antara rata-rata Menulis Deskripsi Bahasa Inggriyang menggunakan Media Pembelajaran  ICT  dengan rata-rata Menulis Deskripsi Bahasa Inggris yang menggunakan Media pembelajaran Konvensional
b.      Hipotesis 3 :
H0 : A x B = 0; 
H1 : A x B ≠ 0 ;                   artinya :
H0 : Tidak terdapat pengaruh interaksi Penguasaan Struktur Kalimat dan Media ICT siswa terhadap Menulis Deskripsi Bahasa Inggris
H1 : Terdapat pengaruh interaksi Penguasaan Struktur Kalimat dan Media ICT siswa terhadap Menulis Deskripsi Bahasa InggriMenulis Deskripsi Bahasa Inggris 
2.      Teknik Pengujian Hipotesis 
Langkah-langkah untuk pengujian atau pebuktian hipotesis tersebut adalah sebagai berikut :
·         Membuat tabel untuk pengelompokan data yang diperlukan untuk pengujian Anova Dua Arah, yaitu sesuai dengan desain penelitian yang sudah ditulis pada awal bab ini.




Tabel 3.6.  Desain Anova Dua Arah
Level :
Media Pembelajaran  (B)
Penguasaan Struktur Kalimat (A)
∑B
Kosa kata (A1)
structure(A2)
ICT   (B1)
Y11
Y12
∑B1
Konvensional (B2)
Y21
Y22
∑B2
∑A
∑A1
∑A2


Tabel 3.7. Table Statistik Deskriptif untuk Anova Dua Arah

A-1
A-2
∑B


B-1
ny
∑Y
∑Y2
ny
∑Y
∑Y2
ny
∑Y
∑Y2


B-2
ny
∑Y
∑Y2
ny
∑Y
∑Y2
ny
∑Y
∑Y2
∑A
ny
∑Y
∑Y2
ny
∑Y
∑Y2
ny
∑Y
∑Y2
Keterangan :
ny                = banyaknya subyek dalam kelompok
                      = rata-rata skor untuk masing-masing kelompok
    ∑Y                   = jumlah skor dalam setiap kelompok
    ∑Y2                  = jumlah kuadrat setiap skor dala kelompok
a.       Membuat tabel rangkuman ANOVA dua arah
Tabel 3.8. Table Statistik Deskriptif untuk Anova Dua Arah
Sumber Varians
UD
JK
RJK
Fh
Ft
0,05
0,01
Antar Kolom (Ak)
Antar Baris (AB)
Interaksi
db(Ak)
db(Ab)
db(I)
Jk(Ak)
Jk(AB)
Jk(I)
Rjk(Ak)
Rjk(Ab)
Rjk(I)
Fh (Ak)
Fh (Ab)
Fh (I)
Ft (Ak)
Ft (Ab)
Ft (I)
Ft (Ak)
Ft (Ab)
Ft (I)
Antar Kelompok (A)
Db(A)
Jk(A)
Rjk(A)
Fh (A)
Ft (A)
Ft (A)
Dalam Kelompok (D)
Db(D)
Jk(D)
Rjk (D)
Total di Reduksi (TR)
Rerata/Koreksi (R)
Db(TR)
Db(R)
Jk(TR)
Jk(R)
Rjk(TR)
Rjk(R)
Total (T)
80
Jk(T)

