BLOG NAME || Artikel: skala penilian sikap kecemasan
Share Gan:
<0 2001:46="" kategori="" nana="" soal="" span="" sudjana="" sukar="">0>
Di Posting Oleh , Pada 23.05 dan 0 komentar
Share Gan:
A.
Kajian
Teori Pengertian Kecemasan
Kecemasan
merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan
dialami oleh semua makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari. Kecemasan
merupakan pengalaman subjektif dari individu dan tidak dapat di observasi
secara langsung serta merupakan suatu keadaan emosi tanpa objek yang spesifik.
Kecemasan pada individu dapat memberikan motivasi untuk mencapai sesuatu dan
merupakan sumber pentingdalam usaha memelihara keseimbangan hidup. Kecemasan
adalah respon emosi tanpa objek yang spesifik yang secara subjektif dialamidan
di komunikasikan secara interpersonal.
Definisi
Kecemasan adalah kebingungan, kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi
dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu
dan tidak berdaya. (Suliswati, 2005).Ansietas sangat berkaitan denga perasaan
tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang
spesifik. Ansietas berbeda dengan rasa takut,yang merupakan penilaian
intelektua lterhadap sesuatu yang berbahaya. (Wiscarz, gail, 1998)
Ansietas
adalah keadaan dimana seorang mengalami perasaan gelisah/cemas dan aktiv asi
system syaraf otonom dalam berespon terhadap ancaman yang tidak jelas, tak spesifik.
Seseorang yang mengalami ansietas tidak dapat mengidentifikasi ancaman.
Ansietas dapat terjadi tanpa rasa takut namun ketakutan biasanya tidak terjadi tanpa
ansietas. (Capernito, Linda jual,1999)
Tingkat
Kecemasan Menurut Peplau ada empat tingkat kecemasan yang di alami oleh individu
yaitu ringan, sedang, beratdan panik.
1. KecemasanRingan
Dihubungkan
dengan ketegangan yang di alami sehari-hari.
Individu masih waspada serta lapang persepsinya meluas, menajamkan indra. Dapat
memotivasi individu untuk belajar dan mampu memecahkan masalah secara efektif dan
memenghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.
2. Kecemasan Sedang
Individu
terfokus hanya pada pikiran yang menjadi perhatiannya, terjadI penyempitan lapangan
persepsi, masih dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang lain.
3. KecemasanBerat
Lapangan
persepsi individu sangat sempit. Pusat perhatiannya pada detil yang kecil
(spesifik) dan tidak dapat berpikir tentang hal-hal lain. Seluruh prilaku dimaksudkan
untuk mengurangi kecemasan dan perlu banyak perintah/arahan untuk terfokus pada
area lain.
4. Panik
Individu
kehilangan Kendali diri detil perhatian hilang. Karena hilangnya kontrol, maka tidak
mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah. Terjadi peningkatan aktivitas motorik,
berkurangnya kemampuan berhubungan dengan orang lain, penyimpangan persepsi dan
hilangnya pikiran rasional, tidak mampu berfung sisecaraefektif. Biasanya disertai
dengan disorganisasi kepribadian. (Suliswati, 2005)
Faktor
Predisposisi
Dalam
pandangan psikoanalitikan sietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua
elemen kepribadian-id dan superego
Menurut
pandangan interpersonal ansietas timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya
penerimaan danpenolakan interpersonal. (Wiscarz, Gail,1998)
Kecemasan
terjadi sebagai akibat dari ancaman terhadap harga diri atau identitas diri
yang sangat mendasar bagi keberadaan individu. (Suliswati, 2005)
Teori-Teori
Dalam Kecemasan
1) Teori Interpersonal
Sulivan
mengemukakan bahwa kecemasan timbul akibat ketidak mampuan untuk berhubungan
interpersonal dansebagaiakibatpenolakan.
2) Teori Prilaku
Teori
prilaku menyatakan bahwa kecemasan merupakan hasil frustasi akibat berbagai hal
yang mempengaruhi individu dalam mencapai tujuan yang di inginkan.
