BLOG NAME || Artikel: pak arief proposal
Share Gan:
BAB I
Penyelenggaraan pembelajaran konvensional lebih sering menggunakan modus telling (pemberian informasi), daripada modus demonstrating (memperagakan) dan doing direct performance (memberikan kesempatan untuk menampilkan unjuk kerja secara langsung) (Warpala, 2009). Dalam perkataan lain, guru lebih sering menggunakan strategi penyampaian informasi secara langsung kepada siswa dengan mengikuti urutan materi dalam kurikulum secara ketat. Menurut Rasana (2004), peran siswa dalam proses pembelajaran konvensional adalah sebagai objek dari pendidikan bukan sebagai subjek pendidikan, sedangkan peran guru adalah sebagai penguasa atau bersifat otoriter. Hubungan yang dibangun adalah hubungan atasan dan bawahan. Guru berasumsi bahwa keberhasilan program pembelajaran dilihat dari ketuntasannya menyampaikan seluruh materi yag ada dalam kurikulum. Penekanan aktivitas belajar lebih banyak pada buku teks dan kemampuan mengungkapkan kembali isi buku teks tersebut. Jadi, pembelajaran konvensional kurang menekankan pada pemberian keterampilan proses. Adapun prinsip kelompok belajar dalam pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut.
1. Berbagi informasi yang tidak mudah ditemukan di tempat lain.
Menurut Ramlan, (1989) mengemukakan bahwa :” kalimat adalah satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun naik.
Proses penelitian diperkirakan waktunya
sekitar empat bulan dari bulan Maret sampai bulan Juni tahun 2013, mulai dari
penentuan masalah, penyusunan proposal dan menyelesaikan laporan penelitian dan
penyelesaian tesis diperkirakan sesuai dengan jadwal penelitian yang telah
diprogramkan seperti yang terlihat di Tabel 3.2.
Di Posting Oleh , Pada 12.54 dan 0 komentar
Share Gan:
|
PENDAHULUAN
A.
LatarBelakang
Manusia
sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna memilik iakalpikiran yang selalu berkembang.
Hal tersebut akan semakin nyata dengan dilakukannya pembelajaran pembelajaran dari
setiaphal yang dialaminya setiap hari. Dengan pembelajaran tersebut, akan mendapatkan
suatu pencapaian atau hasil dari belajarnya. Berbagai macam pembelajaran akan menghasilkan
perbedaan yang nyata di setiap aspek dan hasil belajar berdampak positif atau negatif.
Untuk mendapatkan hasil belajar yang positif, diperlukan pemikiran atau metode kreatif
dan reflektif dalam setiap pembelajaran yang dilakukan dan menjadikan kegiatan belajar
tersebut menyenangkan sehingga mudah untuk dipahami olehsiswa.
Belajar
juga merupakan usaha untuk menyesuaikan diri terhadap kondisi – kondisi atau situasi
– situasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.Untuk dapat memahami proses
belajar yang terjadi pada diri siswa,dalam bidang pendidikan guru mempunyai peranan besar dalammengusahakan kemampuan siswadalam menyerap informasi dan perkembangan ilmu
pengetahuan.Guru perlu menguasai hakikat dan konsep dasar tentang
belajar. Belajar sebagai proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang
kemudian menimbulkan perubahan sebagai hasil belajarnya.Hasil belajar diperoleh
pada akhir proses pembelajaran dan berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap
atau memahami suatu bahan yang telah diajarkan.Seperti halnya dalam proses pembelajaran terdapat kendala
permasalahan bagi seorang siswa, misalnya kebiasaan belajar akan mempengaruhi
kemampuannya dalam berlatih dan menguasai materi yang telah disampaikan oleh
guru. kebiasaan buruk siswa yang hanya belajar pada akhir semester, belajar
tidak teratur.
Untuk sebagian kebiasaan tersebut dikarenakan oleh ketidakmengertian siswa dengan arti belajar bagi diri sendiri, maka itu guru harus memiliki cara sendiri untuk memperhatikan siswa agar siswa termotivasi dalam belajar. Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua
faktor dari lingkungan. Faktor yang datang daridiri siswa terutama kemampuan
yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa sangatbesar pengaruhnya terhadap hasil
belajar yang dicapai. Seperti ditulisoleh Clark (2000:10).
“Bahwa hasil belajar siswa disekolah 70% dipengaruhi oleh
kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Disamping Faktor kemampuan
yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat
perhatian, kebiasaan belajar, ketekunan, sosial, ekonomi, dan faktor fisik dan psikis.
Faktor tersebut banyak menarik perhatian para ahli penelitian untuk untuk
diteliti, seberapah jauh kontribusi/ sumbangan yang diberikan oleh faktor
tersebut terhadap hasil belajar siswa. Adanya pengaruh dari dalam diri siwa,
merupakan hal yang logis dan wajar, sebab hakikat perbuatan belajar adalah
perubahan tingkah laku individu yang diniati dan disadarinya. Siswa harus
merasakan adanya sesuatu kebutuhan untuk belajar dan berprestasi. Ia harus
berusaha mengarahkan segala upaya untuk mencapainya”.
Dengan
demikian hasil yang dapat diraih masih juga bergantung dari
lingkungan. Artinya, ada faktor-faktor yang berada diluar dirinyadapat
menentukan atau mempengaruhi hasil belajar yang dicapai. Salah satu lingkungan
belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar disekolah, adalah kualitas pengajaran. Yang dimaksud kualitas pengajaran
ialah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses pembelajaran dalam mencapai tujuan pengajaran. Hasil belajar pada
hakikatnya tersirat dalam tujuan pengajaran. Oleh sebab itu, hasil belajar
siswa disekolah dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas pengajar.
Mengingat bahwa pembelajaran Bahasa inggris di sekolah
sangat terbatas, sedangkan materi yang harus dipelajari cukup banyak,baik itu
penguasaan kosa kata(Vocabularies),struktur kalimat (structure) berbicara
(speaking), pengucapan kata(pronounciation), maka untuk menumbuhkan minat dan
motivasi belajar pada siswa, guru dituntut
mampu menggunakan teknik, metode, dan media pembelajaran yang bervariasi
untuk menghilangkan kejenuhan siswa, sehingga siswa yang diajarakn akan termotivasi
dan tingkat perhatian siswa terhadap pelajaran semakin meningkat dan akan
diperoleh hasil belajar yang maksimal.
Media
pembelajaran merupakan faktor yang penting dalam peningkatan
kualitas pembelajaran. Jika dilihat dari pengertiannya, media pembelajaran adalah sebuah
alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Sedangkan pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara
pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa
bantuan sarana penyampai pesan atau media, sehingga saya menyimpulkan bahwa
media pembelajaran itu penting dalam proses
pembelajaran.
Media
pembelajaran sangat banyak macamnya, tentunya tidak digunakan
sekaligus. Untuk itu perlu dipilih secara cermat, media mana yang lebih tepat
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Kriteria yang
paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin
dicapai.
Kalimat adalah bagian paling dasar dan penting dalam berkomunikasi,
baik verbal maupun tulisan, termasuk juga dalam bahasa Inggris. Selayaknya,
pemahaman mengenai struktur dasar kalimat menjadi prioritas yang harus dikuasai
sebelum bercengkerama dengan aspek-aspek pembelajaran bahasa Inggris lainnya.
Structure kalimat bahasa inggris dalam bahasa merupakan komponen yang harus di kuasai oleh
siswa,
Menulis kalimat deskriptif bahasa inggris pada siswa di SmpNegeri1 kreseksangattidakmemuaskan, banyak siswa yang
tidak bisa menguasai konsep deskriptif bahasa inggris menyebabkan siswa tidak
dapat maksimal dalam mengerjakan soal-soal,baik itu soal
ulangan harian, ulangan ahir sekolah maupun mengerjakan soal ujian nasional,
karena guru kurang peka terhadap media yang sesuai dengan keadaan siswa yang
diajarnnya menyebabkan siswa tidak menguasai penerapan strukture kalimat yang
benar,karena penguasaan kalimat sangat penting untuk mengerjakan soal dan
secara universal digunakan untuk dapat berkomunikasi bahasa inggris.
Berdasarkanlatarbelakang di atas,maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “PengaruhMedia
Belajar Dan Pengusaan Struktur Kalimat Terhadap Kemampuan Menulis Deskripsi
Bahasa Inggris”.
B.
IdentifikasiMasalah
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti
mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.
Bagaimana siswamendapatkanhasilbelajar
yang positif?
2. Bagaimanakah
peranan guru untuk memahami proses belajar yang terjadi pada siswa?
3. Faktor-faktor apa
sajakah yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa?
4. Apakah guru sudah
menerapkan media belajar yang baik?
5. Bagaimana guru
menggunakan media belajar dikelas?
6. Apakah siswa mampu
memahami structure bahasa inggris dengan baik?
C.
PembatasanMasalah
Dari
latar belakang dan identifikasimasalah diatas, maka dalam penelitian ini penulismembatasimasalahagar lebih terfokus pada:
1. Penggunaan media belajar Berbasis ICT sebagai variabel
bebas (X1)
2.
Penguasaan struktur kalimat sebagai variable bebas (X2), membahas
mengenai Nature, Structure dan Variasi bahasa, Phonetic, Phonology, Morphology,
Synthex, Semantic dan sociolinguistic.
3.
Kemampuan menulis deskripsi bahassa inggris (Y)
adalah indikator untuk mengukur
pemahaman siswa dalam menulis deskripsi pada siswa SMP Negeri di Wilayah Kecamatan Kresek.
D.
PerumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang,
identifikasi masalahdan pembatasan masalah, maka perumusan masalah ini
adalah:
1.
Apakah terdapat
pengaruh media pembelajaran
terhadap
kemampuan menulis
deskripsi.
2.
Apakah terdapat
pengaruh penguasaan struktur
kalimat
terhadap kemampuan menulis deskripsi.
3.
Apakah terdapat
pengaruh interaksi media pembelajaran dan penguasaan
struktur kalimat terhadap kemampuan menulis deskripsi
E.
TujuanPenelitian
Tujuan
yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1.
Perbedaan hasil kemampuan menulis
deskripsi antara media
pembelajaran ICT
dengan Media Pembelajaran Konvensional.
2.
Perbedaan hasil kemampuan menulis
deskripsi antara siswa yang mampu menguasai struktur kalimat dengan siswa yang
menguasai kosa kata.
3. Pengaruh
interaksi penggunaan model pembelajaran inkuiri
dan media ICT (information communication technologi) terhadap
hasil belajar ipa
4.
KegunaanPenelitian
Secara umum, kegunaan dari hasil penelitian dapat menjadi
dua kategori yaitu:
1. Kegunaan Teoritik
a.
Menambah referensi dan literatur kajian mengenai
pengelolaan kelas melalui media
pembelajaran dengan menggunakan Penguasaan Struktur
Kalimatterhadap Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris,sehingga menambah khasanah ilmu secara update dan segera mengoptimalkan proses
belajar. Selain itu, mengetahui kelebihan dan kekurangan dari kedua variabel
yang ada dalam penelitian ini.
2. Kegunaan Praktik
b. Bagi
siswa,
penelitian
ini diharapkanakan terungkap sisi positif dan memberikan motivasi belajar dalam
pengelolaan kelas dengan menggunakan Media Pembelajaran
Dan Penguasaan Struktur Kalimat terhadap Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa
Inggris,sehingga dimaksimalkan bagaimana upaya untuk peningkatan
hasil belajar pada siswa.
c. Bagi
guru penelitian ini diharapkan
dapat dijadikan sebagai sumber pemikiran bagi para guru dalam menentukan model
pembelajaran yang tepat dan efisen dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
d. Bagi
sekolah penelitian ini dapa tmemberi informasi ilmiah kepada instansi berwenang
tentang pengelolaan kelas
melalui Media pembelajaran dan
Penguasaan Struktur Kalimat terhadap Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris.
e. Bagi masyarakat
penelitian ini diharapkan dapat dijadikan wawasan yang luas dan menambah
pengetahuan mengenai pengelolaan kelas melalui Media Pembelajaran dan Penguasaan
Struktur Kalimat terhadap Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris.
f.