b.      Menentukan db, JK > RJK, Fh dan Ft
Menentukan derajat kebebasan (db), jumlah kuadrat (Jk), Varians (RJK) dan Fhitung­ (F­h) serta Ftabel (Ft) untuk pengisian dalam tabel rangkuman ANOVA di atas, yaitu diperoleh sebagai berikut:
1)        Menentukan derajat kebebasan
a)      db (Ak)      = k – 1
b)      db (Ab)      = b – 1
c)      db (I)         = (k – 1)(b – 1)
d)      db (A)        = k.b – 1
e)      db (D)        = n00 – k.b
f)       db (TR)      = n00 – 1
g)      db (R)        = 1
h)      db (T)        = n00
2)   Menentukan jumlah kuadrat (JK)
a)      JK (T)        =
b)      JK (R)        =
c)      JK(TR)       = JK(T) – JK(R)
d)      JK(A)         =
e)      JK(Ak)       =
f)       JK (Ab)      =
g)      JK(I)          = JK(A) – JK(Ak) – JK(Ab)
h)      JK(D)         = JK(TR) – JK(A)
3)   Menentukan Varians (S2) atau RKJ :
a)      Rjk(Ak)     = δ2 (Ak) =
b)      Rjk(AB)     = δ2 (Ab) =
c)      Rjk(I)         = δ2 (I) =
d)      Rjk(A)       = δ2 (A) =
e)      Rjk(D)       = δ2 (D) =
4)   Menentukan Nilai Fhitung (Fh)
a)      Fh(Ak)        =
b)      Fh(Ab)        =
c)      Fh(I)           =
d)      Fh(A)          =
5)   Menentukan Nilai Ftabel (Ft) = F(α, db1, db2)
db1     = db pembilang = k – 1
db2       = db penyebut = n – 1
k         = jumlah kolom/baris/perlakuan/kelompok
n         = jumlah data sampel
6). Penguji Hipotesis dan penarikan kesimpulan
·         Untuk varians antar baris atau hipotesis 1 :
Kriteria pengujian hipotesis
-       Tolak H0 dan terima H1 : Jika Fh (AK)> Ft
-       Terima H0 dan tolak H1 : Jika Fh (AK)< Ft
·         Untuk varians antar kolom atau hipotesis 2 :
Kriteria pengujian Hipotesis :
-       Tolak H0 dan terima H1 : Jika Fh (AB)> Ft
-       Terima H0 dan tolak H1 : Jika Fh (AB)< Ft
·         Untuk varians interaksi dua variabel bebas atau hipotesis 3 :
Kriteria pengujian Hipotesis :
-       Tolak H0 dan terima H1 : Jika Fh (I)> Ft
-       Terima H0 dan tolak H1 : Jika Fh (I)< Ft
Dalam praktiknya, akan digunakan bantuan program SPSS 17.0 untuk pengujian hipotesis tersebt, yaitu melalui pengujian Anova Dua Arah. Pada pngujian Anova Dua Arah dengan SPSS tersebut,  output yang diperhatikan adalah nilai kolom Sig pada tabel Tests of Between-Subjects Effects seperti tampak pada Tabel 3.11.
Tabel 3.9. Hasil Pengujian Anova Dua Arah
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable : Menulis Deskripsi Bahasa Inggris
Source
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Corrected Model
………..
……
………..
………
………..
Intercept
………..
……
………..
………
………..
Media Pembelajaran
………..
……
………..
………
………..
Penguasaan Strukture Kalimat
………..
……
………..
………
………..
Media Pembelajaran * Penguasaan Strukture Kalimat
………..
……
………..
………
………..
Error
………..
……
………..


Total
………..
……



Corrected Total
………..
……



a. R Squared =  (Adjusted R Squared =)