3) TeoriKeluarga
Studi
pada keluarga dan epidemiologi memperlihatkan bahwa kecemasan selalu ada pada tiap-tiap
keluarga dalam berbagai bentuk dan sifatnya heterogen.
4) Teori Biologik
Otak
memiliki reseptor khusus terhadap benzodiazepin, reseptor tersebut berfungsi membantu
regulasi kecemasan. (Suliswati, 2005)
B.
DefinisiKonseptual
Kecemasan merupakan sebuah keadaan sesaat
sebagai kecenderungan yang relative menetap dan sebagai suatu proses kognitif emosional
yang kompleks, kecemasan bisabersifat sementara dan berubah-ubah tergantung pada
besarkecilnya tekanan yang dihadapi seseorang.
C.
DefinisiOperasional
Kecemasan
adalah hasil
dari
pengalaman siswa yang
dicapai oleh siswa setelah mengalami proses belajar mengajar untuk
mengidentifikasi gejala dan cara penanggulangan dalam proses belajar mengajar
agar peserta didik lebih baik,
D.
Kisi
KisiInstrumen
Variable
|
Dimensi
|
Indikator
|
No Item
|
Jumlah
|
|
(+)
|
(-)
|
|
|||
Anxiety
|
Trait
anxlety
|
a. Motivasi menurun
|
|
|
|
b. Tegang
|
|
|
|
||
c. Khawatir
|
|
|
|
||
d. Takut gagal
|
|
|
|
||
e. Merasa terancam
|
|
|
|
||
f. Kurang percaya diri
|
|
|
|
||
g. Tidak dapat mengendalikan emosi
|
|
|
|
||
h. Konsentrasi terganggu
|
|
|
|
||
State anxlety
|
a. Peubahan irama pernafasan
|
|
|
23
|
|
b. Gemetar
|
|
|
|
||
c. Keringant berlebihan
|
|
|
|
||
d. Denyut jantung berdetakcepat
|
|
|
|
||
e. Gannguan pencernaan
|
|
|
|
||
f. Kontraksi Otot setempat
|
|
|
|
Skala penyusunana kuisioner
yang digunakan adalah skala Summeted rating scale (LIKERT) skala likert merupakan
metode pensklaan pernyataan sikap yang menggunkan distribusi respon sebagai penentu
nilai skalanya ( Azwar,2010:97), sedangkan menurut pendapat ihsan (2009:97)
reponden diminta untuk memilih salah satu respon yang seseuai dengan dirinya terhadap
pernyataan dari 5 katagori jawaban, yaitu sangat sesuai (SS) sesuai (S)
ragu-ragu (R) tidak sesuai (TS) sangat tidak sesuai (STS) dalam setiap pernyataan
memiliki rentan f skor 1 - 5, dimana setiap pernyataan terdapat nilai favourabe
l(+) danun favourabel (-).
Pola
Penskoran alat pengempulan data
Pilihan
|
Favourabel (+)
|
unFavourabel (-)
|
Sangatsesuai
|
5
|
1
|
Sesuai (S)
|
4
|
2
|
Ragu-ragu
|
3
|
3
|
Tidaksesuai
|
2
|
4
|
Sangattidaksesuai
|
1
|
5
|
E.
Uji
Coba Instrumen
Instrument
yang telah disusun harus di ujicobakan untuk mengukur tingkat validitas danrabilitas
sari setiap butir pernyataan – pernyataan. Dari ujicoba instrument akan diperoleh
sebuah instrument yang memenuhi syarat dan dapatdigunakansebagai alat pengumpulan
data.
Uji
coba intrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengukur validitas danrealibitas
instrument serta untuk menguk sejauh mana instrument dapat menggmabarkan dengan
tepat gejal- gejalayang akan diukur. Uji coba intrumen dilakukan di SMP Negeri
1 Kresek dan diberikan pada 50 responden dari 2 kelas yang diambil sample 25
siswa kelas 8A dan 25 siswa kelas 8B selanjutnya para sample mengisi angket,
sebelumnya angket yang akan dikerjakan oleh siswa diberitahukan terlebih dahulu
prosedur pengisian agar penilain sesuai dengan tujuan, hasil dari angket siswa
data yang diperoleh akandiolah data nyamenggunakan software SPSS seri 16.