Bagipeneliti, penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah
satu bahan referensi bagi peneliti lain yang berminat melakukan penelitian dibidang
pendidikan dengan mengaplikasikan pengelolaan
kelas melalui Media pembelajaran dan Penguasaan
Struktur Kalimat Bahasa Inggris terhadap
kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris
BAB II
LANDASAN TEORI,
KERANGKA BERFIKIR,
DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A.
Landasan Teori
- Deskripsi Menulis Deskripsi Bahasa Inggris.
a. Pengertian
menulis Deskripsi
Menulis
merupakan kegiatan yang sifatnya berkelanjutan sehingga pembelajarannya perlu
dilakukan sejak pembelajaran dasar secara berkesinambungan. Hal tersebut
dilakukan karena kemampuan menulis di di SMP merupakan dasar sebagai bekal
belajar menulis di tingkat selanjutnya. Oleh karena itu, kegiatan menulis di SMP
perlu mendapat perhatian yang serius agar mendapatkan hasil yang optimal.
Menulis
berarti mengekspresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, pikiran, atau
perasaan. Sarana untuk mewujudkannya adalah bahasa. Isi ekspresi melalui bahasa
akan dimengerti pembaca bila dituangkan dalam bahasa yang teratur, sistematis,
sederhana, dan mudah dimengerti. Keterampilan mengekspresikan pikiran melalui
bahasa itulah yang harus dilatih oleh guru bahasa Indonesia kepada siswanya.
Hal ini bisa dicapai melaui latihan menulis yang terarah dan berencana.
Misalnya latihan menulis dalam bentuk yang paling sederhana, kemudian
sederhana, biasa, dan sukar. Guru yang berpengalaman pasti tahu persis
bagaimana cara mengajar dan menulis agar menarik, menantang, dan sekaligus
efisien. Mereka telah mengenal, memahami, menghayati, serta dapat menerapkan
berbagai metode pengajaran menulis.
b. Pengertian
Deskripsi
Seperti kita ketahui bahwa tulisan deskripsi adalah tulisan yan
bertujuan menggambarkan atau melukiskan pengalaman, pendengaran, perabaan, penciuman,
dan perasaan situasi atau masalah. Pengindraan terhadap suatu peristiwa akan
melahirkan suatu gambaran mengenai peristiwa itu seperti yang dilihat,
didengar, diraba, dicium, atau dirasakan. Demikian juga pengindraan terhadap
suatu keadaan, situasi, atau masalah akan melahirkan gambaran atau lukisan yang
bertumpu pada penglihatan, pendengaran, peraban, penciuman, atau perasaan.
Beberapa ahli telah mendefinisikan pengertian
deskripsi secara masing-masing. Pendapat para ahli ini dapat kita simpulkan
setelah memahami defenisi yang telah mereka berikan. Berikut ini ada beberapa
pendapat ahli mengenai deskripsi.
Kelompok studi Bahasa dan Sastra
Indonesia (1991 :100) memberikan pendapat bahwa deskripsi merupakan karangan
yang ditujukan untuk menimbulkan imajinasi. Karangan deskripsi ini bukan pada
pikiran(intelektual) melainkan perasaan (emosi). Dengan membaca
deskripsi,pembaca akan membuat imajinasi barang atau benda yang dideskripsikan.
Parera
(1993:5) berpendapat bahwa “deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang
hidup dan berpengaruh. Deskripsi memberikan satu gambaran tentang satu
peristiwa atau kejadian dan masalah. Untuk menulis satu deskripsi yang
baik seseorang pengarang harus dekat kepada objek dan masalahnya dengan
semua panca inderanya”.
Sedangkan
Menurut Keraf (1995:16) berpendapat bahwa “deskripsi adalah semacambentuk
wacana yang berusaha menyajikan suatu hal sedemikian rupa,sehingga objek itu
seolah-olah berada di depan mata kepala pembaca, seakan-akan para pembaca
melihat sendiri objek itu”.
Lain halnya dengan Wiyanto (2004:64) yang
mendefinisikan bahwa “deskripsi yaitu
menguraikan,memberikan, atau melukiskan. Paragraf deskripsi adalah paragraf
yangbertujuan untuk memberikan kesan kepada pembaca terhadap objek,
gagasan,tempat, peristiwa, dan semacamnya yang ingin disampaikan penulis”.
c. Tahapan
– tahapan menulis deskripsi bahasa inggris.
Menurut (Cahyani, 2002:129). Mengemukakan
Bahwa“ Keterampilan menulis sebagai suatu proses pada dasarnya dapat melalui
beberapa tahapan, yaitu merencanakan, menulis konsep, dan memperbaiki konsep. Merencanakan
tulisan mencakup penentuan topik yang akan dibahas, penentuan tujuan tulisan,
membuat garis-garis besar yang akan ditulis, dan pengumpulan data”.
Penulisan konsep mencakup masalah pengembangan topik menjadi
paragraf yang baik kemudian melakukan perbaikan konsep yang salah.
Pendapat lain dikemukakan oleh Resmini (2002)
“bahwa menulis
dapat dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu prewriting, drafting, revising,
editing, dan publishing. Pada tahap prewriting, siswa berusaha mengemukakan apa
yang akan mereka tulis, memilih tema, dan menentukan topik tulisan melalui
kegiatan penjajagan ide atau dapat juga melalui observasi dan membaca buku.
Pada tahap drafting, dilakukan pemberian chart sebagai media
untuk memudahkan siswa menuangkan idenya secara tidak ragu-ragu karena pada
tahap selanjutnya teks akan disusun, diperbaiki, diubah, dan disusun ulang.
Pada tahap revising siswa melihat kembali tulisannya untuk selanjutnya
menambah, mengganti, atau menghilangkan sebagian ide berkaitan dengan
penggarapan struktur cerita yang telah disusunnya. Tahap editing merupakan
tahap penyempurnaan tulisan cerita yang dilakukan sebelum publikasi. Pada tahap
ini siswa menyusun kembali tulisan yang telah dibuatnya melalui pengerjaan
chart sehingga menjadi sebuah karangan yang utuh. Pada saat yang sama siswa
juga melakukan perbaikan yang berkaitan dengan ejaan. Pada tahap publishing,
siswa mempublikasikan hasil tulisannya melalui kegiatan berbagi hasil tulisan
(sharing). Kegiatan ini dapat dilakukan di antaranya melalui kegiatan penugasan
siswa untuk membacakan hasil karangan di depan kelas.
Dengan memperhatikan tahap-tahap menulis, maka dapat disusun
salah satu contoh model menulis deskripsi bagi siswa SMP dalam Pembelajaran Bahasa
Inggris sebagai berikut.
No
|
Tujuan
Pembelajaran
|
Media
Pembelajaran
|
Metode
|
Prosedur
|
1
|
Siswa dapat mendeskripsikan
benda-benda secara tertulis
|
Lingkungan di sekitar kelas.
|
a.
Siswa memilih tema yang akan ditulis.
b.
Siswa membuat draf awal.
c.
Guru membimbing siswa untuk merevisi draf awal.
d.
Guru membimbing siswa berdiskusi berkaitan dengan revisi draf awal.
e.
Guru membimbing siswa untuk mempublikasikan tulisan yang telah ditulisnya
melalui kegiatan sharing
|
a.
Siswa secara berkelompok diminta mengamati benda-benda yang berada di dalam
atau di luar kelas.
b.
Siswa diminta membayangkan kalau menjadi benda yang diamatinya.
c.
Siswa diminta menuliskan karakteristik benda tersebut.
d.
Siswa mempresentasikan hasil kerjanya di dalam kelas.
e.
Siswa yang lain memberikan penilaian kepada siswa yang tampil.
|
2.
|
Siswa dapat mendeskripsikan
pengalaman2 pribadi secara tertulis
|
Lingkungan di sekitar di luar kelas.
|
a.
Siswa memilih tema yang akan ditulis.
b.
Siswa membuat draf awal.
c.
Guru membimbing siswa untuk merevisi draf awal.
d.
Guru membimbing siswa berdiskusi berkaitan dengan revisi draf awal.
e.
Guru membimbing siswa untuk mempublikasikan tulisan yang telah ditulisnya
melalui pengalaman- pengalaman sederhana
kegiatan sharing bahasa
inggris.
|
a.
Siswa secara berkelompok diminta mengamati benda-benda yang berada di dalam
atau di luar kelas.
b.
Siswa diminta membayangkan pengalaman-pengalaman sederhana .
c.
Siswa diminta menuliskan karakteristik pengalaman tersebut tersebu dengan
barbagai tensis sederhana.
d.
Siswa mempresentasikan hasil kerjanya di dalam kelas.
e.
Siswa yang lain memberikan penilaian kepada siswa yang tampil.
|
3.
|
Siswa dapat mendeskripsikan orang
lain secara tertulis
|
Lingkungan di sekitar kelas dan di
luar kelas.
|
a.
Siswa memilih tema yang akan ditulis.
b.
Siswa membuat draf awal.
c.
Guru membimbing siswa untuk merevisi draf awal.
d.
Guru membimbing siswa berdiskusi berkaitan dengan revisi draf awal.
e.
Guru membimbing siswa untuk mempublikasikan tulisan yang telah ditulisnya
melalui pengalaman- pengalaman sederhana
kegiatan sharing bahasa
inggris.
|
a.
Siswa secara berkelompok diminta mengamati benda-benda yang berada di dalam
atau di luar kelas.
b.
Siswa diminta membayangkan pengalaman-pengalaman sederhana .
c.
Siswa diminta menuliskan karakteristik pengalaman tersebut tersebu dengan
barbagai tensis sederhana.
d.
Siswa mempresentasikan hasil kerjanya di dalam kelas.
e.
Siswa yang lain memberikan penilaian kepada siswa yang tampil.
|
d. Pengertian
Pembelajaran Bahasa Inggris
Bahasa
Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis.
Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan
dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya. Kemampuan berkomunikasi
dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami
dan atau menghasilkan teks lisan dan atau tulisan yang direalisasikan dalam
empat keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis. Keempat keterampilan inilah yang digunakan untuk menanggapi atau
menciptakan wacana dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu mata pelajaran
Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut
agar lulusan mampu berkomunikasi dan berwacana dalam Bahasa Inggris pada
tingkat literasi tertentu. Pendidikan Bahasa Inggris pada jenjang pendidkan
SMP identik dengan mengajari seorang
bayi bahasa ibu. Dimana secara umum anak-anak kita di sekolah dasar belum mengenal
Bahasa Inggris, sehingga hal itu akan berdampak pada pola pengajaran Bahasa
Inggris pada tingkat SMP yang lebih
bersifat pengenalan. Sehingga diusahakan sedapat mungkin agar tercapai,
Menurut Menurut
(Brown: 2000: 5).
“Language is a system of
arbitrary conventionalized vocal, written, or gestural symbol that enable
members of a given community to communicate inteligibly with one another.”
Menurut
Fries (1974) dalam Brown (2000: 23), menyatakan bahwa:
“Learning
is a habit formation; skills are learned more effectively if oral precedes
written, analogy, not analysis.”.
Menurut
prof. Hendra Sarwinata (2006: 11)
menyatakan bahwa ;
“English is very difficult to learn for most people,
especially me because the words are written with very different was going but
I'll try to be able to speak English because it would be a capital that is
essential for me to menjejang my career later.A lot of people vying to be able
to speak English well in order to compete in the world of his later work and
also a lot that makes it a business to gain huge profits by opening a place to
learn English”.
Menurut kamus Oxford Advence Dictionary Menyatakan Bahwa “ language
is human and non instinctive of method of communicating idies, feeling and
desires by means of system of sound and sound symbols.