Kriteria pengujiannya adalah :
1.      Untuk hipotesis 1 : jika nilai Sig pada baris Media Pembelajaran  kurang dari  0,05 maka H0 di tolak atau H1 diterima dalam arti bahwa terdapat perbedaan rata-rata  hasil Menulis Deskripsi Bahasa Inggris yang diajar dengan menggunakan media  pembelajaran ICT sebelum diajarkan guru dengan rata-rata Menulis Deskripsi Bahasa Inggris yang diajar dengan yang diajar dengan menggunakan median pembelajaran konvensional.
2.      Untuk hipotesis 2 : jika nilai Sig pada baris penguasaan structure Kalimat   kurang dari  0,05 maka H0 di tolak atau H1 diterima dalam arti bahwa terdapat perbedaan rata-rata antara rata-rata Menulis Deskripsi Bahasa Inggris yang mempunyai kemampuan  Mengausai Kosa Kata Grammer  dengan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris  siswa yang mempunyai  kemampuan Menguasai Structure  Bahasa Inggris. .
3.      Untuk hipotesis 3 : jika nilai Sig pada baris Media Pembelajaran  * Penguasaan Struktur Kalimat kurang dari  0,05 maka H0 di tolak atau H1 diterima dalam arti bahwa terdapat pengaruh interaksi pemberian tugas merangkum materi pelajaran sebelum disampaikan guru dan sikap siswa pada Menulis Deskripsi Bahasa Inggris 
3.      Teknik Uji Lanjut
Pengujian lanjut ini dilakukan untuk pengujian hipotesis 1 yaitu perbandingan antar kolom atau untuk membuktikan ada atau tidaknya pengaruh penggunaan media pembelajaran terhadap hasil belajar kimia, dan  untuk pengujian hipotesis 2 yaitu perbandingan antar baris atau untuk membuktikan ada atau tidaknya pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar kimia.
Teknik pengujian lanjut dilakukan dengan menggunakan teknik uji beda rata-rata. Hipotesis statistikanya sama, sedangkan rumus pengujiannya adalah dengan menggunakan rumus Fisher (Sudjana , 1996: 242) sebagai berikut :
  dimana 
dan:    X1  =  rata-rata variabel pertama
            X2   =  rata-rata variabel kedua
            n1=  jumlah sampel I
            n1 + n2 – 2 = derajat kebebasan
n2  =  jumlah sampel I
s1  =  varian sampel II
s2  =  varian sampel II
Nilai t yang diperoelh dari rumus di atas disebut thitung .Kesimpulan atas pengujian hipotesis digunakan kriteria pengujian dengan derajat kebebasan n1 + n2 – 2 dan taraf signifikan sebesar 5 % sebagai berikut :
Tolak H0 apabila t hitung > t tabel



4.       

























Cahyani, Isah (2002). Optimalisasi MKDU Bahasa Indonesia untuk Pengembang-
an Keterampilan Menulis. Makalah dalam Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra,
dan pengajarannya. Bandung: FPBS UPI.
Resmini, Novi. (2002). Pembelajaran Menulis Cerita Berdasarkan Pengembang-
an Guided Writing Procedure. Makalah dalam Jurnal Pendidikan Bahasa, Sas-
tra, dan Pengajarannya. Bandung: FPBS UPI.
Sutari, Ice. (1977). Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: IKIP.
rown, H. Douglas. 2007. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa. Pearson Education, Inc, Kedubes Amerika Serikat: Jakarta.
Chaer, A. 2009. Psikolinguistik; Kajian Teoritik. Jakarta: PT Rineka Karya.
Djarwowidjojo, S. 2012. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Ghazali, A. S. 2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan Komunikatif-Interaktif. Bandung: Refika Aditama.
Nurgiyantoro, B. 2012. Penilaian Pembelajaran Bahasa: Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Saryono, D. 2010. Pemerolehan Bahasa: Teori dan Serpihan Kajian. Malang: Nasa Media.
Syah, M. 2011. Psikologi Pendidikan; dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.
Winataputra. U. S. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Diposkan oleh Apriyani Purwaningsih di 19.18

















Judul: pak arief proposal
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh Unknown




Di Posting Oleh Unknown, Pada 12.54 dan 0 komentar

Ditulis Oleh : YOUR NAME | YOUR DESCRIPTION

Anda sedang membaca sebuah artikel yang berjudul pak arief proposal. Dengan url https://arievrifai.blogspot.com/2013/07/bahasa-inggris.html. Jika anda suka dengan artikel ini silahkan ambil dengan syarat Term of Use. Jika anda ingin meng copy-paste tolong berikan sumbernya dan baca terlebih dahulu Term of Use.

:: Thank's for visiting ! ::