1. Ujivalidasi
MenurutAzwar; (2009:175) menyatakan
bahwa “Uji validasi dilakukan untuk menunjukan sejauh mana ketepatan dan kecermatan
suatu interumen pengukur (TES) dalam melakukan fungsi ukurnya”.
Validasi isi dilakukan dengan cara meminta
pendapat para ahli (ekpers judgment) dalam hal ini diminta pendapatnya mengenai
instrument yang telah disusun, kemudian para ahli memberikan keputusan apakah
instrument tersebut dapat digunakan tanpa perbaikan, atau pun di perbaiki ulang
oleh para ahli (dosen). Pendapat yang diperoleh darihasil Judgment adalah perbaikan
penulisan dan pengapusan, setelah instrument.
2. Reabilitas instrument penelitian
Reabilitas atau konsistensi .suatu
instrument penelitian dikatakan mempunyai nilai reabilitas yang tinggi, apabila
tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak
diukur. Reabilitas suatu tes pada umumnya diekspresikan secara numeric dalam
bentuk koefesien. Koefesien yang tinggi menunjukan reabilitas tinggi dan
sebaliknya .jika suatu tes mempunyai reabilitas sempurna, berarti tes tersebut
mempunyai koefesien +1. Prof .Sukardi ,Ph.D(2005:127)
Keterhandalan (reabilitas) perangkat soal
untuk soal pilihan ganda diuji dengan menggunakan Kuder Richardson 20 (K-R 20)
.safari , (2004:54), dengan rumus :
= = dimana :
= Koefesien reabilitas tes
= banyaknya
butir soal
= varians skor
total.
= varians skor
butir
= proporsi
jawaban benar untuk butir I
= proporsi
jawaban salah untuk butir I
F.
Analisis ButirPernyataan Soal tes
Analisis butir pernyataan soal tes
terdiri dari dari analisis kesukran dan daya pembeda soal-soal tes.
1.
Pengujian
tingkat kesukaran (difficult indect)
Pengujian taraf kesukaran digunakann
untuk menentukan tiap butir soal tergolong mudah,sedang,atau sukar. Taraf
kesukaran soal yaitu angka yang menunjukan proporsi siswa yang menjawab benar
butir soal tersebut. Besarnya indeks kesukaran antara 0,001-1,00. Soal dengan
indeks 0,00 menunjukan bahwa soal tersebut terlalu sulit, sebaliknyaa dengan
indeks kesukaran 1,00 menunjukan bahwa soal tersebut terlalu mudah , untuk
mengetahui taraf kesukaran butir soal digunakan rumus prof.Dr .Suharsimi
Arikunto(2001: 207)
Selain pengujian terhadap validitas
butir dan reabilitas , peneliti juga menentukan tingkat kesukaran butir soal,
indeks tingkat kesukaran atau Proprtional
Correct dinotasikan dengan p . rumusnya (Drs.Safari, M.A.,;2004:23)
adalah
P= : dimana
= jumlah peserta tes yang menjawab
benar
= jumlah peserta tes
Indeks
kesukaran butir merupkan proporsi responden yang menjawab benar suatu butir
dengan seluruh peserta tes. Indeks
kesukaran butir berkisar antara 0 sampai dengan 1 , artinya jika p =
0 berarti tak seorang pun responden dapat menjawab butir tersebut,sebaliknya
jika p = 1, maka semua responden
dapat menjawab butir dengan benar, kriteria tingkat kesukaran yang digunakan
pada analisa ini adalah : jika p < 0,70 kategori soal mudah , 0,30<p<0 dan="" i="" kategori="" sedang="" soal="" style="mso-bidi-font-style: normal;">p 0>
2. Pengujian daya pembeda ( diskriminatife
indeks)
Daya
pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang
pandai ( berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai ( berkempaun