Menurut Robert D. Hess (2007:7) menyatakan bahwa “ The
Complex system of speech sound that we call language is the basic channel for
human intellectual and social interaction”.
Dari
beberapa definisi di tas bahwa bahasa imggris adalah alat komunikasi yang
digunakan manusia untuk menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada penerima.
Selanjutnya suara tersebut dikembangkan dengan symbol yang bermakna “ The
abilty of children to think symbolically and to produce sound symbol makes it
possible for children to learn language”.
2.
Deskripsi Media
Pembelajaran ICT
a.
Pengertian
model pembelajaran
Media
adalah suatu alat yang dipakai sebagai saluran (channel) untuk menyampaikan
pesan ( massage) atau informasi dari suatu sumber ( seource ) kepada penerima.
Menurut
soeparno ( 2009: 89) mengemukakan bahwa ” media adalah sumber belajar secara
luas dapat diartikan dengan manusia, benda ataupun peristiwa yang membuat
kondisi siswa untuk memungkinkan memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau
sikap.
Menurut Richey (1994) model pembelajaran bersifat
prosudural, yakni mendeskripsikan bagaimana melakukan tugas – tugas, atau
bersifat konsisten dalam melakukan pembelajaran.
b.
Media
pembelajaran ICT
Menurut
Heinich et.al dalam Daryanto (2010:4) menyatakan bahwa: “kata media merupakan
bentuk jamak dari kata medium. Medium didefinisikan sebagai perantara atau
pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima”.
Rossi dan Breidle dalam Sanjaya (2010:163)
mengemukakan bahwa :”media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang
dapat dipakai untuk tujuan penidikan, seperti radio, televisi, buku, koran,
majalah, dan sebagainya”.
Sedangkan menurut Briggs ( 2000)
menyatakan bahwa; “ media pembelajaran adalah sarana fisik unruk menyampaikan
isi/ materi pembelajaran seperti buku,film,video dan lain sebagainya”.
Sedangkan Oemar
Hamalik ( 1996 ) mendefinisikan bahwa ;
“Media sebagai teknik yang digunakan
dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi antara guru dan murid dalam proses
pendidikan dan pengajaran di sekolah. Media pembelajaran merupakan perantara
atau alat untuk memudahkan proses belajar mengajar agar tercapai tujuan
pengajaran secara efektif dan efisien”.
Ada beberapa jenis media pembelajaran,
diantaranya:
1)
Media visual:
grafik,diagram,chart,poster,kartun, komik
2) Media audial : radio, tape, recorder.laborateruim bahasa,
dan sejenisnya.
3) Projected still media : Over head Projector (OHP) in
focus dan sejenisnya.
4) Prohected Motion Media : Film, Televisi,Video
(VCD,DVD,VTR) dan sejenisnya.
Tujuan menggunakan media
pembelajaran diantaranya:
1)
Memotivasi
minat atau tindakan: untuk memnuhi fungsi motivasi media pembelajaran dapat
direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan, hasil yang diharapkan adalah
melahirkan minat dan merangsang para siswa atau pendengar untuk tidak turut
memikul tanggung jawab,melayani secara sukarela,atau memberikan sumbangan
material) pencapian tujuan ini akan mempengaruhi sikap,nilai dan emosi.
2)
Menyajikan
informasi : untuk tujuan informasi,media pembelajaran dapat digunakan untuk
penyajian informasu dihadapan sekelompok siswa, isi dan bentuk penyajian
bersifat umum, berfungsi sebagai pengantar,ringkasan, laporan,atau pengetahuan
latar belakang, penyajian data pula berbentuk hiburan,drama,atau teknik
motivasi.ketika mendengar atau menonton bahan informasi para siswa bersifat
pasif. Partisipasi yang diharapkan dari siswa hanya terbatas pada persetujaun
atau ketidaksetujuan mereka secara mental,atau terbatas pada perasaan
tidak/kurang senang,netral atau senang.
3)
Memberi
instruksi ; media berfungsi sebagai intruksi dimana informasi yang terdapat
dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak ataupun mental dalam
bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus
dirancnag secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip
belajar agar siap menyiapkan instruksi yang efektif. Disamping memberikan
pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perorangan siswa.
Menurut
Sadiman(2002:6).menyatakan bahwa ;
”Kata media berasal dari bahasa latin
dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti
perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi”
Dari
pendapat di atas dapat simpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat menyalurkan makna baik itu verbal maupun non verbal yang akan
merangsang pikiran, perasaan, dan motivasi siswa sehingga dapat mendorong
terciptanya proses belajar mengajar yang baik.
Hakikatnya
media belajar itu perlu dalam proses pembelajaran, namun kenyataannya
dilapangan banyak guru yang belum mampu memanfaatkan media pembelajaran yang
sudah ada, itu hanya perlu ada sikap representative guru dan memilih media
pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi
masing-masing. Media yang baik adalah media pembelajaran yang telah tersedia
dan bagaimana guru memberi makna pada media belajar sesuai dengan
karakterisitik siswa.
Adapun
tujuan menggunakan media pembelajaran yaitu mempermudah proses belajar
mengajar,meningkatkan efesiensi belajar mengajar,menjaga relevansi dengan
tujuan belajar,membantu konsentrasi siswa.
a. Penegertian media pembelajaran ICT (information
communication and technology).
Tekonologi informasi adalah suatu teknologi yang
digunakan untuk mengolah data,memproses,mendapatkan, menyususn, menyimpan, dan
memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi, yaitu
informasi yang relevan, akurat dan dan tepat waktu.
Pada saat ini pembelajaran ICT di
lingkungan sekolah merupakan hal yang sangat penting karena semakin pesat
kebutuhan informasi dan komunikasi dalam
berbagai keperlulan siswa, ICT secara umum di artikan perangkat Komputerisasi
yang bisa mengakses webset banyak dimanfaatkan untuk meningkatkan hasil belajar
yang lebih baik.
Menurut ma’mur
asmani (2011:10) menyatakan bahwa ;
“ICT adalah
paying besar terminology yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memperoses
dan menyampiakan informasi, salah satu komponen ICT yaitu computer yang
digunakan untuk menerima,menyimpan,memproses,menampilkan data atau informasi.
Yang dimaksud computer meliputi hardware,software dan teknologi stroge (
penyimpanan)”.
Hal yang sama juga dikemukakan
Ariesto Hadi Sutopo (2102:1) menyatakan bahwa :
“ICT adalah
teknologi yang mencakupb seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyimpan
informasi. ICT / TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi
komunikasi”.
Menurut munir
(2008 : 16 ) menyatakan bahwa ;
“Teknologi
informasi menekankan pada pelaksana dan prosesan data
menangkap,mentranmisikan,menyimpan,mengambil,memanipulasi atau menampilkan data
dengan menggunkan perangkat-perangkat teknologi elektronik seperti computer,
sedangkan teknolgi komunikasi menekankan pada perangkat teknologi elekektronika
dan lebih menekankan pada aspek ketercapaian data proses komunikasi,sehingga
data dan informasi yang diolah dengan teknologi informasi harus memenuhi
kriteria komunikasi yang efektif ”.
Sedangkan
menurut Prof.Dr.Ir.Dodi Nandika,Ms menyatakan Bahwa:
“ICT adalah
medium proses pembelajaran, dimana guru dapat mengjar muird dapat belajar.
Medium untuk proses pembelajaran tersebut ada dalam bentuk seperti drill dan peralatan exercise, dalam simulasi
dan jaringan kerja pendidikan”.
Dan menurut
UNESCO (2002 :13) mentayakan bahwa :
“ Unit-init
khusus mencakup konsep-konsep ICT,pengunaan computer dan pengaturan
file,memprosesan kata,lembaran-lembaran,database-database, menciptakan
presentase – presntasi menemukan informasi dan berkomunikasi computer, issue –
issue social dan etika dan pekerjaan- pekerjaan yang mengunakan ICT”.
Dari
pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan ICT merupakan teknologi sebagai
media / alat bantu yang mencakup seluruh peralatan tenis untuk memproses dan
menyampikan informasi yang salah satunya dengan menggunkan computer yang berupa
hardware dan software untuk menciptakan presantasi-presantasi agar memudahkan
dalam proses belajar mengajar dikelas.
b. Media ICT Menggunakan Aplikasi Power Point (PPT)
1)
Pandangan –
pandangan para ahli mengenai PowerPoint
Beberapa pandangan para
ahli mengenai aplikasi microscoft PowerPoint,misalnya,Macdoms (2009:1)
menyatakan bahwa:
Microsoft
powerpoint merupakan versi baru dari Microsoft Office dengan perbuhan tampilan
atau fitur yang lebih jauh berbeda dengan microssoft Powerpoint juga memiliki
beberapa fasilitas dan fungsi otomatisasi tambahan yang makin memudahkan para
penggunanya dalam memformat dan memodifikasi presentasi sehingga tampak lebih
professional.
Adapun Blanche
W.O’Bannon dan Kathleen Puckett (2007:224) menyatakan bahwa:
“Various software packages have multimedia presentation
(slideshow) capability,include AppleWork, KidPix and microsoft powerpoint:
these also accommate students vaying age levels.all are capable of constructing
linier presentations of information and MS.PowerPoint can easily contructing
nonlinear presentation eksternal link to more information”.
Maksudnya
adalah berbagai paket perangkat lunak (software) memiliki kemapuan
presentasi (slide) termasuk AppleWork,KindPix,Delixe,dan Microsoft
PowerPoint dapat dengan mudah membangun presentai untuk document hypermedia
dengan link internal dan eksternal untuk informasi lebih lanjut.
Sanaky
(2011:132) menyatakan bahwa:
“Microsoft PowerPoint merupakan program untuk membuat
presentasi yang dapat digunakan untuk membuat program pembelajaran,sehingga
program yang dihasilkan pun akan cukup menarik dengan komposisi warna dan
animasi yang digunakan”.
Hal ini dijelaskan lebih oleh
Richard E Mayer (2009:2) mengatakan bahwa:
“Presntasi
PowerPoint yaitu dimana seseorang menyajikan slide dari computer yang
diproyeksikan kelayar yang lebih besar lalu membicarakan isi masing-masing slide”.
Kemudian Yudhi Munandi (2008:150)
menyatakan Bahwa:
“Aplikasi PowerPoint yang digunakan
oleh Microsoft Inc.Pemanfaatan PowerPoint atau perangkat lunak lainnya dalam presentasi menyebabkan kebagian
presentasi menjadi lebih mudah, dinamis, dan sangat menarik dengan berbagai
perkembangan pada perangkat lunak dan sejumlah perangkat perangkat keras
penunjangnya besar pada trend metode presentasi saat ini”.
Dari pernyataan para ahli di atas maka
dapat penulis simpulkan bahwa Powerpoint merupakan media pembelajaran berbasis
ICT (information Communication and Technology) diera digital saat ini
sangat membantu dalam proses pebelajaran untuk memotivasi siswa dalam memahami
materi pembelajaran,didalam program Microsoft PowerPoint mempermudahkan guru
mengintegrasikan teks,audio,grafik,video,animasi. Hal ini menyebabkan
PowerPoint menjadi media yang menarik.
2)
Kelebihan –
kelebihan Microsoft PowerPoint.
Menurut Yudhi
Munadi (2008:150) mengemukakan bahwa;
“ (1), mampu
menampilkan objek-objek yang sebenarnya tidak ada secara fisik dengan
imagery.secara kognitif pembelajaran dengan menggunakan mental imegary akan
menuingkatkan retensi siswa dalam mengingat materi-materi pelajaran,(2)
memiliki kemampuan dalam menggabungkan semua unsur media sperti
teks,video,animasi,image ,grafik dan sound menjadi satu kesatuan penyajian yang
terintegrasi,(3)memiliki kemampuan dalam mengakomodasi peserta didik sesuai
dengan modalitas belajarnya,terutama bagi mereka yang memilki type
visual,audiotif,kinestetik,atau lainnya.(4) mampu mengembnagkan materi
pembelajaran terutama membaca dan mendengarkan dengan mudah.”.