rendah) sepertinya indeks kesukaran , indeks diskriminasi ( daya pembeda )
berkisar antara 0,00 sampai dengan 1.00 hanya bedanya, indeks diskriminasi
memilki tanda (-) negative. Tanda negative pada indeks diskriminasi digunakan
jika sesuatu soal “ terbalik” menunujukan kualitas testee. Anak pandai tersebut
bodoh dan anak bodoh disebut pandai ( Prof. Dr . Suharsimi Akunto; 2001:211)
Daya
pembeda soal adalah kemampuan butir soal dapat membedakan anatara warga belajar
yang telah menguasai materi yang telah dinyatakan oleh butir soal tersebut,
untuk menentukan tinggi rendahnya daya pembeda pada penelitian ini digunakan
rumus koefesien korelasi biserial ( Dr. Safari,M.A.;2004:26), yaitu :
rbis
(i) = ; dimana :
rbis (i)
=Koefesien Korelasi biserial antara
skor butir soal nomor I dengan skor total
Rata-rata total reponden yang
menjawab benar butir soal nomor i
Rata-rata total reponden yang
menjawab salah butir soal nomor i
Standar devisiasi skor total semua responden.
Proporsi reponden yang menjawab
benar butir soal nomor i
Proporsi reponden yang menjawab salah butir
soal nomor i
Kriteria
:
Klasifiakasi
Daya pembeda soal yang digunakan pada analisa ini adalah (Safari,2004:27):
-0,50
≤ rbis (i) ≤ 1,00 :
soal diterima atau baik
-0,20≤ rbis (i) <
0,50 : soal diterima tetapi perlu
diperbaiki .
-0,00≤ rbis (i) <
0,20 :soal tidak bisa digunakan atau dibuang.
Soal yang diujikan pada kelas lain (
kelas VIII/C) yang diperoleh secara acak atau random diperoleh hasil yang
menggambarkan kemampuan soal membedakan siswa yang menguasai materi-materi
pelajaran dari soal yang diujikan.
G.
Insturmen
skala sikap kecemasan
Untuk setiap item di bawah ini, harap menempatkan tanda
centang (ô€€¹) di kolom yangpaling menggambarkan seberapa sering Anda merasa atau
berperilaku dengan cara ini selama beberapa hari terakhir. Bawa formulir yang telah dilengkapi dengan Anda untuk kantor untuk penilaian dan
penilaian selama kunjungan kantor Anda.
berperilaku dengan cara ini selama beberapa hari terakhir. Bawa formulir yang telah dilengkapi dengan Anda untuk kantor untuk penilaian dan
penilaian selama kunjungan kantor Anda.
Tempat tanda centang (ô€€¹) pada kolom yang benar. 1 Saya merasa lebih gugup dan cemas dari biasanya.
2 Saya merasa takut tanpa alasan sama sekali.
3 Aku mudah marah atau merasa panik.
4 Aku merasa seperti aku jatuh terpisah dan akan berkeping-keping.
5 Saya merasa segala sesuatu yang baik-baik saja dan tidak ada yang buruk akanterjadi.
6 lengan saya dan kaki goyang dan gemetar.
7 Saya terganggu oleh leher sakit kepala dan nyeri punggung.
8 Saya merasa lemah dan mudah lelah.
9 Aku merasa tenang dan bisa duduk diam dengan mudah.
10 Aku bisa merasakan detak jantung saya cepat.
11 Saya terganggu oleh mantra pusing.
12 Aku punya mantra pingsan atau merasa seperti itu.
13 Aku bisa bernapas masuk dan keluar dengan mudah.
14 saya mendapatkan perasaan mati rasa dan kesemutan di jari-jari tangan & kaki.
15 Saya terganggu oleh sakit perut atau gangguan pencernaan.
16 Aku harus mengosongkan kandung kemih saya sering.
17 Tanganku biasanya kering dan hangat.
18 Wajahku menjadi panas dan memerah.
19 aku tertidur dengan mudah dan mendapatkan istirahat malam yang baik.