Sedangkan
Menurut Mustaqon (2012:192) kelebihan pembelajaran bebasis ICT (Information
Tecnologi And Communication) antara lain adalah :
ü Computer
bisa mengakomodasi keragaman modalitas belajar siswa.
ü Penyajian
materi lebih efektif dan efesien
ü Tampilan
lebih menarik karena bisa diakomodasikan sesuai denngan kebutuhan
ü Meningkatkan
minat siswa untuk belajar karena bisa menampilkan materi secara visual, audio,
dan kinestetik.
Dari
pernyataan di atas maka penulis simpulkan bahwa kelebihan- kelebihan powerpoint
yaitu :
ü Dapat
menarik minat peserta didik materi yang disampaikan dapat menggabungkan semua
insur media yang dilihat sekaligus bisa untuk didengar.
ü Dapat
mengakomodasi pesertab didik materi yang disampaikan guru dapat diserap banyak
oleh peserta didik sesuai modalitas belajarnya
3)
Prosedur
Pembuatan PowerPoint
Menurut
Tang Seng (2003:81-82) menyatakan bahwa :
Ada beberapa yang perlu perhatikan dalam
desain elemen multimedia:
(a)
Pemilihan jenis
huruf
Jenis huruf yang sebaiknya digunakan
adalah jenis Sans Serif seperti Times New Roman dan Arial. Untuk warna
huruf sebaiknya kontras dengan latar belakang, hal ini membuat lebih mudah
dilihat dan dibaca.dan ukuran huruf minimum 24 points dan sebaliknya tidak
lebih dari ukuran 12 points.
(b)
penggunaan
animasi dan video
Penggunaan animasi dan video dalam
pembelajaran berbasis computer dapat membantu siswa dalam belajar. Keuntungan
menggunakan animasi antara lain, dapat menggambarkan yang biasanya tidak kelihatan
contoh (pergerakan atom),penggunaan animasi-animasi sederhana untuk
menggambarkan simulasi lebih baik dari pada video, animasi memerlukan
ruang memori yang lebih kecil dari pada video clip. Keuntungan
menggunakan video adalah dapat menunjukan situasi yang nyata kepada siswa
sehingga siswa dapat melihat gambar yang terbaik.
(c)
Penggunaan warna
Pemilihan warna untuk tampilan visual
sangat penting sehingga tampilan yang dipilih dapat mengirimkan pesan kepada
siswa. Dua pertimbangan dalam pemilihan warna. Pertimbangan pertama adalah
warna yang dipilih dapat memberikan dampak yang selaras dibandingkan dengan
yang lain. Pertimbangan kedua adalah warna yang dipilih mempertimbangkan dampak
emosi dari warna.biru,hijau dan ungu adalah warna lembut,sedangkan orange dan
warna merah adalah warna hangat.
(d)
Penggunaan audio
Audio adalah salah satu media yang dapat
digunakan untuk meningkatkan hasil belajar, audio dapat digunakan untuk menarik
perhatian siswa,bahan tampilan didalam screen, menimalkan pesan yang ingin disampaikan
di dalam screen,mengumumkan peristiwa dan memotivasi siswa
Jadi dari pernyataan di atas di simpulkan
bahwa dengan menggunakan PowerPoint yang sesuai dengan Prosedur yang baik akan
menimbulkan kesan yang penting buat pembelajaran agar siswa dapat memahami
materi pembelajaran dengan baik.
c. Media
Pembelajaran Konvensioanal
Media dalam prespektif pendidikan merupakan instrumen
yang sangat strategis dalam ikut menentukan keberhasilan proses belajar
mengajar. Sebab keberadaannya secara
langsung dapat memberikan dinamika tersendiri terhadap peserta didik. Kata
media pembelajaran berasal dari bahasa latin ”medius” yang secara harfiah
berarti ”tengah”, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media perantara
atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Gerlach dan Ely (2007:13) mengatakan bahwa :
”Media apabila dipahami secara garis besar
adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa
mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini
guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media”.
Secara
lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung
diartikan alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal
Media
Pembelajaran konvensional merupakan Media Pembelajaran yang biasa diterapkan
guru dalam melaksanakan proses pembelajaran (Ridwan, 2008) menyatakan Bahwa :
“Media
pembelajaran konvensial masih mengalami krisis paradigma. Krisis yang dimaksud
adalah seharusnya telah berlangsung model kontruktivisme di mana Pemerintah
telah berusaha menciptakan suatu model pembelajaran yang inovatif yang
dituangkan dalam peraturan menteri nomor 41 tahun 2007, namun hal ini belum
dijalankan sepenuhnya oleh guru”.
Penyelenggaraan pembelajaran konvensional lebih sering menggunakan modus telling (pemberian informasi), daripada modus demonstrating (memperagakan) dan doing direct performance (memberikan kesempatan untuk menampilkan unjuk kerja secara langsung) (Warpala, 2009). Dalam perkataan lain, guru lebih sering menggunakan strategi penyampaian informasi secara langsung kepada siswa dengan mengikuti urutan materi dalam kurikulum secara ketat. Menurut Rasana (2004), peran siswa dalam proses pembelajaran konvensional adalah sebagai objek dari pendidikan bukan sebagai subjek pendidikan, sedangkan peran guru adalah sebagai penguasa atau bersifat otoriter. Hubungan yang dibangun adalah hubungan atasan dan bawahan. Guru berasumsi bahwa keberhasilan program pembelajaran dilihat dari ketuntasannya menyampaikan seluruh materi yag ada dalam kurikulum. Penekanan aktivitas belajar lebih banyak pada buku teks dan kemampuan mengungkapkan kembali isi buku teks tersebut. Jadi, pembelajaran konvensional kurang menekankan pada pemberian keterampilan proses. Adapun prinsip kelompok belajar dalam pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut.
(Trianto,2007).
1. Akuntabilitas individual sering diabaikan sehingga tugas-tugas sering diborong oleh salah satu anggota kelompok, sedangkan anggota kelompok lainnya hanya “mendompleng” keberhasilan “pemborong”.
1. Akuntabilitas individual sering diabaikan sehingga tugas-tugas sering diborong oleh salah satu anggota kelompok, sedangkan anggota kelompok lainnya hanya “mendompleng” keberhasilan “pemborong”.
2.Kelompok
belajar biasanya homogen.
3. Pemimpin kelompok sering ditentukan oleh guru
atau kelompk dibiarkan untuk memilih pemimpinnya dengan cara masing-masing.
4. Keterampilan sosial sering tidak secara langsung
diajarkan.
5. Pemantauan melalui observasi dan intervensi
sering tidak dilakukan oleh guru pada saat belajar kelompok sedang berlangsung.
6. Guru sering tidak memperhatikan proses kelompok
yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar.
7. Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas.
Pengajaran dengan model ini dipandang efektif, dalam
hal sebagai berikut (Sunartomb, 2009).
1. Berbagi informasi yang tidak mudah ditemukan di tempat lain.
2. Menyampaikan informasi dengan cepat.
3. Membangkitkan minat akan informasi.
4. Mengajari siswa yang cara belajar terbaiknya
dengan mendengarkan.
Namun demikian, pendekatan pembelajaran tersebut mempunyai beberapa kelemahan sebagai berikut.
Namun demikian, pendekatan pembelajaran tersebut mempunyai beberapa kelemahan sebagai berikut.
1. Tidak semua siswa memiliki cara belajar terbaik
dengan mendengarkan.
2. Sering terjadi kesulitan untuk menjaga agar siswa tetap tertarik dengan apa yang dipelajari.
2. Sering terjadi kesulitan untuk menjaga agar siswa tetap tertarik dengan apa yang dipelajari.
3. Pendekatan tersebut cenderung tidak memerlukan
pemikiran yang kritis.
4. Pendekatan tersebut mengasumsikan bahwa cara belajar siswa itu sama dan tidak bersifat pribadi.
4. Pendekatan tersebut mengasumsikan bahwa cara belajar siswa itu sama dan tidak bersifat pribadi.
Tahapan-tahapan dalam model pembelajaran
konvensional adalah sebagai berikut.
1.Kegiatan pendahuluan pembelajaran, guru mengkonsentrasikan siswa pada materi yang akan dipelajari dengan memberikan apersepsi. Peran siswa pada tahap ini adalah mendengarkan penjelasan guru.
1.Kegiatan pendahuluan pembelajaran, guru mengkonsentrasikan siswa pada materi yang akan dipelajari dengan memberikan apersepsi. Peran siswa pada tahap ini adalah mendengarkan penjelasan guru.
2.Kegiatan inti pembelajaran, terdapat proses
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Proses tersebut diterapkan guru dengan
memberikan informasi kepada siswa. Peran siswa pada tahap ini adalah menyimak
informasi yang diberikan guru. Terkadang siswa membentuk kelompok untuk
melaksanakan praktikum dan mendiskusikan hasil praktikum.
3. Kegiatan penutup pembelajaran, guru mengajak siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran dan memberikan tes. Peran siswa pada tahap ini adalah menyimpulkan hasil pembelajaran dan menjawab tes yang diberikan guru. Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat dikatakan bahwa model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran yang biasa dilakukan di kelas, namun masih terdapat kekeliruan dalam pengimplementasiannya. Guru masih dominan dalam proses pembelajaran dan cenderung memberikan pelayanan yang sama untuk semua siswa. Hal inilah yang menjadi landasan dasar penghambat prestasi belajar yang dicapai oleh masing-masing siswa.
3. Kegiatan penutup pembelajaran, guru mengajak siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran dan memberikan tes. Peran siswa pada tahap ini adalah menyimpulkan hasil pembelajaran dan menjawab tes yang diberikan guru. Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat dikatakan bahwa model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran yang biasa dilakukan di kelas, namun masih terdapat kekeliruan dalam pengimplementasiannya. Guru masih dominan dalam proses pembelajaran dan cenderung memberikan pelayanan yang sama untuk semua siswa. Hal inilah yang menjadi landasan dasar penghambat prestasi belajar yang dicapai oleh masing-masing siswa.
Selanjutnya menurut Roestiyah N.K. (1998) mengemukakn bahwa :
“cara
mengajar dengan media tradisional dan
telah lama dijalankan dalam sejarah Pendidikan ialah cara mengajar dengan
ceramah. Sejak duhulu guru dalam usaha menularkan pengetahuannya pada siswa,
ialah secara lisan atau ceramah. Pembelajaran konvensional yang dimaksud adalah
pembelajaran yang biasa dilakukan oleh para guru. Bahwa, pembelajaran
konvensional (tradisional) pada umumnya memiliki kekhasan tertentu, misalnya
lebih mengutamakan hapalan daripada pengertian, menekankan kepada keterampilan
berhitung, mengutamakan hasil daripada proses, dan pengajaran berpusat pada
guru”.
Sedangkan
Menurut Mursell & Nasution
(2006:11-12),mengemukan Bahwa :
“cara mengajar yang
konvensional atau tradisional seperti bahan pelajaran dibagikan dan peserta
didik ditugaskan untuk mempelajari yang kemudian pendidik menyampaikan kembali
di kelas membuat peserta didik belajar dengan cara yang sangat tidak efisien,
peserta didik tidak sanggup membaca dengan suatu tujuan khas, tidak sanggup
menilai apa yang dipelajari, tidak sanggup menggunakan teknik matematis atau
ilmiah, tidak sanggup menyusun fakta dan mengambil kesimpulan, karena mereka
tidak memperoleh hasil belajar yang autentik”.
Dari pernyataan para ahli di atas maka dapat penulis
simpulkan bahwa media Konvesional adalah usaha pendidik untuk mengoptimalkan
proses pembelajaran dengan metode, model, pendekatan, dan teknik yang merujuk
pada pembelajaran turun temurun atau tradisional tanpa ada variatif dalam
proses pembelajaran.
3.
Penguasaan
Struktur Kalimat Bahasa
Inggris.
a. Pengertian Struktur Kalimat Bahasa Inggris
Sentence bahasa inggris merupakan susunan kata yang
berpola, Kalimat yang dikatakan sempurna adalah kalimat yang seimbang
antara ide dan bentuknya atau kalimat yang berpola “subjek,-predikat-objek”tertentu yang membentuk sutu kesatuan makna yang dapat
dipahami dengan baik. Memahami suatu wacana tulisan bahasa inggris pada dasarnya adalah memahami kalimat-kalimat
sebagai suatu unit bahasa terkecil dengan konsep ide yang lengkap. Apabila
kalimat kalimat dalam suatu wacana dapat dipahami, pada umumnya seluruh isi
wacana dapat dimengerti pula. Namun beberapa kelemahan yang sering dijumpai
pada pembaca atau pembelajar (learners) teks Bahasa Inggris adalah antara lain
kemampuan menganalisa kalimat secara struktural-fungsional dalam arti melihat
mana Subjek dan Predikat dan unsur-unsur pokok lainnya dalam suatu kalimat
untuk menemukan arti yang tepat dari kalimat tersebut. Disamping itu, sebagai
dampak dari kelemahan analisis tadi, mereka cenderung untuk mengartikan suatu
kalimat berdasarkan arti yang hanya mereka ketahui dari kata-kata dalam kalimat
tersebut tanpa memperhatikan fungsi kata-kata itu.
Menurut Leonard Bloomfield (1999)
mengemukakan Bahwa : “a maximum form is any ulterance is a
sentence. This a sentence is a form which, isn’t part of large contruction”.
Sedangkan menurut Menurut Hockett
mengemukakan bahwa Struktur Kalimat
“a
sentence is a gramatical form which is not contruction with any other
grammatical”.
Menurut Parera (1998:12) mengemukakan bahwa :
“kalimat adalah sebuah
bentuk ketatabahasaan yang maksimal yang tidak merupakan bagian dari yang lain
yang lebih besar dan mempunyai ciri kesenyapan final yan menunjukkan bentuk itu
berakhir”.
Menurut
Kridalaksana (2000) mengemukakan
bahwa : “kalimat
adalah satuan bahasa secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi
final dan secara sktual dan potensial terdiri dari klausa”.
Menurut Ramlan, (1989) mengemukakan bahwa :” kalimat adalah satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun naik.
Menurut Cook dalam Tariga, kalimat
adalah satuan bahasa yang relatif dapt berdiri sendiri, yang mempunyai pola
intonasi akhir dan yang terdiri dari klausa.
Sedangkan
menurut Keraf mengemukakn bahwa: “kalimat adalah satu bagian ujaran yang
didahului dan diikuti oleh kesenyapan di mana intonasinya menunjukkan bahwa
ujaran itu sudah lengkap.”
Dengan
mengaitkan peran kalimat sebagai alat interaksi dan kelengkapan pesan atau isi
yang akan disampaikan, kalimat didefinisikan sebagai “susunan kata-kata yang
teratur yang berisi pikiran yang lengkap”. Sedangkan dalam kaitannya dengan
satuan-satuan sintaksis yang lebih kecil (kata, frase, dan klausa) bahwa
kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang
biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, serta
disertai dengan intonasi final.
Sehingga disimpulkan, bahwa yang penting atau yang menjadi dasar kalimat adalah konstituen dasar dan intonasi final, sedangkan konjungsi hanya ada kalau diperlukan. Intonasi final yang ada yang memberi ciri kalimat ada tiga, yaitu intonasi deklaratif, yang dalam bahasa tulis dilambangkan dengan tanda titik; intonasi interogatif, yang dalam bahasa tulis dilambangkan dengan tanda tanya; dan intonasi seru, yang dalam bahasa tulis dilambangkan dengan tanda seru.
Sehingga disimpulkan, bahwa yang penting atau yang menjadi dasar kalimat adalah konstituen dasar dan intonasi final, sedangkan konjungsi hanya ada kalau diperlukan. Intonasi final yang ada yang memberi ciri kalimat ada tiga, yaitu intonasi deklaratif, yang dalam bahasa tulis dilambangkan dengan tanda titik; intonasi interogatif, yang dalam bahasa tulis dilambangkan dengan tanda tanya; dan intonasi seru, yang dalam bahasa tulis dilambangkan dengan tanda seru.
b.
Kosa Kata Dalam Bahasa inggris .
Dalam hasil penelitian yang berjudul “Pola
Asosiasi Kata dalam Pemerolehan Kalimat”
oleh
Dawud (1997) ditemukan bahwa :
“belajar
kosakata pada hakikatnya adalah belajar menggunakan kata dalam jaringan
asosiatif. Jaringan asosiatif itu membentuk pola makna tertentu. Pengetahuan
tentang jaringan asosiasi kata-kata berguna untuk belajar makna suatu kata dan
belaja memahami, mereorganisasi, dan menggunakan kata secara tepat dalam
kalimat. Penelitian ini sebagai bahan acuan karena peneliti akan menganalisis
kalimat sederhana dari beberapa kosakata .
Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2002:597) menyatakan bahwa” kosakata adalah perbendaharaan
kata. Shinmura dalam Dahidi dan Sudjianto (2004:97) kosakata juga dapat
dikatakan sebagai keseluruhan kata (tango) berkenaan dengan suatu bahasa
atau bidang tertentu yang ada di dalamnya.
Kosakata
merupakan bagian dari suatu bahasa yang mendasari pemahaman dari bahasa tersebut.
Kualitas kosakata yang dimiliki siswa mempengaruhi empat keterampilan
berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis
Soedjito dalam Karyani (2009:19)
mengungkapkan bahwa:
”Kosakata dapat diartikan semua kata yang
terdapat dalam suatu bahasa, kekayaan kata yang dimiliki oleh seorang pembicara/penulis,
kata yang dipakai dalam suatu bidang ilmu pengetahuan dan daftar kata yang disusun
seperti kamus yang disertai penjelasan secara singkat dan praktis.
Menurut Keraf (1985:68)
mengemukakan bahwa “perbendaharaan kata atau kosakata adalah daftar kata-kata
yang segera kita ketahui artinya bila mendengar kembali walaupun jarang atau
tidak pernah digunakan lagi dalam percakapan atau tulisan sendiri,
perbendaharaan kata atau kosakata adalah
keseluruhan kata yang
dimiliki oleh suatu bahasa”.
Tarigan dalam Rosmalela
(2008:54) penguasaan kosakata dikelompokkan sebagai berikut:
1. Penguasaan kosakata
represif atau proses decoding, artinya proses memahami apaapa yang
dituturkan oleh orang lain. Represif diartikan sebagai penguasaan yang bersifat
pasif, pemahaman hanya dalam proses pemikiran.
2. Penguasaan produktif
atau proses encoding yaitu proses mengkomunikasikan ide, pikiran, perasaan
melalui bentuk kebahasaan atau dengan kata lain pemahaman kosakata dengan cara
mampu menerapkan kosakata yang bersangkutan dalam suatu konteks kalimat. Dengan
demikian akan jelas makna yang dikandung oleh kosakata tersebut.
3. Penguasaan penulisan
yang juga tidak kalah pentingnya dengan penguasaan kosakata
secara produktif dan
resertif. Oleh sebab itu, walaupun seseorang mampu memahami makna suatu kata
dan mampu pula menerapkannya dalam rangkaian kalimat.
Dari Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Penguasaan
Kosa Kata dalam pembelajaran Bahasa inggis merupakan basic untuk mempermudah dalam memahami kalimat
bahasa inggris Dalam pemahaman kosakata pada siswa sekolah dasar sangat
kompleks dan tak terbatas sehingga perlu tataran yang luas perihal konsep untuk
memudahkan para pendidik mengenal pemahanan kosakata agar siswa dapat mengerti
pada saat interaksi dalam pembelajaran.
Kosakata dapat diidentifikasi sesuai
dengan kategorinya. Setiap orang dapat mengombinasikan kosakata tersebut
menjadi bermakna. Sebagai bagian dari sistem bahasa,kosakata merupakan satuan
unit gramatikal untuk menyampaikan maksud dan tujuan dalammenggunakan bahasa.
Hal ini sesuai dengan pendapat Droga Louise dan Sally Humprey (2003): yang
mengklasifikasikan kelas kata, sebagai berikut:
Kelas Kata
|
Penjabaran
|
Contoh
|
Noun
|
Kata yang digunakan untuk mengacu pada orang, benda, ide
atau kualitas
|
Boat, telepone, sausage,
disscussion, disaster
|
Pronoun
|
Kata yang digunakan untuk
menggantikan kata
|
It, that, he/she/they, those,
them, this
|
Verb
|
Kata yang digunakan untuk
menyampaikan orang atau benda, yang
mengacu pada orang atau benda dan apa
yang terjadi pada mereka
|
Eat, search, slice, drive,
discus, talk, is, has, cause
|
Adverb
|
Kata yang mengacu pada kata kerja atau
kata sifat yang berindikasi pada sesuatu
sesuai dengan situasinya.
|
Slowly, carefully, quickly,
soon, now, overhead,
beautifully, occasionally
|
Adjective
|
Kata yang digunakan untuk menceritakan
keadaan orang atau benda
|
Green, dusty, enormous,
old, smelly, tall, sharp
|
Article
|
a, an, or the yang ditempatkan sebelum
kata benda untuk menunjukkan orang
atau benda.
|
There are only three
articles: a, an, and the
|
Prepossition
|
Kata yang ada pada awal phrase dan
mengacu pada tempat, waktu, maaner
|
On, in, for, from, by, at,
above, after, to, below
|
Conjuction
|
Kata yang digunakan sebagai link dua
klusa, kelompok kata
|
And, but, then, it, also,
when, because
|
Sumber: Droga Louise dan Sally Humprey (2003).
Menurut Lado (1979: 121-126), ada beberapa langkah yang
dapat diterapkan dalam pembelajaran kosakata, yaitu (1) mendengarkan kata, (2)
mengucapkan kata, (3) memahami makna, (4) membuat ilustrasi dalam bentuk
kalimat, (5) melakukan 10 latihan dalam pengekspresian makna, (6) mengucapkan
kata tersebut dengan suara keras, dan (7) menulis kata-kata tersebut. Sitorus
(1993: 3) menyatakan bahwa kata-kata yang terdapat dalam kelompok,
golongan-golongan, dan perangkat selalu lebih mudah untuk dipelajari. Lebih
lanjut, Sitorus (1993: 4) mengungkapkan ada dua cara mempelajari kosakata dalam
pengelompokan, yaitu kelompok kata yang mempunyai satu dasar umum dan kelompok
kata yang mempunyai hubungan dalam pengertian.
Piaget
(dalam Hoskisson & Tompkins, 1987: 11) menyatakan bahwa siswa sekolah pada
tingkatan SMP
adalah concrete
thinkers (pemikir kongkret). Mereka belajar dengan baik melalui
keterlibatan secara aktif. Keterlibatan dalam penggunaan bahasa secara aktif
dapat dibuat lebih bermakna apabila dikaitkan dengan pengalaman dan hal-hal
nyata dalam kehidupan anak. Asri Budiningsih (2005: 39) menyatakan bahwa untuk
menghindari keterbatasan berpikir, anak perlu diberi gambaran konkret sehingga
ia mampu menelaah persoalan. Anak usia12 sampai 15 tahun masih memiliki masalah
mengenai berpikir abstrak.
B.