20 Saya mengalami mimpi buruk.
2 Saya merasa takut tanpa alasan sama sekali.
3 Aku mudah marah atau merasa panik.
4 Aku merasa seperti aku jatuh terpisah dan akan berkeping-keping.
5 Saya merasa segala sesuatu yang baik-baik saja dan tidak ada yang buruk akanterjadi.
6 lengan saya dan kaki goyang dan gemetar.
7 Saya terganggu oleh leher sakit kepala dan nyeri punggung.
8 Saya merasa lemah dan mudah lelah.
9 Aku merasa tenang dan bisa duduk diam dengan mudah.
10 Aku bisa merasakan detak jantung saya cepat.
11 Saya terganggu oleh mantra pusing.
12 Aku punya mantra pingsan atau merasa seperti itu.
13 Aku bisa bernapas masuk dan keluar dengan mudah.
14 saya mendapatkan perasaan mati rasa dan kesemutan di jari-jari tangan & kaki.
15 Saya terganggu oleh sakit perut atau gangguan pencernaan.
16 Aku harus mengosongkan kandung kemih saya sering.
17 Tanganku biasanya kering dan hangat.
18 Wajahku menjadi panas dan memerah.
19 aku tertidur dengan mudah dan mendapatkan istirahat malam yang baik.
20 Saya mengalami mimpi buruk.
H.
Daftar pustaka
http//www.arievrifai@blogspot.com-
kecemasan – gejala-anak – dalam- mengikuti pembelajaran
http//www.wikipedia.com
pengertian - kecemasan
Zung, W.W.K. (1974). Pengukuran mempengaruhi: depresi dan kecemasan. Mod Probl Pharmacopsychiatry, 7, 170-188.
T aylor, J.A. (1951) Hubungan antara kecemasan terhadap respon kelopak mata dikondisikan. J Exp psikologi, 41, 81-92.
Taylor, J.A. (1956). Drive teori dan kecemasan nyata. Psikologi Bull, 53, 303-320.
Kendall, E. (1954). Validitas Taylor Manifest Anxiety Skala. J Konsultasikan psikologi, 18, 429-432.
Khan, S.B. (1970). Dimensi kecemasan nyata dan hubungan mereka dengan prestasi perguruan tinggi. Konsultasikan psikologi J Clin, 35, 223-228.
McDowell, I. & Newell, C. (1996). Mengukur Kesehatan: A Guide to Rating Scales dan Kuesioner. (2nd ed.). New York: Oxford University Press.
T aylor, J.A. (1951) Hubungan antara kecemasan terhadap respon kelopak mata dikondisikan. J Exp psikologi, 41, 81-92.
Taylor, J.A. (1956). Drive teori dan kecemasan nyata. Psikologi Bull, 53, 303-320.
Kendall, E. (1954). Validitas Taylor Manifest Anxiety Skala. J Konsultasikan psikologi, 18, 429-432.
Khan, S.B. (1970). Dimensi kecemasan nyata dan hubungan mereka dengan prestasi perguruan tinggi. Konsultasikan psikologi J Clin, 35, 223-228.
McDowell, I. & Newell, C. (1996). Mengukur Kesehatan: A Guide to Rating Scales dan Kuesioner. (2nd ed.). New York: Oxford University Press.
Judul: skala penilian sikap kecemasan
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh Unknown
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh Unknown
Di Posting Oleh , Pada 23.05 dan 0 komentar
Ditulis Oleh : YOUR NAME | YOUR DESCRIPTION
Anda sedang membaca sebuah artikel yang berjudul skala penilian sikap kecemasan. Dengan url https://arievrifai.blogspot.com/2013/07/skala-penilian-sikap-kecemasan_6674.html. Jika anda suka dengan artikel ini silahkan ambil dengan syarat Term of Use. Jika anda ingin meng copy-paste tolong berikan sumbernya dan baca terlebih dahulu Term of Use.