KERANGKA BERPIKIR
Pendidikan Bahasa
inggris seharusnya dilaksanakan dengan
baik dalam proses pembelajaran di sekolah, mengingat pentingnya pelajaran
tersebut seperti yang telah diungkapkan di atas. Pembelajaran Bahasa Inggris
dikatakan berhasil apabila semua tujuan pembelajaran yang telah ditentukan
dapat tercapai, yangterungkap dalam hasil belajar Bahasa Inggris. Namun dalam
kenyataannya, masih ada sekolah-sekolah yang memiliki hasil belajar Bahasa
Inggris yang rendah karena belum mencapai standar ketuntasan yang telah
ditentukan.
Namun Dalam kenyataan nya Hasil belajar Bahasa Inggris
yang didapatkan siswa masih rendah,
Khususnya pada Kemampuan Menulis
Deskripsi Bahasa Inggris.yang membuat substansi materi pembelajaran
tidak berjalan karena terbatasnya anak yang kurang mampu Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris.
Berdasarkan uraian
di atas maka dapat diidentifikasi tiga variabel sebagai berikut, yaitu variabel
Penggunaan Media Pembelajaran (X1), Penguasaan Struktur Kalimat (X2),
Kemampuan Menulis Deskripsi
Bahasa Inggris. (Y) yang diduga mempunyai hubungan pengaruh sebagai
berikut:
1)
Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran (X1)
Terhadap Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris (Y)
Kemampuan Menulis
Deskripsi Bahasa Inggris merupakan perubahan
tingkah laku seseorang yang meliputi aspek kognitif, afektif dan atau skill setelah menempuh kegiatan belajar selama
periode tertentu, yaitu segala materi yang berhubungan tentang Bahasa Inggris,
yang tingkat kualitas perubahannya sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang
ada dalam diri siswa dan lingkungan sosial yang mempengaruhinya.
Kemampuan Menulis
Deskripsi Bahasa Inggris akan semakin tinggi apabila seluruh unsur yang mempengaruhinya
memberikan kontribusi yang cukup besar. Salah satu faktor tersebut adalah
kompetensi guru, artinya guru yang mampu menggunakan berbagai macam strategi
pembelajaran akan mampu meningkatkan semangat siswa untuk belajar. Penggunaan media
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan akan dapat membantu siswa Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris
media adalah sumber belajar secara luas dapat diartikan
dengan manusia, benda ataupun peristiwa yang membuat kondisi siswa untuk
memungkinkan memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap dalam proses
pembelajaran bahasa inggris kecakapan skill bisa ditopang dengan penggunaan
media pembelajaran yang sesuai yang bisa meningktakan siswa dalam menguasai Menulis Deskripsi Bahasa Inggris
Dari
uraian di atas, maka diduga bahwa ada perbedaan Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris antara siswa yang diajar menggunakan Media
ICT dengan siswa yang diajar menggunakan media pembelajaran konvensional.
2)
Penguasaan Struktur Kalimat (X2)
terhadap Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris
(Y)
Kemampuan
Menulis Deskripsi Bahasa Inggris merupakan indikator yang menunjukkan kinerja
siswa sepanjang masa belajarnya. Prestasi belajar merupakan hasil dari semua
upaya siswa mempergunakan semua faktor internalnya termasuk didalamnya
kecerdasan, emosi bakat dan pembawaannya
Kosakata
merupakan bagian dari suatu bahasa yang mendasari pemahaman dari bahasa tersebut.
Kualitas kosakata yang dimiliki siswa mempengaruhi empat keterampilan
berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam kecakapan
skill berbahasa inggris.
.Dari uraian di
atas maka diduga terdapat pengaruh kemampuan Kosa Kata terhadap Kemampuan
Menulis Deskripsi Bahasa Inggris
3)
Perbedaan Pengaruh Interaksi
antara Pengaruh Penggunaan
Media Pembelajaran (X1) Penguasaan Struktur Kalimat (X2)
terhadap Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris
(Y)
Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris siswa yang merupakan indaktor kecakapan berbahasa
inggris merupakan tingkat perkembangan
mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Sedangkan
dari sisi guru hasil belajar sebagai alat ukur, apakah siswa telah mengusai
materi yang telah dipelajarinya.
Sedangkan
ICT merupakan teknologi sebgai media / alat bantu yang mencakup seluruh
peralatan tenis untuk memproses dan menyampikan informasi yang salah satunya
dengan menggunkan computer yang berupa hardware dan software untuk menciptakan
presantasi-presantasi agar memudahkan dalam proses belajar mengajar dikelas. Dalam hubungannya dengan hasil belajar Media ICT
merupakan faktor Eksternal yang akan membantu meningkatkan hasil belajar dalam
Pelajaran Bahasa Inggris, media ICT merupakan alat bantu untuk memberikan
Pengalaman belajar yang berkesan tidak hanya mendengar mencatat dan mengerjakan
soal, namun dengan Media ICT siswa akan jauh lebih berkembang meguasai konsep
pembelajaran .
Dalam
Hubungan dengan Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris adalah Struktur
Kalimat Dalam belajar bahasa inggris, Struktur Kalimat Bahasa Inggris sangat
memiliki peranan penting. Semakin banyak sering latihan Struktur Kalimat yang
kita miliki akan semakin mudah kita memahami pembicaraan atau tulisan orang
lain dalam bahasa itu dan semakin mudah pula kita dapat mengemukakan isi
fikiran kita dalam bahasa itu secara lisan maupun tulisan. Sebaliknya,
semakin sedikit Struktur Kalimat bahasa Inggris yang kita miliki, akan semakin
sulit kita memahami pembicaraan atau tulisan orang lain dalam bahasa Inggris
dan akan semakin sulit pula kita mengungkapkan isi fikiran dalam bahasa
Inggris, secara lisan maupun tulisan.
Dari uraian di atas maka diduga terdapat pengaruh
langsung Media Pembelajaran ICT (
information communication and technologi ) dan kemampuan Kosa Kata secara
bersama-sama terhadap Kemampuan
Menulis Deskripsi Bahasa Inggris
C.
HIPTESIS PENELITIAN
Berdasarkan uraian
teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas maka hipotesis
penelitian ini adalah :
1.
Terdapat pengaruh media ICT (information communication
and technologi) terhadap Kemampuan
Menulis Deskripsi Bahasa Inggris Siswa.
2.
Terdapat Penguasaan Struktur Kalimat siswa
terhadap Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris Siswa.
3.
Terdapat pengaruh interaksi antara penggunaan media ICT
(information communication and technologi) dan
Penguasaan Struktur Kalimat siswa
terhadap Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris Siswa.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah
Pertama (SMP) Negeri di Tangerang Barat
gugus 04 Kota Administrasi Kabupaten Tangerang. Di
wilayah tersebut terdapat 4 buah SMP
Negeri, yaitu SMP Negeri 1 Kresek, SMP Negeri 1 Gunung kaler, dan SMP Negeri
Satap Rancailat. SMP Negeri 1 Gunung Kaler Kondisi siswa menurut di
sekolah-sekolah tersebut bisa dilihat pada Tabel 3.1. berikut :
Tabel 3.1. Jumlah
Guru di SMA Negeri Se Kecamatan Kresek
Nama
Sekolah
|
Kelas
|
Jumlah
Rombel
|
Jumlah
Siswa
|
Jumlah
|
|
1
|
SMP Negeri 1 Kresek,
|
VII
|
9
|
274
|
806
|
VIII
|
9
|
268
|
|||
IX
|
8
|
264
|
|||
2
|
SMP Negeri 1 Gunung Kaler
|
VII
|
4
|
312
|
949
|
VIII
|
4
|
306
|
|||
IX
|
4
|
331
|
|||
3
|
SMP Negeri Satap Rancailat
|
VII
|
3
|
272
|
793
|
VIII
|
3
|
264
|
|||
IX
|
3
|
257
|
|||
Jumlah
|
2548
|
Sumber : Seksi Pendidikan SMP Kecamatan
Kresek Kabupaten Tangerang
2. Waktu
49
|
Tabel 3.2. Jadwal Penelitian
No
|
Jenis Kegiatan
|
Bulan/Minggu ke-
|
|||||||||||||||||||
Maret
|
April
|
Mei
|
Juni
|
Juli
|
|||||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1.
|
Penentuan masalah/judul
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
Survey Pendahuluan
|
|
√
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
Menyusun proposal/ Bimbingan Pendahuluan
|
|
|
√
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4.
|
Menyusun instrumen
|
|
|
|
√
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5.
|
Uji Coba Instrumen
|
|
|
|
|
|
√
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6.
|
Proses
Treatment dan pengumpulan data
|
|
|
|
|
|
|
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
|
|
|
|
|
7.
|
Mengolah Data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√
|
√
|
√
|
|
|
|
8.
|
Penyusunan Laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√
|
√
|
√
|
B.
Metode Penelitian
Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan model analisis teatment by level. Jenis pungujian
yangdigunakan adalah Anova Dua Arah. Eksperimen dilakukan pada dua
kelompok/sampel dimana masing-masing kelompok diberi perlakuan (treatment) yang berbeda. Kelompok
pertama diajar dengan menggunakan pembelajaran Media pembelajaran sedangkan kelompok kedua diajar dengan
menggunakan metode pembelajaran konvensional. Masing-masing kelompok dibagi
lagi menjadi dua kategori menurut Penguasaan
Struktur Kalimat bahasa inggris, yaitu kelompok yang mampu
Kosa Kata dan kelompok yang mampu menguasai structure kalimat bahasa inggris.
Tabel 3.3.
Desain Penelitian
Level :
Media ICT (B)
|
Penguasaan Struktur Kalimat (A)
|
∑B
|
|
Kosa kata grammer (A1)
|
Structure
(A2)
|
||
PowerPoint (B1)
|
Y11
|
Y12
|
∑B1
|
Konvensional (B2)
|
Y21
|
Y22
|
∑B2
|
∑A
|
∑A1
|
∑A2
|
|
Keterangan :
A1
: kemampuan Menulis
Deskripsi Bahasa Inggris pada kelompok responden yang menguasai Struktur Kalimat dengan kemampuan kosa
kata grammer.
A2
: kemampuan Menulis
Deskripsi Bahasa Inggris pada
kelompok responden yang menguasai Struktur Kalimat dengan kemampuan
structure kalimat
B1
: kemampuan Menulis
Deskripsi Bahasa Inggris
pada kelompok responden yang menggunakan media ICT dengan PowerPoint
B2 : kemampuan Menulis
Deskripsi Bahasa Inggris
pada kelompok responden yang menggunakan media konvensioanal
Y11 : kemampuan
Menulis
Deskripsi Bahasa Inggris
pada kelompok responden yang menguasi kemampuan kosa kata dan menggunakan media ICT dengan
PowerPoint
Y12
: Kemampuan
Menulis
Deskripsi Bahasa Inggris
pada kelompok responden yang menguasi kemampuan kosa kata dan menggunakan media
konvensional
Y21
:Kemampuan Menulis
Deskripsi Bahasa Inggris
pada kelompok responden yang kemampuan structure kalimat dan menggunakan Media ICT dengan
PowerPoint
Y22
: Kemampuan Menulis
Deskripsi Bahasa Inggris
pada kelompok responden yang menguasai structure kaliamat dan menggunakan media ICT dan media
pembelajaran Konvensioanal.
C. Populasi dan
Sampel
1.
Populasi Target
Populasi target dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas IX (Sembilan) Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Negeri di wilayah Kecamatan Kresek Kota Administrasi Kabupaten Tangerang
2013/2014.
2.
Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Kresek Kabupaten
Tangerang tahun pelajaran 2013/2014. Kondisi anggota populasi
terjangkau ini ini sesuai yang tertera pada Tabel 3.2..
3.
Sampel dan Teknik Pengambilan
Sampel
Dari populasi terjangkau yang ada
kemudian dipilih dua kelas untuk dijadikan kelas-kelas eksperimen, yaitu kelas
yang diajar dengan menggunakan media pembelajaran ICT dan kelas yang diajar dengan menggunakan
metode pembelajaran konvensional. Pemilihan dua kelas tersebut dilakukan secara
acak (random) tertimbang dari kelas-kelas paralel yang ada. Yang dijadikan
pertimbangan adalah rata-rata prestasi akademis, yaitu kelas yang mempunyai
rata-rata prestasi belajar hampir sama.
Dari dua kelas yang terpilih,
karena setiap kelas hanya akan dipilih 32 siswa sebagai anggota sampel, maka
siswa-siswa anggota sampel tersebut dipilih secara acak tertimbang. Sebagai
pertimbangan calon anggota sampel adalah bahwa siswa tersebut tidak termasuk
kelompok istimewa, yang dimaksud kelompok istimewa adalah siswa yang terlalu
pandai atau sebaliknya, bermasalah dalam kehadiran atau bermasalah dalam
kedisiplinan.
D.
Teknik Pengumpulan Data
1.
Data Penelitian
Sesuai
dengan desain penelitian di atas, maka data penelitian yang diperlukan dalam
penelitian ini adalah Data kemampuan Menulis
Deskripsi Bahasa Inggris.
2. Sumber Data
Sedangkan
sumber data untuk data tentang kemampuan Menulis
Deskripsi Bahasa Inggris kemampuan Menulis Deskripsi
Bahasa Inggris kemampuan Menulis Deskripsi
Bahasa Inggris adalah
jawaban yang diberikan oleh responden atas soal tes yang diberikan oleh
peneliti.
3. Teknik Mendapatkan Data
Teknik pengumpulan data untuk
data tentang kemampuan Menulis
Deskripsi Bahasa Inggris adalah dengan melaksanakan tes setelah proses
pembelajaran materi yang dieksperimenkan selesai. Dua kelompok eksperimen tersebut
diuji dengan soal yang sama.
E. Pengembangan Instrumen Penelitian
1.
Instrumen Pengukuran Menulis Deskripsi Bahasa Inggris
a.
Defenisi Konseptual
kemampuan
Menulis Deskripsi Bahasa Inggris adalah hasil yang diperoleh siswa
setelah mengikuti materi Bahasa inggris yang berupa data kualitatif maupun data
kuantitatif.
b.
Defenisi Operasional
hasil
data kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris
adalah penggabungan skor yang diperoleh siswa secara individu maupun
kelompok setelah melaksanakan kegiatan belajar sistem eksresi
jawaban yang benar dibagi dua.
c. Kalibrasi
Instrumen
Untuk mengkalibrasi instrumen
dilakukan dengan menguji tingkat kesukaran, validitas setiap butir soal,
reliabilitas instrumen, dan daya pembeda butir soal. Pengujian tersebut dilakukan pada 18 orang responden anggota populasi tetapi
bukan calon anggota sampel. Rumus-rumus yang digunakan untuk pengujian
disesuaian dengan jenis instrumen yaitu soal tes berbentuk pilihan ganda.
1) Tingkat
Kesukaran Butir Soal Test Hasil Tes Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris Indeks tingkat kesukaran atau Proportional Correct dinotasikan dengan p untuk soal pilihan ganda
diuji dengan rumus (Safari, 2005 : 23) :
; dimana
JB = jumlah peserta tes yang menjawab benar
N = jumlah peserta tes
Kriteria
tingkat kesukaran yang digunakan pada analisa ini adalah : jika p < 0,70
kategori soal mudah, 0,30 < p < 0,70 kategori soal sedang, dan p <
0,30 kategori soal sukar.
2) Pengujian
Validitas Butir Soal Test hasil kemampuan Menulis
Deskripsi Bahasa Inggris
Untuk menghitung validitas butir butir soal pilihan ganda
diuji dengan menggunakan rumus korelasi biserial
(Safari, 2005 : 71) dengan rumus :
; dimana :
rbis(i)
= Koefisien korelasi antara skor butir soal nomor i dengan skor total
Xi = Rata-rata skor total responden
yang menjawab benar butir soal nomor i
Xt = Rata-rata skor total semua responden.
St = Standar deviasi skor total semua responden.
Pi = Proporsi jawaban benar untuk
butir soal nomor i
Qi = Proporsi jawaban salah untuk
butir soal nomor i
3)
Nilai rbis yang diperoleh dari perhitungan
selanjutnya dikonsultasikan dengan r tabel product moment, dimana
kriteria penerimaan butir instrumen valid atau tidak digunakan uji validitas
instrumen dengan rtabel, yang ditentukan uji satu sisi dengan taraf signifikansi ( α ) =
0,05 dan derajat
kepercayaan ( df ) = k – 2 (dimana k = banyaknya responden uji coba).
Kriteria validitas butir soal adalah jika rhitung
lebih besar atau sama. .
3)
Pengujian Realiabilitas Instrumen
hasil test kemampuan Menulis
Deskripsi Bahasa Inggris
Untuk
pengujian reabilitas perangkat soal pilihan ganda digunakan rumus Kuder
Richardson 20 (Safari, 2005 : 54), yaitu :
; dimana
:
rKR = Koefisien
reliabilitas tes
k =
Banyaknya butir soal yang valid
St2 = Varians skor total
PiQi = Varians skor tiap butir.
Pi = Proporsi jawaban benar untuk butir i.
Qi =
Proporsi jawaban salah untuk butir i.
Angka reliabilitas yang diperoleh dari perhitungan
selanjutnya dibandingkan dengan rtabel
pada uji satu sisi dengan taraf signifikansi
( a ) = 0,05 dan derajat kepercayaan (df) = k – 2
dimana k = banyaknya soal yang valid. Kriteria reliabilitasnya adalah jika rhitung lebih besar
dari pada rtabelmaka
instrumen tersebut reliabel.
2.
Instrumen Pengukuran media
pembelajaran berbasis ICT
a.
Definisi Konseptual
Media
pembelajaran berbasis ICT adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran ) sehingga dapat merangsang perhatian, minat,
pikiran,dan perasaan pebelajar dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai
pembelajara tertentu dengan teknologi baik itu visul audio maupun internet.
b.
Definisi Operasional
Media
Pembelajaran merupakan sarana penunjang pembelajaran yang koefeisen yang diharapkan
oleh guru, baik itu menggunkan alat eksternal maupun alat internal.
c.
Kisi – Kisi Instrumen
Kisi – kisi instrumen untuk mengukur variabel ketahanmalangan dituangkan
dalam tabel 3 seperti tampak di bawah ini
.
d. Jenis Instrumen Media Pembelajaran
Berbasis ICT
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data
tentang Media Pembelajaran berbentuk
kuesioner dengan menggunakan rating scale.
Model rating scale
yang digunakan dalam bentuk kontinum dengan 5 (lima) kategori, yaitu nilai
jawaban sangat sesuai = 5, sesuai = 4, ragu-ragu = 3, tidak sesuai = 2, dan
sangat tidak sesuai = 1. Semua pertanyaan diatur sedemikian rupa semua bermakna
positif.
e. Teknik Kalibrasi
Instrumen Media Pembelajaran Berbasis ICT
Untuk mengkalibrasi instrumen
dilakukan dengan menguji validitas setiap butir pertanyaan dan reliabilitas
instrumen tersebut. Pengujian tersebut
dilakukan pada 20 orang responden
anggota populasi tetapi bukan calon anggota sampel.
Untuk menghitung validitas butir kuesioner motivasi belajar siswa menggunakan
rumus korelasi product moment pearson, dimana
kriteria penerimaan butir instrumen valid atau tidak digunakan uji validitas
instrumen dengan rtabel, yang ditentukan uji satu sisi dengan taraf signifikansi ( α ) =
0,05 dan derajat
kepercayaan ( df ) = k – 2 (dimana k = banyaknya responden uji coba).
Kriteria validitas butir soal adalah jika rhitung
lebih besar dari pada rtabelmaka
butir dianggap valid, sedangkan jika rhitung
lebih kecil dari pada rtabel
tidak valid dan tidak digunakan atau butir pertanyaan tersebut dibuang.
F.
Pengujian Persyaratan Analisis Data
Teknik analisis data yang
akan digunakan dalam penelitian ini meliputi dua tahap, yaitu: (1) pengujian
persyaratan analisis dan (2) pengujian hipotesis penelitian. Sebelum dilakukan
pengujian persyaratan analisis, data dari setiap variabel dianalisis deskriptif
untuk mendapat gambaran secara umum hasil penelitian. Data yang diperoleh akan
disajikan dalam besaran statistik deskriptif seperti rata-rata (mean), nilai
tengah (median), frekwensi terbanyak (modus), simpangan baku (standar deviasi).
Selanjutnya data disajikan dalam bentuk distribusi
frekwensi dan histogram dari masing-masing perlakuan.
1.
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah
data hasil pengumpulan berdistribusi normal atau tidak. Hal ini akan
berpengaruh pada proses lanjutan analisis statistik, jika data berdistribusi
normal, maka analisis dilanjutkan menggunakan statistik parametrik, sedangkan
jika data tidak berdistribusi normal, maka analisis dilanjutkan menggunakan
statistik non parametrik. Uji normalitas dapat dilakukan menggunakan analisis
Kolmogorov Smirnov dalam SPSS 17.0. Distribusi data dikatakan normal jika nilai
sig KS > 0,05. Perhitungan normalitas akan dilakukan menggunakan bantuan
program komputer SPSS 17.0.
2.
Uji Homogenitas
Untuk
Uji Homogenitas (jika hanya dua sampel yang dibandingkan) digunakan hipotesis
sebaga berikut :
H0
: s12 = s22 = s22 = ........ =
s22
H1
: s12 ¹s22 ¹s22 ¹ ……. ¹s22
dimana s12 dan s22 masing-masing adalah simpangan baku sampel
pertama dan kedua.
Dalam
praktiknya, akan digunakan bantuan program SPSS 17.0 untuk menghitung uji
homogenitas, yaitu melalui pengujian Anova Satu Arah. Pada pngujian Anova Satu
Arah dengan SPSS tersebut, output yang
diperhatikan adalah nilai kolom Sig
pada tabel Test of Homogeneity of
Variances. Kriteria pengujiannya adalah jika nilai Sig > 0,05 maka
pengujian tersebut signifikan dalam arti bahwa data-data dari sampel tersebut
diperoleh dari populasi yang homogen.
G.
Hipotesis Penelitian dan Teknik Pengujian Hipotesis
1.
Hipotesis Statistika
Sesuai
dengan hipotesis yang sudah dibuat di akhir Bab II maka hipotesis statistika
pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Hipotesis 1
:
H0
: µA1 = µA2 ;
H1 : µA1> µA2 ;
artinya :
H0
: tidak terdapat
perbedaan rata-rata antara Hasil kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris siswa yang menguasai Kosa kata dengan rata-rata
kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa
Inggris siswa yang menguasai stukture kalimat bahasa inggris
H1
: terdapat perbedaan
rata-rata antara Menulis Deskripsi Bahasa Inggris
siswa yang menguasai Kosa kata grammer dengan rata-rata kemampuan Menulis
Deskripsi Bahasa Inggris
siswa yang menguasai stukture kalimat bahasa inggris
Hipotesis 2 :
H0 :
µB1 = µB2 ;
H1 : µB1> µB2
; artinya :
H0 : tidak terdapat perbedaan rata-rata antara rata-rata
kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Inggris siswa yang menggunakan Media
ICT dengan rata-rata kemampuan Menulis
Deskripsi Bahasa Inggris
yang menggunakan Media Konvensional.
H1 :terdapat
perbedaan rata-rata antara rata-rata Menulis Deskripsi
Bahasa Inggriyang
menggunakan Media Pembelajaran ICT dengan rata-rata Menulis
Deskripsi Bahasa Inggris yang
menggunakan Media pembelajaran Konvensional
b. Hipotesis 3
:
H0 :
A x B = 0;
H1 : A x B ≠ 0 ; artinya :
H0 : Tidak terdapat pengaruh interaksi Penguasaan Struktur Kalimat dan Media ICT siswa terhadap Menulis
Deskripsi Bahasa Inggris
H1
: Terdapat pengaruh
interaksi Penguasaan Struktur
Kalimat dan Media
ICT siswa terhadap Menulis Deskripsi Bahasa InggriMenulis
Deskripsi Bahasa Inggris
2.
Teknik Pengujian Hipotesis
Langkah-langkah
untuk pengujian atau pebuktian hipotesis tersebut adalah sebagai berikut :
·
Membuat
tabel untuk pengelompokan data yang diperlukan untuk pengujian Anova Dua Arah,
yaitu sesuai dengan desain penelitian yang sudah ditulis pada awal bab ini.
Tabel 3.6. Desain Anova Dua Arah
Level :
Media
Pembelajaran (B)
|
Penguasaan Struktur Kalimat (A)
|
∑B
|
|
Kosa kata (A1)
|
structure(A2)
|
||
ICT (B1)
|
Y11
|
Y12
|
∑B1
|
Konvensional
(B2)
|
Y21
|
Y22
|
∑B2
|
∑A
|
∑A1
|
∑A2
|
|
Tabel
3.7. Table
Statistik Deskriptif untuk Anova Dua Arah
|
A-1
|
A-2
|
∑B
|
B-1
|
ny
∑Y
∑Y2
|
ny
∑Y
∑Y2
|
ny
∑Y
∑Y2
|
B-2
|
ny
∑Y
∑Y2
|
ny
∑Y
∑Y2
|
ny
∑Y
∑Y2
|
∑A
|
ny
∑Y
∑Y2
|
ny
∑Y
∑Y2
|
ny
∑Y
∑Y2
|
Keterangan :
ny =
banyaknya subyek dalam kelompok
= rata-rata skor untuk
masing-masing kelompok
∑Y = jumlah skor dalam setiap kelompok
∑Y2 = jumlah kuadrat setiap skor dala kelompok
a. Membuat tabel rangkuman ANOVA dua arah
Tabel
3.8. Table
Statistik Deskriptif untuk Anova Dua Arah
Sumber
Varians
|
UD
|
JK
|
RJK
|
Fh
|
Ft
|
|
0,05
|
0,01
|
|||||
Antar Kolom (Ak)
Antar Baris (AB)
Interaksi
|
db(Ak)
db(Ab)
db(I)
|
Jk(Ak)
Jk(AB)
Jk(I)
|
Rjk(Ak)
Rjk(Ab)
Rjk(I)
|
Fh
(Ak)
Fh
(Ab)
Fh
(I)
|
Ft
(Ak)
Ft
(Ab)
Ft
(I)
|
Ft
(Ak)
Ft
(Ab)
Ft
(I)
|
Antar Kelompok (A)
|
Db(A)
|
Jk(A)
|
Rjk(A)
|
Fh
(A)
|
Ft
(A)
|
Ft
(A)
|
Dalam Kelompok (D)
|
Db(D)
|
Jk(D)
|
Rjk (D)
|
─
|
─
|
─
|
Total di Reduksi (TR)
Rerata/Koreksi (R)
|
Db(TR)
Db(R)
|
Jk(TR)
Jk(R)
|
Rjk(TR)
Rjk(R)
|
─
─
|
─
─
|
─
─
|
Total (T)
|
80
|
Jk(T)
|
─
|
─
|
─
|
─
|
b. Menentukan db, JK > RJK, Fh dan Ft
Menentukan derajat kebebasan (db), jumlah kuadrat (Jk), Varians (RJK) dan Fhitung
(Fh) serta Ftabel (Ft) untuk pengisian dalam
tabel rangkuman ANOVA di atas, yaitu diperoleh sebagai berikut:
1)
Menentukan
derajat kebebasan
a)
db (Ak) = k – 1
b)
db (Ab) = b – 1
c)
db (I) = (k – 1)(b – 1)
d)
db (A) = k.b – 1
e)
db (D) = n00 – k.b
f)
db (TR) = n00 – 1
g)
db (R) = 1
h)
db (T) = n00
2)
Menentukan
jumlah kuadrat (JK)
a)
JK (T) =
b)
JK (R) =
c)
JK(TR) = JK(T) – JK(R)
d)
JK(A) =
e)
JK(Ak) =
f)
JK (Ab) =
g)
JK(I) = JK(A) – JK(Ak) – JK(Ab)
h)
JK(D) = JK(TR) – JK(A)
3)
Menentukan
Varians (S2) atau RKJ :
a)
Rjk(Ak) = δ2 (Ak) =
b)
Rjk(AB) = δ2 (Ab) =
c)
Rjk(I) = δ2 (I) =
d)
Rjk(A) = δ2 (A) =
e)
Rjk(D) = δ2 (D) =
4)
Menentukan
Nilai Fhitung (Fh)
a)
Fh(Ak) =
b)
Fh(Ab) =
c)
Fh(I) =
d)
Fh(A) =
5)
Menentukan
Nilai Ftabel (Ft) = F(α, db1, db2)
db1 = db pembilang = k
– 1
db2 = db penyebut = n
– 1
k = jumlah
kolom/baris/perlakuan/kelompok
n = jumlah data sampel
6). Penguji Hipotesis dan penarikan kesimpulan
·
Untuk
varians antar baris atau hipotesis 1 :
Kriteria pengujian hipotesis
-
Tolak H0
dan terima H1 : Jika Fh (AK)> Ft
-
Terima H0
dan tolak H1 : Jika Fh (AK)< Ft
·
Untuk
varians antar kolom atau hipotesis 2 :
Kriteria pengujian Hipotesis :
-
Tolak H0
dan terima H1 : Jika Fh (AB)> Ft
-
Terima H0
dan tolak H1 : Jika Fh (AB)< Ft
·
Untuk
varians interaksi dua variabel bebas atau hipotesis 3 :
Kriteria pengujian Hipotesis :
-
Tolak H0
dan terima H1 : Jika Fh (I)> Ft
-
Terima H0
dan tolak H1 : Jika Fh (I)< Ft
Dalam praktiknya,
akan digunakan bantuan program SPSS 17.0 untuk pengujian hipotesis tersebt,
yaitu melalui pengujian Anova Dua Arah. Pada pngujian Anova Dua Arah dengan
SPSS tersebut, output yang diperhatikan
adalah nilai kolom Sig pada tabel Tests of Between-Subjects Effects
seperti tampak pada Tabel 3.11.
Tabel 3.9. Hasil
Pengujian Anova Dua Arah
Tests of Between-Subjects Effects
|
|||||
Dependent Variable
: Menulis Deskripsi
Bahasa Inggris
|
|||||
Source
|
Type III Sum of Squares
|
df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
Corrected Model
|
………..
|
……
|
………..
|
………
|
………..
|
Intercept
|
………..
|
……
|
………..
|
………
|
………..
|
Media
Pembelajaran
|
………..
|
……
|
………..
|
………
|
………..
|
Penguasaan
Strukture Kalimat
|
………..
|
……
|
………..
|
………
|
………..
|
Media
Pembelajaran * Penguasaan Strukture Kalimat
|
………..
|
……
|
………..
|
………
|
………..
|
Error
|
………..
|
……
|
………..
|
|
|
Total
|
………..
|
……
|
|
|
|
Corrected Total
|
………..
|
……
|
|
|
|
a. R Squared = (Adjusted
R Squared =)
|
Kriteria pengujiannya
adalah :
1.
Untuk hipotesis 1 : jika nilai Sig pada
baris Media
Pembelajaran kurang dari 0,05 maka H0 di tolak atau H1
diterima dalam arti bahwa terdapat
perbedaan rata-rata hasil Menulis
Deskripsi Bahasa Inggris
yang diajar dengan menggunakan media
pembelajaran ICT sebelum diajarkan guru dengan rata-rata Menulis
Deskripsi Bahasa Inggris
yang diajar dengan yang diajar dengan menggunakan median pembelajaran
konvensional.
2.
Untuk hipotesis 2 : jika nilai Sig pada
baris penguasaan structure Kalimat kurang dari
0,05 maka H0 di tolak atau H1 diterima dalam arti
bahwa terdapat
perbedaan rata-rata antara rata-rata Menulis Deskripsi
Bahasa Inggris yang
mempunyai kemampuan Mengausai Kosa Kata
Grammer dengan Menulis
Deskripsi Bahasa Inggris siswa yang mempunyai kemampuan Menguasai Structure Bahasa Inggris. .
3.
Untuk hipotesis 3 : jika nilai Sig pada
baris Media
Pembelajaran * Penguasaan
Struktur Kalimat kurang dari 0,05 maka H0
di tolak atau H1 diterima dalam arti bahwa terdapat pengaruh interaksi
pemberian tugas merangkum materi pelajaran sebelum disampaikan guru dan sikap
siswa pada Menulis Deskripsi Bahasa Inggris
3.
Teknik Uji Lanjut
Pengujian
lanjut ini dilakukan untuk pengujian hipotesis 1 yaitu perbandingan antar kolom
atau untuk membuktikan ada atau tidaknya pengaruh penggunaan media pembelajaran
terhadap hasil belajar kimia, dan untuk
pengujian hipotesis 2 yaitu perbandingan antar baris atau untuk membuktikan ada
atau tidaknya pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar kimia.
Teknik
pengujian lanjut dilakukan dengan menggunakan teknik uji beda rata-rata.
Hipotesis statistikanya sama, sedangkan rumus pengujiannya adalah dengan menggunakan rumus Fisher
(Sudjana , 1996: 242) sebagai berikut :
dimana
dan: X1 =
rata-rata variabel pertama
X2 = rata-rata variabel kedua
n1= jumlah sampel I
n1
+ n2 – 2 = derajat kebebasan
n2 =
jumlah sampel I
s1 =
varian sampel II
s2 =
varian sampel II
Nilai
t yang diperoelh dari rumus di atas disebut thitung .Kesimpulan atas
pengujian hipotesis digunakan kriteria pengujian dengan derajat kebebasan n1
+ n2 – 2 dan taraf signifikan sebesar 5 % sebagai berikut :
Tolak H0 apabila t hitung
> t tabel
4.
Cahyani, Isah (2002). Optimalisasi
MKDU Bahasa Indonesia untuk Pengembang-
an Keterampilan Menulis. Makalah dalam Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra,
dan pengajarannya. Bandung: FPBS
UPI.
Resmini, Novi. (2002). Pembelajaran
Menulis Cerita Berdasarkan Pengembang-
an Guided Writing Procedure. Makalah dalam Jurnal Pendidikan Bahasa, Sas-
tra, dan Pengajarannya.
Bandung: FPBS UPI.
Sutari, Ice.
(1977). Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: IKIP.
rown,
H. Douglas. 2007. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa.
Pearson Education, Inc, Kedubes Amerika Serikat:
Jakarta.
Chaer, A. 2009. Psikolinguistik;
Kajian Teoritik. Jakarta: PT Rineka Karya.
Djarwowidjojo, S. 2012. Psikolinguistik: Pengantar
Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Ghazali, A. S. 2010. Pembelajaran
Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan Komunikatif-Interaktif. Bandung:
Refika Aditama.
Nurgiyantoro, B. 2012. Penilaian Pembelajaran Bahasa:
Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Saryono, D. 2010. Pemerolehan Bahasa: Teori dan
Serpihan Kajian. Malang: Nasa Media.
Syah, M. 2011. Psikologi
Pendidikan; dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya Offset.
Winataputra.
U. S. 2007. Teori
Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Diposkan oleh Apriyani
Purwaningsih di 19.18
Di Posting Oleh , Pada 12.54 dan 0 komentar
Ditulis Oleh : YOUR NAME | YOUR DESCRIPTION
Anda sedang membaca sebuah artikel yang berjudul pak arief proposal. Dengan url https://arievrifai.blogspot.com/2013/07/bahasa-inggris.html. Jika anda suka dengan artikel ini silahkan ambil dengan syarat Term of Use. Jika anda ingin meng copy-paste tolong berikan sumbernya dan baca terlebih dahulu Term of Use.